Tujuan Menulis

306 28 23
                                    

Kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan pernah hadir sepanjang kita tidak mengubah pola pikir dan keyakinan yang salah soal sukses atau bahagia. Karena sesungguhnya kesuksesanlah yang bergerak berputar mengelilingi kebahagiaan, kita harus pintar dalam memilih pikiran kita sendiri. Itulah kunci kebahagiaan dan kesuksesan.

-Anonim-

Setelah kemarin kita membedah apa itu hakikat menulis, kali ini kita akan membahas tentang tujuan menulis. Ya, menulis pun harus memiliki tujuan. Sama dengan kegiatan lainnya, memiliki tujuan yang jelas.

Kalau kita cuma berpikir menulis untuk bersenang-senang saja dan pelampiasan emosi rasanya kurang bijak. Kenapa? Karena menulis bukanlah kegiatan 'asal' seperti yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya dalam Hakikat Menulis.

Menurut KBBI V yang dimaksud dengan tujuan adalah arah; haluan (jurusan) bisa juga yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut). Nah, dari pengertian di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa arti sebuah tujuan adalah arah yang dituju. Kemanakah arah itu akan dituju? Dengan cara apakah arah itu akan dituju? Baik, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab pada pembahasan kali ini.

Tujuan menulis pada setiap penulis tentunya berbeda-beda, tidak bisa kita memaksakan untuk memiliki tujuan menulis yang sama sekali pun misalnya kita sama-sama mencintai dunia menulis. Tujuan menulis memiliki nilai yang berbeda dikarenakan adanya pengaruh internal yang lebih banyak mendominasi. Inilah faktor yang menyebabkan tujuan menulis setiap penulis berbeda.

Melihat banyaknya macam-macam perbedaan tujuan menulis pada diri setiap penulis mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan menghormati sesama penulis. Justru, dengan adanya perbedaan ini ragam dunia literasi akan semakin berwarna dan berkualitas. Dikarenakan akan ada banyaknya karya-karya yang bermacam-macam jenisnya.

Kenapa? Karena dengan tujuan menulis yang berbeda itulah secara sadar atau tidak akan membentuk ciri khas dan karakter tulisan dan cara menulis yang unik pada diri setiap penulis.

See? Penting, kan, memiliki tujuan menulis itu? So, buat kalian yang mungin masih tidak tahu atau bingung dengan tujuan menulis silakan mulai mencari dari sekarang. Renungkan, rasakan dan pahami. Apa, sih, sebenarnya tujuan menulis kalian selama ini?

Untuk kalian yang sudah menemukan tujuan menulis, terus kembangkan dan tunjukkan melalui banyak karya kalian. Jangan pernah takut untuk memberikan warna baru di dunia literasi ini. Kalian harus sudah mengerti bahwa menulis adalah sebuah keberanian yang hakiki. Jadi, jangan setengah-setengah, meragu apalagi kurang percaya diri.

Sesungguhnya Allah sudah memberi banyak potensi dalam diri kalian yang mungkin kalian sendiri belum temukan. Potensi dalam diri setiap penulis sudah pasti berbeda-beda, jadi jangan takut untuk 'beda'. Gak ada yang salah dengan yang namanya berbeda. Dalam satu anggota keluarga saja berbeda antara kakak dan adik, orang tua juga anak. Nah, kalau sudah mengerti konsep berbeda yang benar maka tidak ada lagi kata minder, ya.

Tunggu, beda bagaimana yang dimaksud dalam pembahasan kali ini? Tentunya beda yang benar, bukan beda yang salah. Lho? Memangnya ada beda yang salah?

Ada, beda yang salah itu beda yang menyimpang alias tidak menuruti aturan umum yang ada. Misalkan, kamu ingin merasa berbeda akhirnya kamu memilih untuk menulis sesuka hati dengan mengacuhkan kaidah juga aturan dasar menulis serta tidak berpikir panjang mengenai konten cerita kalian sendiri. Itu salah besar! Itu namanya beda yang salah. Bukannya berkembang, tapi, malah mundur.

Beda yang benar sudah pasti bernilai positif dan akan banyak menciptakan perkembangan dalam karya tulis kalian. Bukannya kemunduran. Misalnya, kalian ingin berbeda dalam karya tulis kalian dengan memilih belajar dengan tekun dan mempraktikkan langsung mengenai aturan dan kaidah menulis yang baik apalagi sampai kalian pun berniat untuk berbagi ilmu kepada kawan lainnya. Tidak hanya itu, kalian pun sangat memperhatikan konten cerita kalian dengan penuh tanggung jawab.

Pernah, gak, sih? Terbesit dalam pikiran dan hati kalian. Kalau konten menulis itu berpengaruh besar dalam sebuah karya tulis? Karena sesungguhnya dengan melalui konten cerita dalam karya inilah tujuan seorang penulis bisa terlihat dan terbaca, entah secara tersirat atau tersurat.

Untuk mereka yang memilih menjadi bagian berbeda yang salah, bisa terlihat dan terbaca melalui konten ceritanya sendiri. Tidak terarah, tidak memiliki tujuan yang jelas, intinya terkesan ngasal dan malah tidak sedikit tulisan yang membawa pengaruh buruk pada pembacanya.

Tulisan yang bagaimana? Tentu, tulisan yang bernilai negatif entah itu berbau SARA, atau pornografi dan erotis. Dengan tegas saya memang termasuk penulis yang menolak dengan penuh kesadaran bahwa tulisan yang berkonten pornografi, erotis maupun menyinggung dalam hal SARA adalah tulisan yang tidak patut ditengok apalagi dibaca.

Hal ini dikarenakan, kegiatan membaca adalah kegiatan yang melibatkan kerja otak kanan maupun kiri secara bersamaan. Namun, ketika kegiatan membaca berlangsung maka otak kanan akan lebih dominan. Dimana otak kanan ini berkaitan erat dengan pikiran bawah sadar, atau sebut saja imajinasi. Saya pernah membaca suatu buku yang memberi informasi bahwa pikiran bawah sadar 30X lebih kuat dari pikiran sadar. Serta otak bagian pikiran bawah sadar hanya mengenal pola yang selalu kita lakukan.

Ini berarti kita harus bisa mempolakan nilai-nilai dalam pemikiran yang bersifat positif dan membangun. Bayangkan saja, jika pikiran bawah sadar kita terus dipapari dengan nilai-nilai dan pemikiran juga imajinasi yang bernilai negatif. Sudah tentu, kerusakan moral adalah buah hasilnya.

Makanya, tidak aneh jika sudah banyak moral anak bangsa yang rusak karena mereka tidak mampu mempolakan hal positif dalam otak mereka. Dan, ya, tulisan yang berkonten negatif merupakan salah satu faktor penyebabnya.

Sebegitu besarkah peran otak dalam kehidupan? Tentu! Karena otak memiliki pikiran, dan pikiran akan membentuk mindset. Dan mindset itulah yang akan membawa nasib atau keadaan seseorang bahkan bangsa dan negara. Negara-negara maju di luar sana ketika melakukan revolusi besar-besaran, hal yang mereka pertama ubah adalah mindset. Bukan penampilan atau lain sebagainya.

Mengingat bagaimana tulisan sebuah karya amatlah berpengaruh besar pada nilai kehidupan dalam segala aspek. Maka dari itu jangan merasa aneh jika saya membahas hal ini hingga begitu dalam. Saya hanya ingin kita bersama-sama merasa bertanggung jawab dan memiliki akan aset negara kita tercinta ini. Yaitu; para pemuda generasi penerus bangsa.

Jadi, ayo, mulai sekarang tentukanlah tujuan menulis yang benar, baik dan bertanggung jawab. Dan beranilah menuliskan sesuatu yang berbeda secara benar dan bijak jika ingin mendapatkan hasil yang pasti berbeda.

Jangan berkecil hati dengan ciri khas dan keunikan menulis kalian sendiri. Tunjukkan saja warna kalian, dengan catatan tetap berada dalam koridor aturan serta norma hukum maupun agama.

Karena apa? Menulis adalah rekam jejak yang akan mengabadikan sosok kalian dalam putaran waktu yang akan terus berputar. Sekali terpublikasikan, maka itulah yang akan melekat pada tulisan dan sosok penulis semasa hidupnya.

Mengabadi bersama untaian aksara memang indah dan menyenangkan karena kita bisa mengeksplor banyak hal tentang rasa dan pikiran kita. Tetapi, jangan lantas karena hal ini kita jadi mengacuhkan norma dan aturan yang ada.

Nah, bagaimana?
Sudahkah terpikirkan apa tujuan menulis kalian?

Menulis dan KamuWhere stories live. Discover now