chapter 21

1.9K 65 0
                                    

"Bagaimana bisa-- oh dan kau sekarang sedang pamer begitu? Kalau begitu. Selamat. Kau puas?" tanya Stacy kemudian mengalihkan pandangannya.

"Oh tentu saja aku puas, karena Alicia masih mengandung. Dan sayang sekali, usaha kalian gagal," Angel menggantungkan ucapannya.

"Maksudmu?" tanya Irina.

"Syukurlah aku menukar airnya dengan milikku. Karena aku tidak hamil, dan tentu aku baik-baik saja bukan? Hahaha, kalian puas karena Alicia pingsan? Dia pingsan, karena dia belum makan apapun sejak semalam. Bukan karena racun itu." jawab Angel.

"Aku sibuk, aku belum memberitahu kakakku yang sebenarnya. Sampai jumpa!" pamit Angel.

"Sekarang apa?" tanya Stacy. Irina menggeram kesal.

"Angel.. Sungguh mengesalkan. Tidak ada gunanya aku menahan Irene di rumahku, hanya membuang-buang uangku saja." geran Irina.

"Kau bilang apa barusan? Irene? Bukankah itu saudari Alicia?" tanya Stacy.

"Ya, dia membawa lari uang Angel." jawab Irina.

"Kenapa kau tidak bilang?" tanya Stacy, Irina memutar bola matanya.

"Kenapa? Agar aku dipermalukan melakukan hal yang tidak berguna?" tanya Irina

"Itu sangat membantu, Irina. Mendekatlah!" pinta Stacy. Irina mendekatkan telinganya ke mulut Stacy, beberapa saat kemudian ia tersenyum setelah mendengarkan bisikkan dari Stacy.

"Ide bagus!"

***

Martin memakai celemeknya. Sekarang ia mau memasakkan makanan untuk Alicia, bedanya ia tidak memasak di dapur Mansion-nya. Ia memasak di kantin perusahaannya. Akan sangat merepotkan bila harus belanja dulu, sementara Alicia sudah menunggu dengan perut lapar.

Hal itu menyita perhatian seluruh karyawan perusahaan, bahkan ada yang merekamnya. Namun Martin tak mempedulikan semuanya.

Ia mencampurkan sayuran itu dan menuangkan sambal kacang diatasnya seperti yang telah ditunjukkan di teks prosuder yang ia search di google. Untunglah kantin perusahaan masih menyediakan tahu, lalu ia campurkan semuanya menjadi satu.

Martin juga pandai memasak, namun karena ia sibuk dengan pekerjaannya, Martin hanya memakan masakan orang.

Satu hal yang tidak ia miliki, yaitu lontongnya. Ia tidak tahu dimana mendapatkannya, tapi setelah tahu lontong berasal dari beras, Martin membungkus nasi secara terpisah.

"Huft." Martin membuka celemeknya dan langsung pergi ke pemilik kantin.

"Berapa harga semua bahan-bahannya?" tanya Martin.

"Tidak usah dipikirkan, tuan Direktur. Tempat dan semua alat masak disini milik anda. Anggap saja rumah sendiri." jawab pemilik kantin. Martin merasa tidak enak, karena ia telah mengotori banyak alat masak.

"Apa ini cukup?" tanya Martin sambil mengeluarkan uang $1.000 dari dompetnya.

"Terima kasih tuan."

***

"Alicia." panggil Angel saat memasuki kamar Alicia.

"Kau tidak akan percaya ini." Angel memberikan sebuah amplop pada Alicia. Alicia membukanya dan melihat janin yang ada pada hasil itu.

"Ini... Milikku?" tanya Alicia dengan mata berkaca-kaca. Angel mengangguk

"Dokter telah memeriksanya, dan kecurigaannya benar. Kau hamil, Alicia." jawab Angel. Air mata Alicia tak bisa dibendung lagi, penderitaannya mual-mual selama beberapa hari telah terbayarkan sekarang.

The Mate For The Throne HeirWhere stories live. Discover now