Part 4

19.5K 703 4
                                    

Athor POV

Flashback on...

Terdapat dua anak kecil yang gembira sedang bermain ditaman dan bercanda ria. Yang cewek namanya Lexa dan yang cowok namanya Al.

"Xa, jangan nangis dong? Nanti aku beliin es klim lagi deh." Kata si cowok agak pelo.
"Benelan, tapi yang banyak ya." Kata si cewek berhenti menangis sambil usap ingus nya.

"Kita kesana yuk." Ajak si Al ke dua ayunan di taman tersebut.
"Ayok." Kata Lexa semangat.

Sambil main ayunan mereka berdua bercanda ria. Tapi Lexa takut bilang ini ke Al karena Lexa udah nyaman sama Al walaupun baru beberapa hari kenalnya.

"Al." Panggil Lexa agak takut.
"Ada apa, Xa?." Jawab si Al sambil ayunin ayunannya si Lexa.
"Aku mau bilang sesuatu tapi Al gak boleh malah ya?." Sambil nunjukin kelingkingnya ke Al dan dibalas oleh Al.

"Iya aku gak bakal malah kok." Kata La meyakinkan Lexa.
"Lexa, besok disuluh papa sama mama pindah ke Belanda dan tinggal disana." Sambil nangis sesegukan karena dia gak bakal ketemu sama sahabatnya lagi.

"Kenapa besok? Gak bisa ditunda aja." Dia bertanya sambil peluk Lexa tulus.
"Katanya gak bisa, maafin Lexa ya Al. Lexa harus pergi jaga ini baik baik. Kalo Al kangen Lexa pandang aja buku ini." Sambil menyodorkan sebuah notebook yang berisi foto mereka berdua sedang bercanda dan menangis bersama.

"Maafin Al ya, udah buat kamu nangis kayak gini. Kalo udah besal nanti kita pasti ketemu kok." Kata Al agak pelo.
"Maafin Lexa ya, pasti nanti Lexa kangen banget sama Al." Masih menangis di pelukan Al.

Yang bisa mereka lakukan adalah menerima kenyataan bahwa mereka harus berpisah. Dan hari ini mereka hanya menghabiskannya untuk melepas rindu sebelum Lexa pergi ke Belanda.

Flashback off

Alvaro POV

Setelah kejadiannya yang menabrak cewek nerd di depan ruang kepsek. Gue jadi sering mikirin Lexa. Sekarang Lexa dimana ya?. Pikirnya dalam hati.

Hari ini gue bakal berangkat sekolah. Setelah sampai sekolahan dengan menggunakan mobil ferarri kesayangan gue dan gue parkir di parkiran khusus petinggi sekolah dan donatur.

Saat gue keluar mobil dan berjalan menuju koridor ke kelas. Banyak yang mandang gue kagum tapi gue acuhin aja. Lagipula kagak ada gunanya didengerin.

'Alvaro makin ganteng aja ya.'
'Gue mau dong jadi pacarnya.'
'Varo lo mau gak jadi pacar gue'.
'Kencan sama gue yok nanti.'
'Alvaro kok cuek sih.'
'Hayati gak bisa diginiin terus terlalu sakit bang.'
'Anjir jijik gue sama lo Chel.'

Dan masih banyak lagi. Saat udah di depan kelas ternyata sahabat gue udah pada kumpul. Tapi ternyata mabar ML. Mereka aja kagak tau kalo gue dateng.

"Ehemmm." Deheman gue buat mereka kaget. Dikira gue guru killer namanya Pak Joko.
"Anjirrr, lo ngagetin tau nggak." Kata si Rio.

"Untung gue gak mati." Lanjut Gio sewot.
"Au ah, lanjut yuk." Si Demian emang demit:v
"Udah ah, males gue. Mau masuk juga." Tumben Reo bijak.

"Terserah lo pada." Kataku sambil berjalan menuju bangku gue.

Kringgg...kringgg...kringgg
Bel masuk berbunyi.... Semua masuk dengan rapi setelah itu masuk lah Pak Joko.

Bella POV

Anjirrrrr, gue telat. OMG ini jam berapa? Langsung aja gue berhamburan ke kamar mandi dan siap siap terus berangkat tanpa sarapan.

"Eh La, gak sarapan dulu?." Kata mama yang daritadi didapur sekarang di ruang makan.
"Enggak deh ma, udah telat nih." Kataku seraya mencomot roti selai coklat dan pamit keluar. Dan bawa motor ninja gue sekolah biar gak kejebak mancet.

AL AL GANG [Complicated]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora