Mulai Menulis, kuy!

134 21 9
                                    

"Kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan pernah hadir sepanjang kita tidak mengubah pola pikir dan keyakinan yang salah soal sukses atau bahagia."

- Beyond Success Inspiration -

Kata-kata bijak di atas saya ambil dari salah satu buku self motivated yang berjudul Beyond Succes Inspiration. Saya lupa siapa nama penulisnya. Hanya saya ingat pernah membedahnya hingga berminggu-minggu.

Ya, saya memang memiliki kebiasaan membedah buku yang saya baca sendiri hingga berhari, minggu bahkan bulan. Tak ayal hal ini membuat saya menjadi daftar langganan kena denda perpustakaan di sekolah dulu dan di perpustakaan kota juga.

Karena menurut saya ini ilmu, ini emas, dan saya harus memilikinya. Begitu pun saya harus bisa membaginya terhadap sesama. Entah mengapa, setiap saya sedang terpuruk dan mengalami masa-masa berat. Membaca buku motivasi adalah kegiatan 'mesti-kudu-baca-lakuin'.

Di saat kebanyakan orang curhat ke teman, bahkan di sosial medianya. Saya lebih memilih curhat di buku. Duduk di pojokan perpustakaan dan membaca dengan penuh penghayatan. Serius, hingga kedua alis saya mengkerut ke dalam.

Saya catat dan saya bedah setiap paragraf dan maknanya dari buku yang sedang saya baca. Lalu saya hubungkan dengan masalah yang saya sedang hadapi. Berharap solusi dapat dicari. Dan alhamdulillahnya cara ini sedikit bekerja juga.

Namun, satu sisi ada bagian yang kurang baik. Yaitu saya menjadi kesulitan berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan juga emosi sendiri terhadap manusia. Karena selama ini saya lebih banyak berkomunikasi dengan benda mati; buku dan teman-teman lainnya itu.

Maka dari itu, menulis adalah salah satu media curhat saya yang tak pernah berhenti menemani. Adakah di sini kawan-kawan yang memiliki kebiasaan seperti saya? Kalau ada, mungkin kita sepemikiran untuk beberapa hal.

Tapi, perlu kalian tahu. Ternyata curhat pada benda mati itu gak selalu baik seperti yang saya paparkan di atas. Kita harus mulai berani berbicara dan berbagi masalah serta keluh kesah pada orang yang kita percaya tanpa perlu merasa malu dan jangan pernah takut untuk dikritik.

Untuk memulai berbicara perihal masalahmu pada sahabat terdekat tentu kamu perlu memiliki keberanian ekstra. Teruntuk si manusia yang pasif dan jarang berbicara, hal ini tidaklah mudah. Mungkin ia bahkan memerlukan waktu berhari-hari untuk memikirkannya.

Itulah letak salahnya kita. Terlalu lama berpikir dan mencemaskan sesuatu yang belum terjadi. Takut nanti akan begini atau begitu. Jika kita kilas balik kisah masa kecil, dimana kita tidak perlu berpikir panjang untuk melompat ke kolam berenang tanpa takut tenggelam. Lantas mengapa semakin kita mendewasa kita malah semakin dipenjara dengan banyak pemikiran dan pengetahuan kita sendiri?

Dan, konsep ini sama halnya dengan; kapan saya mulai menulis? Atau kapan saya harus mulai menulis?

Sering, gak, sih? Atau ada beberapa orang terdekat bahkan kita yang selalu meragu untuk memulai sesuatu? Entah itu memulai untuk belajar, menulis, move on dsb. Mereka ragu karena merasa takut gak bisa.

Gini, lho, guys. Semua itu bukan masalah bisa atau tidaknya. Tergantung kamu mau atau tidaknya. Maka dari itu judul part ini berisi sebuah ajakan yang mengacu pada kemauan bukan kemampuan.

Karena saya yakin, kita semua manusia memiliki kemampuan untuk itu. Apalagi kalau bukan berkarya. Entah kalian yang jomblo atau single atau tukang ngupil apalah itu gak ada hubungannya dengan tingkat kemampuan. Sekali lagi saya tegaskan, KALIAN BISA KALAU MAU.

Saya ingin sedikit memotivasi kawan-kawan di sini: Jangan pernah meragu untuk menjadi diri sendiri.

Mungkin kalian sering mendengar pepatah bijak itu. Dan menurut saya hal ini sama dengan prinsip jangan pernah meragu untuk memulai banyak hal termasuk menulis.

Menulis dan KamuWhere stories live. Discover now