TWO

200 39 14
                                    

;G a g a l;

°°°

  Gagal adalah definisi paling mengerikan yang tidak ingin di dengar oleh hampir semua orang, karena gagal merupakan hal yang mampu membuat semuanya berakhir dengan dua pilihan, menerima lalu bangkit atau menyerah lalu pasrah.

Tentu saja, aku memilih untuk menerima lalu bangkit, karena aku percaya bahwa Tuhan sudah menggariskan ini semua tentang hidupku, tidak ada waktu untuk menyesali hal yang telah lalu, tapi percayalah semakin ke sini, kenapa semuanya semakin hambar dan pahit secara bersamaan.

Seakan kembali lagi dengan masalah yang sama, dan dengan solusi yang sama juga. Di suguhkan dengan pilihan kemudian bertahan dengan pilihan tersebut, nah, itu yang susah. Mempertahankan atau mencoba untuk bertanggung jawab atas apa yang kita pilihlah yang susah.

Ketika percaya saja tidak cukup, ketika menerima saja tidak cukup, ketika semuanya harus dengan usaha, ketika kita gagal kita harus berusaha lebih keras lagi, tidak enak bukan?


Melihat orang lain yang mendapatkan sesuai dengan apa yang sudah ia rencanakan, harapkan, dan mereka sedang berusaha di tingkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan mimpinya, sedangkan aku harus dari awal lagi.

Ketahuilah saat itu, benar-benar tidak enak, benar-benar merasa payah, benar-benar merasa ingin menyalahkan diri sendiri, apalagi ketika membuka web tentang satu-satunya harapan yang mumpuni untuk diikuti.

  Anda tidak lolos SNMPTN, silahkan mengikuti SBMPTN 2018

Haha, benar-benar muak. Ketika pilihan Universitas memengaruhi hasil dan tidak berpikir dua kali, ketika semuanya merasa harus disalahkan, tapi kembali, apa dengan menyalahkan hal yang sudah terjadi mampu memperbaiki keadaan? Tidak, tentu saja.

Ketika kalian pikir tinggal mengikuti sbmptn, ketika kalian pikir waktu kurang lebih sebulan mampu tidak menyia-nyiakan uang seharga dua ratus ribu rupiah untuk mengikuti sbmptn, ketika orang lain berpikir mudah kenapa tidak ke yang swasta saja, dan ketika aku tidak punya waktu untuk menjelaskan itu semua.

Di sana tepatnya ketika aku merasa gagal, merasa payah, bahkan merasa semua mimpiku itu hanya sebuah omong kosong, ketika aku berpikir jalan hidupku ini mudah, ketika segalanya tidak dipersiapkan dengan matang, ketika aku pikir aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau dengan potensiku, dan kali ini aku gagal.

Ketahuilah, aku mempunyai pilihan lain, dan pilihan ini masih menjerumus pada mimpiku nanti, istirahat satu tahun untuk berusaha lebih giat lagi tidak berarti aku menyerah pada mimpiku bukan? Semoga ini pilihan yang tepat, yang mampu membuatku lebih kuat lagi.

Ketika aku mencoba menceritakan semuanya pada orang tua, dan mereka menerimanya dengan rasa sumringah, satu yang baru aku sadari lagi.

Kemungkinan kalau kita sudah berusaha sekuat tenaga, tapi jalan kita sulit, orang tua kita gak ngeridhoin itu, sedangkan kita tahu ridho Allah berada pada ridho orang tua, tapi percayalah Allah lebih tau apa yang pantas kita dapatkan, dan itu pasti yang terbaik.

Aku tersenyum ketika senja mulai menampakkan keindahannya, baru menyadari bahwa waktu senjaku diisi oleh sekelebat pikiran beberapa tahun lalu, ketika aku merasa menjadi orang gagal. Biarlah jadi orang gagal, tapi kamu mampu mengubah pandangan orang lain tentang dirimu dengan usaha, sampai kata gagal itu perlahan mulai terkubur dengan kenyataan yang memuaskan, sekarang.

Ketika itu, aku teringat kata motivator andalanku, kak Indra. “Masa depan, ingin ku ceritakan rindu rasanya hidup semudah mengerjakan PR sejarah, yang semua jawabannya ada di buku atau Wikipedia. Rindu masalah terberat adalah berlari takut terlambat sekolah.”

Ketika aku hendak berbalik, menyelesaikan segala nostalgiaku di masa lampau, aku tersentak melihat seseorang yang mungkin tidak kalian sangka, pria dengan jas dokter yang masih terpasang sore ini tengah tersenyum padaku.

    "Sayang, maaf sedikit lama. Tadi, ada pasien yang sedikit membuat waktuku tersita untuk pulang bersamamu."

°°°

“Saya minta sesuatu pada Allah,
ketika Allah memberinya padaku,
saya gembira sekali saja.
Namun, jika Allah tidak memberikannya padaku, saya gembira sepuluh kali lipat.
Sebab, yang pertama adalah pilihanku,
sedang yang kedua adalah pilihan Allah.”
-Ali Bin Abi Thalib-

°°°

Nonsense TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang