Menulis dari Hati

113 14 0
                                    

"Lakukan semuanya dari hati, suatu hari pasti akan sampai ke hati. Yakin!"

Afnan Syahirain 


Pada bab kali ini kita akan diskusi bersama tentang menulis dari hati. Kenapa menulis harus dari hati? Dan memang, apa yang dimaksud dengan menulis dari hati? Penting, gitu? Pasti eh pasti kawan-kawan semua bertanya-tanya apa maksud dari judul di atas.

Jadi, ayo, bersama kita bahas satu persatu. Menulis adalah kegiatan yang tersusun dan terencana secara kontinyu. Menghabiskan banyak waktu, menguras daya pikir dan olah perasaan juga hati. Saya rasa sudah pasti membutuhkan sesuatu yang lebih dari hanya kemauan dan komitmen.

Karena kalau-kalau suatu hari nanti kemauan itu tiba-tiba menghilang, komitmen pun ikut memudar. Lantas, dengan apa lagi kita akan bertahan? Nah, di sinilah pentingnya peran menulis dari hati.

Kawan-kawan pasti sudah tak asing lagi dengan banyak istilah 'dari hati'. Kesan pertama yang akan kita dapatkan begitu mendengar kata-kata di atas yaitu adalah sebuah ketulusan, cinta dan kesetiaan.

Sama halnya dengan menulis, hal itu pun berlaku. Menulis harus dari hati, karena dengan prinsip seperti itu kita akan mampu bertahan dalam setiap kondisi. Ketika motivasi diri menurun, kesibukan mulai menggerogoti waktu kita, rasa bosan, penat lagi lelah pun datang bertubi-tubi dan pada akhirnya mungkin kita akan merasa 'Kayaknya udah sampai di sini aja, deh. Aku cape'.

Padahal di sisi lain mungkin banyak pembaca yang sudah menanti-nanti karya kita, atau ada seseorang yang tertawa lagi tersenyum karena sudah membaca karya kita. Dan tidak menutup kemungkinan ada banyak orang yang merasa termotivasi dan terinspirasi dari karya kita.

Ketika kita melakukan semua hal dari hati, termasuk menulis dari hati. Sekuat dan sebesar apapun rintangan lagi masalah yang ada di hadapan kita bukanlah apa-apa. Semua itu tidak akan menghentikan langkah kita untuk terus melaju ke depan.

Ketika kita mulai menulis dari hati, kita akan lebih peduli pada kualitas tulisan kita sendiri. Fokus pada satu tujuan, dan konsisten berjalan dalam satu jalur kesuksesan. Ya, ketika kita sudah mulai menulis dari hati. Percayalah, itu sudah sebuah jaminan pasti untuk kesuksesan karir menulis kita ke depannya.

Tidak peduli dengan kondisi kita saat itu, siapa kita dan bagaimana kita. Kita akan terus belajar dan menulis. Menulis untuk belajar. Terus seperti itu hingga akhirnya kita baru menyadari bahwa ternyata diri ini mampu melampaui batas diri.

Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita menulis dari hati. Kawan, menulis bukanlah sesuatu yang didapatkan dari bakat alami. Menulis adalah sesuatu yang akan bisa kita dapatkan dari banyak perjuangan.

Perjuangan belajar dari banyak kesalahan, kesulitan dan kegagalan. Menulis bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan sekali dan 'Ya, bagus!'. Menulis adalah pembelajaran yang tidak akan berhenti selama kita terus memutuskan untuk menulis.

Jadi, ketika kita melakukan beberapa kesalahan ini dan itu. Tidak apa-apa, terus lanjutkan dan belajar. Perbaiki yang salah, kembangkan kembali yang benar, pertahankan yang baik. Terus seperti itu. Memutuskan untuk menulis sama dengan memutuskan untuk terus belajar.

Saya sendiri pun masih melakukan banyak kesalahan. Entah itu kesalahan dalam penulisan beberapa kata (typo), kesalahan dalam penggunaan bahasa yang efektif, tanda baca, dan masih banyak lagi.

Padahal saya mulai menulis sejak duduk di bangku SMP dulu hingga kini saya sudah duduk di bangku perkuliahan. Tak apa, habiskan stok kegagalan di masa muda. Tidak perlu takut dan malu. Karena pada dasarnya kita semua adalah sama; manusia yang tidak akan pernah mencapai titik sempurna.

Menulis dan KamuWhere stories live. Discover now