25. Can I?

24.3K 3.9K 480
                                    


***

Arly menyesal, menyesal telah menginterupsi dua insan yang mungkin akan menghabiskan malam berdua, karena itu, Seongwoo mendiami sedari tadi saat dalam perjalanan menuju mansion.

Sedang si lelaki 'pun tak tahu harus berekspresi seperti apa ketika wanita di sebelahnya memergoki dirinya tengah berciuman bersama wanita lain. Ia ingin menjelaskan, tetapi takut membuka luka lama.

"maaf atas sikapku yang sangat tidak sopan tadi." si wanita lebih dulu memecahkan keheningan.

Seongwoo menoleh, mendapati kepala Arly yang menunduk. "tidak, kau tidak melakukan kesalahan."

"dia saudara kembar istriku." sambungnya setelah beberapa saat. Membuat Arly menatap Seongwoo kaget, namun sedetik kemudian berubah menjadi raut sendu.

Mendengar Seongwoo berbicara mengenai istrinya entah kenapa membuat dada Arly berdenyut. Bukan karena cemburu, tetapi merasa bersalah. Jika saja ayahnya tidak-Ahh Arly ingin menangis sekarang juga.

Seongwoo menoleh penasaran kearah wajah Arly yang sekarang ia dapati tengah menunduk lebih dalam.

Kim Yura, saudara kembar istri Seongwoo. Entah apa yang ia pikirkan hingga berani mencium kembaran sang istri. Mungkin, rindu?

Ya, Seongwoo benar-benar rindu akan kehadiran istrinya, Yuhee.
Wajah identik mereka begitu membuat ia terus membayangi Yura adalah Yuhee.

Mungkin kalian bertanya, kenapa Seongwoo tidak menikahi kembarannya? Jawabannya adalah perbedaan sifat yang besar diantara keduanya. Dan tentunya, Seongwoo hanya mencintai Yuhee.

Yuhee mempunyai sifat ramah, baik hati dan menggemaskan. Sedangkan Yura lebih mempunyai sifat cuek, tidak peduli, dan keras.

Ah, ia telah melakukan kesalahan. Pertama, membuat kesalahan pada mendiang istrinya. Kedua, membuat kesalahan pada Arly.

"aku permisi ke kamar." ujar Arly setelah keduanya sampai di kediaman.

"hn." balas Seongwoo singkat. "jangan lupa untuk meminum susumu." timpalnya mengingatkan.

Arly baru saja menaiki ranjang, bersiap tidur namun seseorang lebih dulu memasuki kamarnya.

"aku akan tidur disini." ujar lelaki yang masuk kedalam kamarnya.

"oh? Yaa, tentu saja." balas Arly sedikit terkejut dengan kedatangan Seongwoo yang tiba-tiba, lalu menggeser tubuhnya, memberikan tempat untuk si lelaki.

"kau lelah?" tanya Seongwoo ketika berhasil mendapatkan kenyamanan saat memeluk tubuh kecil si wanita.

"tidak."

Dahi Seongwoo berkerut, menatap Arly penuh kebingungan, "tapi kau bilang padaku tadi bahwa kau lelah." ujarnya dengan suara rendah, yang langsung membuat Arly gelagapan.

"hm, yaaa, tadi aku memang merasa lelah. Sekarang sudah tidak" balas Arly cepat agar Seongwoo tidak curiga.

Memangnya Seongwoo bodoh? Lelaki itu tahu jika Arly tidak ingin melihatnya bersama Yura.

"sekarang tidurlah, tidur terlalu malam tidak baik untuk anakku."

Apa kau akan terus menyebutnya dengan anakmu? Bukankah dia anakku juga? Maksudku, anak kita? Tidak bisakah kau menyebutnya seperti itu? - Arly.


***

Pagi hari ini mansion cukup dikejutkan dengan kedatangan Jennie yang membawa sebuah undangan pernikahannya.

Dominance ¦ Ong SeongwooWhere stories live. Discover now