FOUR

94 27 9
                                    

#1 Perihal, Mereka;

PERNAHKAH kalian merasakan perasaan bersalah terhadap seseorang yang mencintaimu lebih dari apa yang kamu kira? Pernahkan kalian merasa bersalah, pada orang yang bahkan berjuang untuk kehidupanmu? Iya, pada kedua orang tua kamu.

Mereka yang seringkali kamu bentak, iya?
Mereka yang seringkali kamu marah padanya, iya?
Mereka yang seringkali kamu ngambek padanya, iya?

Karena hal sepele bahkan, ketika kamu bertingkah malas padahal mereka sedang membutuhkanmu, ketika kamu bertingkah mengesalkan, padahal mereka sedang merindukan kasih sayangmu, ketika kamu menangis, padahal mereka sedang memperjuangkanmu.

Memang, mereka tidak pernah mengatakan, hal-hal yang membuat kamu marah karena tidak tahu. Tapi, kamu juga tidak pernah mencari tahu, bahkan memahami keadaan mereka, padahal sejatinya mereka menyayangimu lebih dari apapun yang ada di dunia ini.

Kamu percaya itu? Kalau tidak, coba kenapa mereka mati-matian, melahirkanmu, mengasuhmu, mengurusimu, mengajarkanmu banyak hal selama ini, kalau alasan mereka bukan karena sayang pada kita?

Mungkin bukan mereka tidak sayang, kalau hal yang kamu inginkan tidak mereka kabulkan, tapi mereka tidak mampu untuk mengabulkannya. Mungkin bukan mereka tidak sayang, kalau ketika kamu salah mereka langsung memarahimu tanpa henti, mereka bukan tidak sayang, tapi mereka terlalu sayang.

Walaupun sikap mereka terkadang membuatmu kesal, bahkan marah. Mereka tetap orang tua kamu, orang dibalik kisah hidup yang kamu alami, sampai detik ini. Kalau bukan karena mereka, apakah kamu masih bisa bernafas sekarang? Membaca tulisan ini? Memainkan ponsel itu dengan perasaan santai tanpa ada hal yang mengancam? Sadarkah kalian bahwa apa yang kita alami sekarang, adalah berkat campur tangan mereka juga?

Memfasilitasi rumah yang layak, kasih sayang tiada henti, memberikan uang, makanan, dan mereka tidak keberatan kalau kamu tidak perlu capek bahkan tahu, darimana semua ini berasal, yang kamu tahu hanyalah mereka baik-baik saja, dan mampu mencukupi hidupmu.

Padahal mungkin, mereka punya masalah sendiri tapi kamu tidak tahu itu. Jika kamu masih merasa hidupmu tidak adil, akuilah kamu kurang bersyukur.

Wajar, kalau kamu merasa mereka berbeda, saat kamu kecil mungkin segala hal yang kamu inginkan bisa diwujudkan olehnya, dengan usahanya untuk membahagiakanmu, mereka bisa mengabulkannya. Tapi, ketika kamu beranjak remaja, mereka ingin kamu mandiri, mereka ingin kamu punya potensi, mereka mulai menyuruhmu membantunya memasak, tidak segera mengabulkan keinginanmu, itu semua untukmu nanti, di masa depan

Merasa bersalah, kali ini? Tidak apa.

Dewasalah, dan bahagiakan mereka.

Bahagiakan mereka, dari mulai hal kecil;
Mendoakannya saat ibadah, atau mungkin menanyakan bantuan setiap kali mereka pulang atau sedang kerja?

Tidak ada yang sia-sia. Hiduplah karena kamu sayang mereka, maka kamu tidak akan berbuat hal yang akan menyakiti bahkan mengecewakan mereka, kamu hanya akan berpikir, bagaimana caranya membuat mereka bangga, dan bahagia mempunyai anak seperti dirimu.

Kamu tidak akan menghabiskan waktu mudamu untuk menyia-nyiakan kasih sayang mereka.

Karena dimatanya, mereka tetap memandangmu sebagai anak kecil yang masih perlu perlindungannya, sampai akhirnya kamu dilepas dengan cara sederhana, menyerahkanmu pada seseorang yang mereka percayai akan membahagiakanmu, menggantikan mereka yang tinggal menunggu kabar baik darimu, di hari tuanya.

¶¶¶

Nonsense TaleWhere stories live. Discover now