chapter 4

2.8K 114 0
                                    

Martin menarik tangan Alicia yang tengah tertidur hingga berdiri dari ranjang. Juliet yang berada di kamar Alicia hanya bisa menundukkan kepalanya

"Bangunlah." ucap Martin. "Apa setelah memberi tempat tinggal yang mewah pada seorang penipu, aku masih tak memiliki hati?"

"Kau tidak sadar kalau hal yang baru saja kau lakukan menunjukkan kau tidak memilikinya." Martin melepaskan tangan Alicia hingga wanita itu terduduk diatas ranjang.

"Apa yang aku katakan itu salah?" tanya Alicia. Martin menoleh kearah Juliet. Dia kemudian melalui Juliet dan keluar melalui pintu.

"Kau tidak bisa bertindak begitu pada Tuan." ucap Juliet sambil duduk disamping Alicia. "Tuan adalah seseorang yang setiap keinginannya harus dituruti, dan takkan mengampuni siapa saja yang semena-mena padanya."

"Aku hanya mempertahankan harga diri sebagai wanita. Katakan, Juliet! Apakah aku salah saat mempertahankan harga diri yang hampir terinjak?"

Juliet menghela nafas kasar. "Baiklah, begini Alicia. Aku, adalah teman lama tuan Fernando, dan aku sudah terbiasa saat dimarahinya. Dan saat itu, yang kulakukan bukannya membalas perkataannya, tapi menenangkannya dengan menurutinya. Katakan hal yang membuatnya tenang, karena itu akan berakibat baik bagimu. Tuan bisa saja menyiksamu sewaktu-waktu. Jadi tahanlah amarahmu, dan aku mau mengatakan satu hal padamu."

Alicia menatap Juliet penasaran. "Apa itu?"

"Tuan Martin, dia memang terlihat seperti tak mempunyai hati. Tapi sebagai teman lama, aku memahaminya kalau, Tuan hanya butuh kasih sayang." jawab Juliet, Alicia mengangkat sebelah alisnya

"Di usianya?" tanya Alicia

"Ya, sebelum meninggal kedua orang tuanya sangat sibuk. Mereka bekerja keras menjalani empat perusahaan sekaligus. Nyonya Fernando adalah pemilik perusahaan asuransi yang saat ini dimiliki Angelina, mereka menikah dan perusahaan mereka semakin sukses. Dan tidak punya waktu untuk keempat anak mereka. Tuan Martin kekurangan kasih sayang, segala fasilitasnya terpenuhi, tapi satu yang tidak. Kasih sayang." Jelas Juliet. "Katakan, Alicia. Jika kau berada di posisi Tuan, apa kau akan melakukan hal yang berbeda?"

***

Alicia menggoreng telur dadar untuk sarapannya. Ia merenungi ucapannya pada Martin kemarin.

"Telurmu gosong."

"Aaaaa!" jerit Alicia saat Martin tiba-tiba berdiri di belakangnya. "Kau mengagetkanku."

"Aku tidak akan kemari kalau tidak mencium bau gosong ini." jawab Martin sambil melirik kearah penggorengan.

"Astaga!" Alicia mematikan kompornya dan mengangkat penggorengan itu.

"Dasar payah." ucap Martin. Alicia melempar telur gosongnya ke tempat sampah kemudian membilas penggorengan tadi. "Sini!"

Martin menuangkan minyak pada penggorengan itu kemudian mengkocok telur dadarnya dan menaruh sedikit garam. Saat minyaknya panas Martin menuangkan telur itu dan dengan santai membalikannya.

Selesai menggoreng Martin memindahkan telurnya keatas piring.

"Apa hal itu susah?" tanya Martin. Alicia menggeleng.

"Aku sering melakukannya di tempat asalku." jawab Alicia. Dia kemudian memindahkan nasi dari atas kompor.

"Aku tidak makan nasi." ucap Martin.

"Lalu apakah karung berasnya berjalan sendiri ke dapurmu?" tanya Alicia.

"Huft, itu milik tukang bersih-bersih. Dia sering makan nasi saat membersihkan Mansion ini." jawab Martin sambil meneguk segelas air.

The Mate For The Throne HeirWhere stories live. Discover now