Horor

2.8K 215 41
                                    

Mata Shania berbinar begitu melihat meja makannya yang dipenuhi berbagai macam lauk. Mamanya memang datang berkunjung. Seperti biasanya, sang mama akan memasak untuknya. Mamanya bahkan bersih-bersih apartemen, hal yang sangat jarang ia lakukan.

"Kamu masih sama Boby kan?"

"Iya."

"Boby udah ngelamar kamu?"

"Hmm?" Shania menghentikan suapannya, menarik tangan kirinya dari atas meja seakan sadar akan sesuatu. "Gak seperti apa yang mama pikirin!"

"Kenapa jawabnya panik gitu." Cibir mamanya. Wanita paruh baya itu kembali menata buah didalam wadah. "Mama sama Papa udah tau, sebelum Boby ngasih cincin ke kamu dia udah lebih dulu minta ijin ke rumah."

Mata Shania membulat, "Mama serius!?"

"Iya."

"Kok dia gak bilang ke aku?"

Mama Shania mengangkat bahu, "Katanya mau ngasih surprise ke kamu."

"Ish," Desis Shania pelan.

"Mama cuma mau bilang ke kamu, kalau niat baik gak harus ditunda-tunda."

"Hmm,"

Tak!

"Sakit, Mama!" Kesal Shania, ia memegangi keningnya yang baru saja dipukul sendok oleh ibunya.

"Jangan hahem hahem doang. Mama ngomong gini buat kebaikan kamu juga. Kamu pikir mama gak tau apa aja yang udah kalian lakuin, hmm?" Mamanya berkacak pinggang. "Tadi mama nemu boxer laki-laki di tumpukan baju kotor kamu!"

"Boby emang sering nitip baju kotor di sini biar dicuci sekalian sama Bibik." Potong Shania cepat.

"Bungkus kondom di tempat sampah!?"

Skakmat!

Shania hanya bisa meringis.

"Kamu itu perempuan. Kalau kamu sampe hamil gimana? Tau kalau yang kalian lakuin itu dosa!?" Ujar Mamanya gemas diikuti jitakan di kepala Shania disetiap kalimatnya. Sedangkan Shania hanya pasrah. "Suruh Boby temuin Mama malam ini juga! Jangan sampai papa kamu tau."

Dan Shania hanya bisa mengangguk pasrah.

***

"Kalia kapan menikah?"

To the point, tanpa basa-basi. Boby bahkan baru menyentuh sofa ruang tamu Shania. Boby melirik Shania dan hanya mendapat gelengan kecil. Pertanda kalau ia tidak bisa membantu apa pun.

Sebenarnya Boby sudah mengetahui semuanya dari Shania, dia bahkan bersiap untuk mendapat pukulan di wajahnya. Ia hanya kaget mendapat pertanyaan itu begitu tiba-tiba.

"Anu,," Boby menggaruk belakang kepalanya.

"Tante bukannya mau nekan kamu. Tapi kamu pasti tau kalau tante sudah tau bagaimana hubungan kalian."

Boby menunduk.

"Tante percaya kalau kamu laki-laki bertanggung jawab. Tapi walau bagaimana pun anak tante perempuan, terlebih lagi apa yang kalian lakukan itu dilarang agama. Jadi ada baiknya kalau kalian menikah secepatnya."

"Tap,-"

"Aku akan ngomong sama Teh Imel." Boby mengangguk kepada Shania yang hendak berbicara. "Aku akan ngasih kabar ke tante secepatnya." Boby menatap mama Shania dengan percaya diri.

"Bagus! Tante sama papa Shania akan nunggu kamu dan keluarga kamu di rumah."

"Ya." Sahut Boby yakin. Membuat mama Shania tersenyum.

Little PieceWhere stories live. Discover now