15. Las Vegas

27.8K 3.9K 559
                                    

Maap aku kemarin nanya bosen atau engga yaa, nggak enak sama kalian yang pengen ini update. Tapi kemaren tuh ada yang bilang bosen, jadinya aku tanya kalian semua, tadinya kalo pada jawab bosen, mau langsung aku kasih chap ending😂

Typo parah, soalnya aku gak baca ulang.


***

"aku bisa menyetujui semua syarat yang kau ajukan, asal Linford memegang setengah kendali dari McNon." ujar Seongwoo khas dengan raut datarnya, tentu saja ditambah dengan aura tegas dan tenang.

Pria paruh baya itu menatap Seongwoo, tampak berpikir keras setelah mendengar ucapan lelaki muda yang berada di hadapannya, "aku akan memikirkannya, tidak masalah kan? Karena kita akan terus bertemu selama dua hari kedepan."

Seongwoo terdiam lalu perlahan mengangguk kecil, "baiklah, kau bisa memikirkannya. Tapi ku ingatkan satu hal, kau tahu benar bahwa Linford tidak pernah mengecewakan." dibentuknya senyum kecil, namun terlihat mengerikan.

Seongwoo beranjak dari duduk kemudian membenarkan setelan jas Armani yang dipakainya, tangannya bergerak mengisyaratkan Sungwoon untuk memberikan berkas lengkap yang dibutuhkan lelaki hampir tua di depannya.

Setelah urusannya selesai, Seongwoo bergerak cepat menuju hotel. Tak ingin membuat Arly menunggu lama.
Hei, memangnya Arly siapa sampai ia harus mengkhawatirkan wanita itu menunggu, Seongwoo pun tidak tahu.

Seongwoo menengadah sebelum masuk ke dalam mobil, menemukan langit cerah yang hampir menguning. Menandakan matahari mulai bergerak ke barat, lalu mulutnya memerintah Kenzo untuk mempercepat laju kendaraan.

Sedang Arly tengah sibuk menaburi mawar di bath up yang sudah dipenuh air dan dicampur beberapa macam sabun cair. Setelah dirasa cukup, ia memasukkan tubuh kedalamnya.

Ia akan berendam disiang menjelang sore ini, karena tubuhnya terus berkeringat padahal air conditioner di kamarnya sudah terpasang suhu paling rendah. Maka dari itu ia memutuskan untuk berendam sambil menunggu Seongwoo, jangan dipikir Arly menyiapkan semuanya dengan mudah, ia tidak mengerti dan tidak tahu cara memakai bath up, ia harus memanggil beberapa pelayan yang disiapkan untuknya sampai ia mengerti cara pakainya.

Diwaktu yang sama, Seongwoo masuk kedalam pintu yang menyambungkan pintu kamarnya dan Arly, lelaki berparas tampan itu mengedarkan pandangan untuk menemukan si kecil, kemudian telinganya mendengar suara percikkan air yang berasal dari kamar mandi.

Bodoh, bagaimana jika seseorang masuk tanpa mengetuk. Maki Seongwoo dalam hati saat mencoba membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci, lelaki itu mulai melepas dasi dan berujung pada melepas seluruh pakaiannya.

Si wanita berjengit kaget saat seorang lelaki tiba-tiba datang dengan keadaan telanjang bulat, ikut masuk ke dalam bath up. Wajah Arly terlihat sangat bodoh saat ini, matanya mengerjap, memastikan jika lelaki yang dilihatnya adalah Seongwoo.

"kau mengagetkan!" seru Arly keras, dadanya berdetak kencang dan wajahnya memerah, bukan karena kaget dengan kedatangan Seongwoo, melainkan ia tadi sempat melihat benda yang seharusnya tidak ia lihat.

"kagetmu terlambat." Seongwoo mencibir pelan. "Dan apa tadi? Matamu jelalatan sekali. Dasar mesum!" timpalnya dengan raut meremeh.

Wajah si wanita berkerut, merasa tersinggung. "aku tidak mesum, kau yang mesum." tampiknya dengan ekpresi galak, tapi gagal, malah terlihat seperti anak kecil yang mencoba belajar melotot.

Seongwoo terkekeh kecil, terdiam sejenak sebelum berucap, "kita akan naik gondola sore ini."

"hng? Naik Gondol? Apa itu?" si wanita tidak mengerti ucapan lawan bicaranya, atau pendengarannya yang sedang terganggu.

Dominance ¦ Ong SeongwooWhere stories live. Discover now