chapter 1

7.4K 180 0
                                    

Casting pemeran aku taruh di ig ya, kalian bisa follow ig aku @izstories untuk liat casting pemerannya (pasti difolback kok)

Asalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh. Alhamdulillah hirobbil alamin, saya menulis cerita ini atas imajinasi yang ada di pikiran saya. Dan semoga, bagi para pembaca yang melihat ikut comment dan vote. Tapi jika tidak maka saya mohon comment tentang hal yang saya tidak ketahui, agar saya bisa perbaiki bagian itu.

Karena menilai itu hak setiap pembaca, maka bagi yang tidak suka bisa hapus cerita ini dari perpustakaan pribadi. Dan saya berterima kasih bagi yang masukkan cerita ini ke reading list.

Mohon maaf ya, kalau ada alur cerita, atau nama dan tempat yang sama dengan cerita lain. Tapi saya nulis ini juga karena terinspriasi, dengan cerita lain. Tapi belum tentu juga cerita yang alurnya mirip itu, pernah dibaca oleh saya dan meniru secara keseluruhan.

Terima kasih!

Maaf nggak penting!

***

Namaku Alicia, hari ini pertama kalinya aku datang ke San Fransisco. Dan kali ini aku datang dari indonesia, dari kampung halamanku. Yogyakarta.

Kalau kalian bertanya, untuk apa aku kemari, maka aku akan menjawab kalau aku datang untuk menemui kakak tersayangku, kak Irene.

Dia bekerja di perusahaan asuransi. Kata ibu sama bapak, daripada jadi pengangguran di Jogja, mendingan cari kerja di negara maju biar bisa sukses kayak kak Irene.

Aku menyelesaikan sarjanaku di Jogja, tepatnya di Univresitas Gajah Mafa. Untung saja ibu dan bapak masih mampu untuk membiayainya. Dan dengan bantuan kak Irene, aku bisa membayar segala macam uang kuliahku.

Gaji kak Irene setiap bulannya sekitar 30 juta rupiah. Aneh? Kurasa begitu tapi melihat uang dan segala pemakaian kak Irene waktu kembali ke Jogja, aku percaya.

Kembali ke kenyataan. Aku menemukan alamat kakIrene yang kucatat. Dan sesuai perkataan supir taxi, ini jalannya.

Akupun mengetuk rumah ini. Sudah tak sabar melihat reaksi kegirangan kak Irene yang langsung memelukku, baru pertama kali aku kemari. Tentu saja dia akan bahagia.

Namun yang membukakan pintu adalah seorang wanita yang memakai kemeja dan rok span. Mungkin baru pulang kerja.

"Siapa yang kau cari?" tanya wanita itu.

"Aku mencari Irene Amanta." jawabku.

"Irene.. Oh si penipu itu." gumam wanita itu

"Jangan sembarangan nyonya, dia itu saudariku, dia bekerja di perusahaan asuransi. Dia bukan penipu." bantahku tak terima dengan ucapan wanita ini.

"Apa?? Dasar adik yang polos. Kakakmu sudah membawa lari uang perusahaan, dan tinggal di rumah mewah ini. Lancang sekali kau, untungnya dia bisa melarikan diri dengan membawa
$1.000.000 uang perusahaan." ucap wanita itu.

"Ini tidak mungkin." jawabku. Irene memang sudah tak mengirim surat dan uang lagi sejak sebulan yang lalu, makanya aku memutuskan untuk kemari menemuinya.

"Tapi kau adiknya bukan, apa aku harus menangkapmu saja karena sudah memakan uang perusahaan dan membuat perusahaan kita bangkrut? Muntahkan segalanya, jalang!" ucap wanita itu dan berusaha mendekatiku.

"Tidak, aku tidak menerima uangnya." jawabku hingga punggungku menabrak pagarnya.

"Bagaimana aku bisa percaya padamu?" tanya wanita itu sambil mengeluarkan pisau dari saku celananya.

"Aku bersumpah, aku tidak menerima uangnya." kataku keras. "Aku mohon, aku tidak melakukan apapun."

"Kalau kau adiknya, maka.." wanita itu menggantungkan ucapannya. "Maka kau tahu dimana Irene berada sekarang."

The Mate For The Throne HeirWhere stories live. Discover now