chapter 14

2K 74 0
                                    

Alicia membelalakkan matannya, terlebih lagi tangannya yang sedang digenggam Martin sekarang.

"Aku ingin bertanya padamu, Alicia Amantha Fernando, apakah kau menerima pernyataan cintaku ini?" tanya Martin.

'Ya Allah, kalau ini mimpi maka jangan bangunkan aku, dan jika ini kenyataan maka biarkan aku seperti ini selamanya.' batin Alicia. Martin menyodorkan segelas anggur padanya. Alicia meneguknya hingga ludes.

Ia kemudian mengambil gelas berisi vodka dan meneguknya. Ia sedikit meringis karena vodka itu menusuk mulut juga tenggorokannya.

Namun ia ingin kembali ke kenyataan kemudian kembali meneguk gelas vodka lainnya dan merasa agak pusing.

Namun tak dipedulikannya dan kembali mengambil gelas vodka lain dan meneguknya. Ini gelas ketiga yang diminum Alicia malam ini.

"Apa kau akan mabuk saat acara perayaan pernikahan kita?" tanya Martin. "Lalu apakah ini berarti ya?"

Alicia telah meneguk 6 gelas vodka kemudian kehilangan keseimbangan kemudian menjatuhkan badannya di dada Martin.

"Aku.. Pusing sekali." ucap Alicia.

"Kau pertama kali mabuk, Alice?" tanya Martin. Alicia menjambak rambut Martin.

"Aku tidak tahu, tapi aku ingin kau menjadi suamiku seutuhnya." ucap Alicia. "Ahh, Ibu. Alice pusing!"

"Aku tidak mengerti yang kau katakan, bicaralah dengan bahasa Inggris Alice!" ucap Martin. Alicia menggeleng pelan

"Aku juga mencintaimu, Martin." Martin tersenyum mendengar perkataan Alicia.

"Aku sudah mengetahuinya sejak lama, Alice." ucap Martin. Alicia bangun perlahan kemudian berusaha meraih gelas vodka dan meneguknya pelan

"Aku ingin melupakan masa lalu, juga segala masalah yang ada." ucap Alicia dengan mata tertutup. "Mengenai kakakku, Irene. Dia mengatakan.. Dia tidak membawa lari uang perusahan."

Martin menaikkan sebelah alisnya. "Lalu?"

"Kau.. Jahat! Kau.. Mengurung kakakku. Hueek." Alicia memuntahkan isi perutnya ke lantai. Martin menyipitkan matanya mendengar perkataan Alicia tadi. Mengurung Irene? Martin tidak melalukan itu.

***

8:00 AM

Alicia terbangun di ranjang hotel. Dan yang ia kejutkan adalah, saat ini Alicia tidur mengenakan bathrobe, sedang semalam Alicia mengenakan dress merah gelap. Lalu tidak ada orang selain Martin disini yang telanjang dada.

"Aaaaa!" Alicia menjerit ketakutan.

"Kau berisik, Alice." ucap Martin.

"A--apa yang terjadi?" tanya Alicia.

"Tidak ada apa-apa Alice." jawab Martin. Alicia ketakutan.

"Ahh, dan juga. Kita akan kembali ke New York hari ini.'' ucap Martin.

"Tapi aku belum menyelesaikan pekerjaanku." jawab Alicia.

"Nanti saja. Pekerjaanku lebih penting." ucap Martin.

***

New York

Alicia turun dari pesawat pribadi milik Martin itu. Setelah turun, Alicia langsung naik ke mobil yang sudah diperintahkan untuk menjemput mereka.

"Kita ke Mansion." ucap Martin. Alicia menyandarkan kepalanya di kursi mobil. "Dan setelah itu, pergi ke perusahaanku."

'Aku pikir dia akan menemaniku.' batin Alicia.

The Mate For The Throne HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang