Chapter 18

1.4K 104 3
                                    

Naruto kini sedang makan malam bersama tousan dan kaasannya. "Bagaimana keadaan tanganmu, Naruto?" Tanya Minato.

"Sudah tidak terasa sakit, Tou-san. Aku akan memeriksakannya lagi nanti." Jawab Naruto.

"Naru, soal kepergianmu apakah tidak bisa ditunda?"

"Gomen, Kaasan. Aku bisa menundanya. Tapi aku tidak mau." Ucap Naruto santai.

"Kenapa kau seenaknya saja untuk segera pergi, Namikaze Naruto!?" Ucap Kushina kesal.

"Eh... Aku hanya ingin menenangkan diri saja." Ucap Naruto beralasan.














Sebuah mobil berhenti di depan apartemen mewah. Di dalam mobil tersebut ada Menma dan seorang gadis bersurai indigo bermata keperakan. Laki-laki itu keluar lebih dulu dari mobil lalu membukakan pintu untuk sang gadis.

"Terimakasih, Menma-kun." Ucap Hinata sambil tersenyum.

"Hinata." panggil Menma ketika Hinata sudah keluar dari mobil.

"Ada apa, Menma-kun?" Ucap Hinata.

"Apakah kau pernah mencintaiku?" Tanya Menma.

Hinata tersentak. Hinata menundukkan wajahnya, ia bingung harus menjawab seperti apa karena takut menyakiti hati Menma bila jawabannya adalah 'tidak'.

"Tidak perlu dijawab." Ucap Menma. "Sekarang aku mohon jawab pertanyaanku yang ini. Apakah kau masih memiliki perasaan pada Naruto-nii?" Tanya Menma. Menma diam menunggu Hinata menjawab.

''A-aku m-masih mencintainya. A-aku–"

"Cukup, itu sudah menjawab pertanyaanku." Ucap Menma memotong perkataan Hinata.

"Ma-maaf." Ucap Hinata perlahan matanya mulai berkaca-kaca.

"Hinata, kita akhiri hubungan kita. Aku tidak ingin seperti ini terus-menerus. Aku mulai menyadarinya kau memang tidak pernah mencintaiku walaupun kau sudah bersikeras untuk melakukannya. Aku merasakan perasaanmu hanya untuk Naruto-nii. Kau tidak pernah melihatku seperti kau melihat Naruto-nii." Ucap Menma panjang.

Menma berjalan menuju mobilnya. Membuka pintu lalu segera masuk kedalam mobilnya. Menma membuka kaca jendela mobil.

"Aku menyadari bahwa kalian memang saling mencintai." Ucap Menma lalu melajukan mobilnya, meninggalkan Hinata yang mematung karena keputusan dan ucapan terakhir Menma.

Dari dalam mobil Menma masih melihat Hinata melalui kaca spionnya. "Dan sudah saatnya aku mencoba untuk menganggapmu sebagai kakak iparku, Hinata." Batin Menma.

"Hiks… Maaf... Hiks… Maafkan… Aku… Hiks, Menma-kun… Hiks." Hinata terisak pelan di depan gedung apartemennya.















Hari keberangkatan Naruto pun tiba. Kini Naruto bersama dengan kedua orang tuanya telah berada di Konoha Airport. Naruto terus mendapat ceramah dari kedua orang tuanya.

"Ingat Naruto, tidak ada alkohol yang akan kau minum lagi!" Ucap Kushina sambil menatap tajam Naruto. Kushina berhenti sejenak.

"Minato, apakah kau juga ingin memberi pesan untuk anakmu?" Tanya Kushina pada Minato.

"Tidak." Ucap Minato singkat, lalu Minato menatap kearah Naruto. "Pesanku sama seperti ocehan Kaasanmu, Naruto." Ucap Minato sambil tersenyum lalu menepuk kepala Naruto.

"Aku mengerti, Kaasan, Tousan." Ucap Naruto lalu memeluk kedua orang tuanya.

"Apa Kaa-san menangis?" Tanya Naruto merasakan bahu Kushina bergetar saat memeluk kedua orang tuanya.

TeruskanlahWhere stories live. Discover now