Chapter 22

1.6K 101 6
                                    

Di sebuah ruang tamu yang cukup luas ada seorang laki-laki bersurai pirang tengah menatap sebuah kotak kecil berwarna merah.

"Apakah aku harus menuruti permintaan Kaasan dan Tousan segera?" Gumamnya pelan.









Flashback on...






Pagi hari adalah awal segala aktifitas dimulai dan pagi hari jugalah waktu yang tepat untuk mengasup nutrisi kedalam tubuh. Di sebuah meja makan yang cukup besar dengan cukup banyak makanan yang tersaji untuk di santap. Di sana terdapat 3 orang yang tengah mengisi perutnya untuk tenaga memulai harinya.

"Naru, kau sudah cukup umur, kapan kau akan menikah?" Tanya kaasannya. Kushina.

"…" Naruto hanya diam sambil menyantap sarapannya. Kushina dan Minato hanya melihat Naruto yang acuh terhadap pertanyaan untuknya.

"Mungkin Naruto butuh sedikit waktu untuk memikirkan pernikahan. Selama ini ia selalu sibuk dengan pekerjaannya,Kushina. Berikan Naruto waktu." Ucap Minato pengertian.

"Kau selalu membelanya, Minato. Naru, apa kau masih mencintai Hinata?" Tanya Kushina pada Naruto.

"Su-sudahlah, kaasan. Aku akan ke kamar istirahat." Ucap Naruto mencoba menghindar.

"Tunggu sebentar, kaasan ingin memberikanmu sesuatu." Ucap Kushina lalu bergegas pergi kekamarnya.

Naruto dan Minato hanya melihat kearah Kushina yang langsung bergegas pergi.

"Ada apa dengan kaasan, tousan?" Tanya Naruto heran.

"Ia akan mengambil sesuatu yang akan membingungkanmu, hahaha." Jawab Minato lalu mengambil segelas air di depannya dan menenggaknya sampai habis.









Kushina pun datang setelah mengambil sesuatu yang ia maksud sebelumnya. Ia langsung duduk pada salah satu kursi yang ada di meja makan.

"Lamar Hinata, Naru." Ucap Kushina dengan mata berbinar sambil memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah.

"APAAA!?" Pekik Naruto terkejut.

"Eh!?" Pekik Minato terkejut dengan ucapan Kushina yang dengan mudahnya mengucapkan kata 'lamar' tanpa tahu apa yang terjadi pada Naruto di hari pernikahan Sasuke dan Sakura.

"Ada apa denganmu, Naru?" Tanya Kushina dengan wajah innocent.

"I-itu tidak se-semudah yang kaasan kira." Ucap Naruto. Pikirannya melayang layang jauh.

"Melamar lalu…" Batin Naruto. Naruto langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa aku jadi seperti ini?" Batinnya.

"Pokoknya kau harus melamarnya, ini adalah cincin yang di gunakan keluarga tousanmu untuk melamar kaasan, Naru. Cincin ini sudah di gunakan untuk melamar baasanmu oleh jiisanmu dan kau harus melamar Hinatamu dengan cincin ini!" Ucap Kushina sambil menunjuk kotak kecil berwarna merah dengan aura yang menyeramkan dan membuat Naruto hanya mengangguk-angguk.










Flashback Off...











"Hah~ bagaimana ini?" Gumam Naruto bingung menenggelamkan wajahnya di bantal sofa.











Bersambung...

Chap 22 up, yeaaayyyyy... Ayo ksh tau Naru bagaimana cara melamar Hinata.. Hehehe... Kayaknya 1 chap lagi end... Tunggu saja ya... 😘 vomentnya ya 😘 Bye Bye..

TeruskanlahWhere stories live. Discover now