12a

25.3K 2.4K 131
                                    

Kau membuang sebutir berlian demi segenggam pasir. Lalu ketika pasir itu membuatmu tergelincir, masih pantaskah kau menyalahkan orang lain atau takdir?

~∘∘~

Fiera menelan ludah dengan gugup saat Rachles menurunkannya di depan restoran yang dimaksud Mikaela. Tadi lelaki itu pulang dari kantor lalu menjemput Fiera dan Russel. Sementara Fiera akan makan siang bersama Mikaela, Rachles dan Russel akan makan siang di tempat lain agar tidak mengganggu.

Menarik nafas panjang, Fiera melangkah memasuki restoran. Saat ia menoleh kanan kiri mencari keberadaan Mikaela, seorang pelayan menghampirinya. Begitu nama Mikaela Reeves disebut, pelayan itu langsung mengantar Fiera menuju ruang khusus di bagian belakang yang lebih mewah dan pribadi.

Tiap langkah yang diambil Fiera untuk mendekati Mikaela membuat degup jantungnya kian bertambah. Bahkan senyum tipis Mikaela sama sekali tidak berhasil menenangkan Fiera.

Apakah Mikaela akan memakinya?

Dengan senyum ragu, Fiera mencium pipi Mikaela lalu duduk di seberangnya. "Nenek sudah lama menunggu?" tanya Fiera basa-basi.

"Baru sampai. Di mana Russel?"

"Pergi makan siang bersama Rachles."

Senyum Mikaela mengembang penuh sayang. "Rachles sangat cocok menjadi orang tua. Bahkan menurut Nenek dia lebih dewasa dari Raynand. Tapi sayang, rasa cinta terpendamnya membuat dia tidak bisa segera menikah."

Kening Fiera berkerut. Cinta terpendam? Apa sebelum menyukai dirinya Rachles sudah patah hati karena wanita lain?

"Rachles tidak pernah bercerita padamu?" tanya Mikaela.

Pipi Fiera memerah karena ia teringat kisah cinta yang diceritakan lelaki itu mengenai perasaannya pada Fiera.

"Tidak, Nek." Sahut Fiera.

Jelas tidak mungkin yang dimaksud sang Nenek adalah cinta Rachles pada Fiera. Pasti pada wanita lain.

"Sayang sekali. Sebaiknya kita makan siang dulu."

Fiera menggigit bibir. Ini rasanya seperti penangguhan hukuman gantung. Mana mungkin dirinya bisa makan dalam situasi seperti ini? Tapi Fiera tidak menolak dan membiarkan Mikaela yang memesan makanan.

Ketika pelayan pergi untuk membuatkan pesanan, buru-buru Fiera bertanya, "Apa Rachles pernah patah hati hingga akhirnya tidak mau menikah?"

Sebenarnya Fiera ingin bertanya apa yang mungkin sudah dikatakan Raynand pada Mikaela. Namun dia tidak bisa melakukan itu karena Mikaela sama sekali tidak mengungkit mengenai Raynand. Pasti akan sangat mencurigakan jika tiba-tiba Fiera menanyakan hal itu.

"Ya. Bahkan Jose dan Arla sempat berpikir untuk menjodohkan Rachles, namun aku melarang karena tidak baik menikahkannya dalam kondisi hati masih menyukai seseorang. Kasihan wanita yang menjadi istrinya."

Mengungkit masalah perjodohan membuat Fiera teringat akan dirinya dan Raynand dulu. Mereka sama-sama tidak sedang menyukai orang lain. Itu sebabnya mereka setuju dijodohkan. Tidak akan ada yang terluka karena mereka menikah. Tapi ternyata luka itu datang bukan dari luar, melainkan dari dalam.

Tangan hangat yang menyentuh punggung tangan Fiera di atas meja membuat wanita itu tersentak kaget. Dia mendongak dan mendapati Mikaela sedang tersenyum lembut padanya.

"Jangan pikirkan apapun dulu. Nenek ingin kau makan dengan benar."

Entah mengapa Fiera merasa Mikaela tahu apa yang sedang ia pikirkan. Dan itu membuat dirinya sedih sekaligus khawatir. Dia tidak tahu cerita semacam apa yang sudah disampaikan Raynand. Yang jelas pasti bukan kabar baik. Tapi mengapa Mikaela masih bersedia tersenyum padanya?

His Smile (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang