Semarang

78 4 2
                                    


Hidup layaknya perjalanan yang terus maju. Tak ada istilah mengulang. Hidup bukan seperti cerita yang kita tulis sendiri, dengan peristiwa yang dapat diatur atau dimainkan sendiri. Kita hanya bisa memperbaiki kesalahan yang ada, bukan untuk merestatnya.

Hampir setengah tahun aku tak berani mengemudikan motor, sejak kecelakaan dengan Awan.
Trauma dan rasa bersalah terus membayangi.

Hingga aku tersadar bahwa asa bukan akhir segala. Aku bangkit untuk harapan, impian dan cita-cita yang dulu pernah terhenti. Demi menemukan 'artiku'.

Aku mulai mengikuti komunitas travelling Jogja, setelah mengenal Aji di tempat kerja. Darinya aku mulai menapaki daerah-daerah di luar kota. Dari sanalah aku mulai merasakan bahwa dunia ini begitu luas, lebih luas dari rasa bersalah yang bersemayam di hatiku.

---

Kami masih berkendara motor menuju Semarang, tujuannya adalah tempat-tempat menarik yang ada di Semarang Kota. Rencana kami akan mengunjungi Watugong. Sebuah Vihara yang terkenal dengan Pagodanya di Semarang. Di sana kami akan bertemu dengan sepupu Aji yang tinggal di kota itu. Ada titipan yang perlu disampaikan kepada Aji.

Dari Jogja perjalanan menuju Utara ke Semarang, melewati Magelang, Secang, lurus terus ke Ambarawa, Bawen lalu Ungaran. Lewat jalan utama dari Ungaran tidak lebih dari setengah jam kami sampai di tujuan pertama, Watugong.

Kami bertiga memasuki kawasan kuil Budha yang asri. Tak ada tiket masuk, kami hanya membayar parkir.

"Jam piro Can?" tanyaku ke Candra setelah kami memasuki area kuil.

"Setengah sembilan Ka." Candra melihat jam tangannya dan memberitahuku. "Oh ya Ji, sepupumu sudah datang?."

Aji melepas jaketnya. "Belum, sebentar lagi paling."

Ada rasa sejuk yang menyambut kami. Tenang dan asri. Panas pagi yang diiringi semilir angin membuat lelah kami selama perjalanan panjang sedikit terobati.

Kami duduk di salah satu sudut sambil menunggu sepupu Aji. Aku mengambil beberapa gambar lewat hapeku, begitu pula dengan Candra.

"Can, mandeg o ning kono." aku berteriak sambil menghampirinya. "madep kono!" tunjukku ke arah Pagoda.

Ah, sepertinya aku menemukan 'angle' yang menarik. Lihat.

Aku tersenyum melihat hasil jepretanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tersenyum melihat hasil jepretanku. menimangnya lalu segera kuapload di Facebook.

'Semarang kudatang. Bukan rindu yang kubawa, melainkan sebuah harapan, impian dan cita-cita untuk melaju ke depan. Semarang kudatang. Semoga kenangan indah tercipta disini, hingga ketika kedatangan selanjutnya aku akan bilang, Semarang kudatang. Membawa rindu terdalam.'

Raka Wisnu SuryandaruWhere stories live. Discover now