Apa-apaan

1.9K 206 64
                                    

"Bun, Alshen mandi."

Shania menunduk menatap Arsen yang menarik-narik kecil celana piyamanya. Ia lalu tersenyum kecil sembari mengelus puncak kepalanya dan berujar.

"Arsen mandi sama Babah, ya. Bangunin babah di kamar."

"Nai tanda?" Arsen berbalik menatap tangga, kentara sekali merasa takut menaiki tangga sendirian.

"Minta tolong teteh." Shania menunjuk Kyla yang sedang memainkan ponsel di sofa.

Arsen mengangguk, ia berlari menuju sofa. Shania tertawa kecil melihatnya, sejak bangun Arsen sudah bersemangat karena halaman belakang rumah mereka sudah penuh dengan berbagai macam pernak pernik bumblebee.

"Teteh!"

"Apa?"

"Alshen banunin babah."

"Yaudah, bangunin." Jawab Kyla cuek.

"Alshen nda bole nai tanda sendili!"

"Oh, Arsen mau dibantuin naik tangga?" Tanya Kyla.

"Iya."

"Cium teteh dulu kalau gitu."

"Nda mau!"

Perlu diketahui, Arsen sangat tidak suka ketika harus mencium Kyla. Sangat berbeda jika bersama Zara.

"Yaudah, teteh gak bantuin."

Arsen menyentakkan kakinya ke lantai, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencoba mencari bantuan dari orang lain, namun nihil. Hanya ada Kyla dan dirinya di ruang keluarga. Jadilah ia menyandarkan punggungnya di sofa, menunduk memainkan jemarinya.

Kyla yang mengerti kegelisahan sang adik mati-matian menahan tawa, ia berpura-pura memainkan ponselnya.

"Mau mandi, ah. Bentar lagi tiup lilin." Godanya, perlahan ia bangkit dari sofa.

"Alshen itut!" Arsen menarik ujung baju Kyla.

"Cium dulu." Kyla menunjuk pipinya.

Cup!

Cium Arsen secepat kilat.

"Apaan, gak ada rasanya. Sekali lagi."

Tangan kecil Arsen menggapai wajah Kyla dan mencium pipinya cukup lama.

"Ululu, pinter banget, sih." Kyla memegang wajah Arsen dan menghujaminya dengan ciuman. Penyebab terbesar Arsen tidak menyukainya, ya karena ketika Kyla menciumnya selalu disertai pemaksaan.

***

"Tybil!" Arsen berlari menyongsong Nabilah yang muncul di pintu balkon.

"Sayangnya aku." Nabilah berjongkok, menarik Arsen ke dalam pelukannya dan mencium pipinya gemas. "Selamat ulang tahun."

Arsen melepaskan diri dari pelukan Nabilah dan menarik tangannya mendekati meja dimana kue ulang tahunnya berada.

"Nah, ini nih. Yang daritadi ditungguin sampe acaranya belum dimulai." Sindir Maul ketika keduanya lewat.

"Sirik aja, lu." Nabilah menepuk-nepuk dadanya bangga. "Ibu keduanya, nih."

Bukan tanpa alasan Nabilah menyebut dirinya ibu kedua untuk Arsen, karena kenyataannya memang seperti itu. Masih ingat saat Shania mengandung Arsen dan mengidam nasi goreng buatan Nabilah dini hari?

Nah, sejak saat itu Nabilah berubah profesi sebagai chef pribadi Shania yang jika menginginkan sesuatu tidak pernah tau waktu. Entah itu pagi hari, entah itu siang hari atau pun dini hari. Nabilah selalu siap siaga untuknya.

Little PieceWhere stories live. Discover now