18a

26K 2.2K 145
                                    

Suasana pagi yang cerah harus rusak dengan berita mengejutkan dari salah satu pasien korban kecelakaan. Tubuhnya ditemukan sudah tak bernyawa setelah menenggak cairan pembersih lantai di kamar rawatnya.

Tampak wajah-wajah penasaran dari keluarga pasien lain. Mereka saling berspekulasi dan mengaitkan kejadian ini dengan kegaduhan kemarin yang berasal dari kamar yang sama.

"Aku dengar seperti benda dilempar kemarin. Lalu disusul suara benda pecah."

"Aku sempat mengintip dari kaca di pintu. Sepertinya pasien menolak makan lalu melempar wadah makanannya. Suaminya sendiri yang membersihkan pecahan gelas di lantai sebelum perawat dan petugas kebersihan datang."

"Memangnya pasien itu sakit apa?"

"Kudengar kecelakaan dan dia kehilangan kedua kakinya."

"Astaga, pasti dia depresi karena tidak bisa menerima kondisinya. Kasihan sekali."

"Suaminya juga kasihan. Dia hanya berdiri mematung seperti orang linglung."

"Siapa yang kau sebut suaminya?"

"Lelaki itu."

"Eh, itu suami tetanggaku."

"Lha, terus?"

"Perempuan itu selingkuhannya. Sekitar tiga tahunan mereka selingkuh."

"Lelaki itu sudah punya istri?"

"Iya, padahal istrinya cantik."

"Mungkin tidak bisa punya anak."

"Yang benar saja. Anak mereka tampan dan menggemaskan."

"Huh, dasar buaya! Kalau suamiku, sudah aku kebiri dia."

"Potong-potong anunya buat makan lele."

"Hahaha, iya."

"Eh, istrinya tahu?"

"Entahlah."

"Asal kalian tahu, si pelakor juga sudah punya keluarga saat ada main dengan lelaki itu."

"Ya, Tuhan! Memang minta dirajam tuh orang. Punya anak juga?"

"Punya, anak perempuan. Sepertinya pernah jenguk di rumah sakit."

"Apa suaminya tahu?"

"Sudah tahu dan sudah diceraikan. Sekarang suaminya sudah menikah lagi."

"Baguslah. Buat apa sedih gara-gara wanita semacam itu."

"Wajar ya, dia kecelakaan sampai kehilangan kaki begitu. Kelakuannya tidak ada bagusnya. Tuhan memang Maha Adil."

"Iya. Sekalian semoga gila dah tuh lakinya juga. Biar istri sahnya cepet nikah lagi."

"Hmm, bener."

"Kok ada sih orang semacam itu di dunia ini?"

"Ya, ada. Tuh mereka!"

"Tega gitu. Apa gak pernah berpikir gimana kalau mereka yang ngalami."

"Orang seperti itu mana bisa memikirkan orang lain. Yang dipikirin cuma selangkangan sendiri."

"Mungkin mereka pikir Tuhan hanya mitos kali ya?"

"Atau dongeng pengantar tidur."

"Eh, ngeri juga sih. Tuh pelakor mati pas belum sempat taubat. Mana matinya bunuh diri lagi."

"Hiii, awas gentayangan dianya."

"Hantu pelakor."

Kasak-kusuk terus mengalir dari mulut ke mulut. Tiap orang saling berlomba untuk menambah berita, melengkapi hal-hal kecil yang masih jadi pertanyaan. Hingga aib itu menjadi lengkap, terungkap tanpa bisa ditutupi lagi.

His Smile (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang