74. Bantuan dan Pasukan Baru

4.9K 493 53
                                    

Mereka!?

“Lestia!?”

“Hadir! Ehehehe...”

Sambil menjawab panggilan yang berisi keterkejutanku, ia tertawa. Kelima orang berjubah ungu tipis ini adalah kelompokku di akademi Lifozo. Benar, mereka adalah Lestia, Gerrard, Maria, Isla, dan juga Aruhi.

“Kenapa kalian ada di sini?”

“Kenapa? Tidak boleh?”

“Hei, aku menanyakan alasannya, Isla.”

“Aku menjawabnya dengan pertanyaan.”

Gadis ini... walau kutinggal selama 3 minggu, ia sama sekali tidak berubah. Karena kesal, tangan kananku secara otomatis menggenggam kepalanya menggunakan ‘tangan naga’ dengan kekuatan sedang.

“Aaa—!! Ibane! Sakit, sakit!”

Aku melepas kepalanya, tapi tatapan tajam tetap kuberikan. Ia memegangi kepalanya yang masih sakit akibat ‘tangan naga’, sedangkan Lestia dan lainnya hanya tersenyum masam, kecuali Maria, ia mengusap pelan ubun-ubun sahabat Lestia itu.

Iliya dan Yukari hanya bisa kebingungan melihat kami. Yah, itu karena mereka belum mengenali kelima orang ini, jadi kurasa itu adalah reaksi yang wajar. Kemudian aku kembali melihat ke arah Lestia.

“Jadi kenapa kalian datang kemari? Lalu apa alasan kalian menyerangku secara serempak seperti itu?”

“Kami datang kemari karena permintaan Sirius-sensei.”

Eh? Sirius?

“Untuk apa?”

“R-A-H-A-S-I-A.”

Sambil mengeja huruf demi huruf, ia menempelkan jari telunjuk di bibirnya dan menutup sebelah belahnya. Melihatnya melakukan hal seperti ini, aku hanya memasang wajah datar tak berekspresi.

Saat aku menatap Lestia dengan tatapan tanpa ekspresi, aku merasakan seseorang menarik-narik baju dari belakang. Ketika aku menoleh, aku melihat Iliya dan Yukari dengan wajah yang penuh kebingungan.

“Ibane, apa kau tahu siapa mereka?”

“Mereka adalah teman-temanku dari akademi Lifozo.”

“”Eh?””

Mendengar kalimat yang kulontarkan dari bibirku, mata mereka terbelalak dan mulut mereka terbuka lebar. Sudah pasti mereka sangat terkejut, tentu saja aku juga karena aku tidak pernah dikabari oleh Lestia akan kemari. Lalu... mereka yang menyerangku bersamaan secara tiba-tiba itu, membuat penjaga menjadi sangat waspada dan berniat menerkam kami dari belakang, tapi itu tidak terjadi karena melihat pertarungan tak adil lima lawan satu yang sengit sesaat tadi.

Kemudian aku kembali menatap mereka berlima, kali ini dengan tatapan tajam yang kuberikan.

“Jadi, kenapa kalian menyerangku secara tiba-tiba seperti itu? Apa kalian berniat untuk membunuhku?”

Tanpa menjawab pertanyaan yang kuajukan, mereka hanya melontarkan senyuman masam.

***

“Begitu...”

“Ahahaha...”

Sambil berjalan memasuki istana, Aruhi menjelaskan semuanya dengan runtut dan jelas.

“Dasar bodoh!”

Jdaak!

“Ittaa!”

Sebuah pukulan kuat kulayangkan ke ubun-ubunnya. Ia yang menerima kepalan tanganku itu merunduk sambil memegangi kepalanya merintih kesakitan. Kenapa aku memukulnya? Itu karena aku tidak setuju dengan perbuatannya tersebut.

Restart For New Life In Another World : Vol 3 [END]Where stories live. Discover now