15

1.4K 102 0
                                    

_____

Bintang berjalan menghampiri Langit yang tengah duduk di salah satu kursi cafe. Saat Langit mengetahui kehadiran Bintang, dia langsung menyimpan menu yang di pegangnya.

"Sekarang lo mau ngomong apa?" Tanya Bintang, lalu dia duduk di hadapan Langit.

"Sebelumnya gue minta maaf sama lo Bin, gue gak tau harus ngomong darimana. Lo pasti marah sama apa yang akan gue biacarain"

"Gue gasuka basa basi, cepetan lo ngomong. Sebenarnya lo itu suka sama siapa, Mentari apa Bulan? Lo jangan nyakitin perasaan keduanya Lang"

"Itu yang gue bingung. Satu sisi gue suka sama Bulan, satu sisi gue juga gak bisa mutusin Mentari"

Bintang mengepal tangannya. "Bener kan, lo masih suka sama Bulan. Gue ingetin ya, jangan pernah ganggu dia lagi kalau lo pilih Mentari"

"Sebenernya ada yang terjadi antara gue dan Mentari, yang semua orang gak tau termasuk nyokap gue"

Raut wajah Bintang berubah, dia heran dengan pria yang ada di hadapannya ini. Dia seperti orang labil sekarang.

"Sekarang lo ngomong, apa yang mau lo omongin. Gausah bikin gue bingung"

"Gue..gue udah ngerusak Mentari Bin, gue minta maaf" saat Langit berkata seperti itu, dia menundukan kepalanya karena dia tidak mau melihat reaksi Bintang saat dia mengungkapkan semuanya.

"Maksud lo apa" Bintang mencoba menautkan alisnya. Dia pikir Langit telah berbuat hal yang seharusnya dia tidak lalukan.

"Sorry Bin sorry"

"Maksud lo apa?" Ketus Bintang.

"Gue, udah ngelakuin hal yang seharusnya gue gak lakuin ke Mentari"

Mata Bintang melebar. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Langit. Dia ingin sekali memukul pria dihadapannya itu, tapi tidak mungkin disini, situasinya ramai, dan Bintang juga bukan cowok yang suka kekerasan.

"Lo keterlaluan Lang, lo tau lo udah nyakitin dua cewek" Bintang tidak tahu apa yang harus dia katakan saat ini, dia ingin sekali meluapkan amarahnya, sangat.

"Bin, saat itu gue gak sadar Bin, gue mabuk berat. Dan yang dipikiran gue itu cuma Mentari gak ada Bulan, sama sekali gak ada dia dipikiran gue"

Bintang hanya terdiam dan berusaha meredamkan emosinya.

"Dulu saat waktu kecil, cuma Mentari yang gue suka, tapi dia pergi ke Kanada dan ninggalin gue sendiri disini. Gue hidup tanpa dia Bin, gue terlalu mencintai dia. Tapi gue berusaha menutup rasa ini dalam dalam karena gue gamau terlalu berharap sama dia. Dan saat SMA gue ketemu sama Bulan, dia cewek yang berhasil ngebuat gue jatuh cinta untuk kedua kalinya. Gue udah bisa lupain dia, karena ada Bulan. Tapi saat dimana Mentari pulang malam itu, dia malah pulang ke rumah gue, dan saat itu gak ada orang tua gue, gue gak tau kenapa gue mabuk. Dan pikiran gue yang terlalu memikirkan Mentari datang lagi, dan saat melihat Mentari ada di hadapan gue, gue ngelakuin hal itu tanpa sadar. Dan itu juga tanpa Mentari sadari"

"Udah cukup gue gak mau denger apapun lagi. Sekarang gue mau lo buang rasa  suka lo terhadap Bulan, gue gamau dia terus berharap sama cowok kaya lo. Dan gue mau lo tanggung jawab atas perbuatan lo"

Antara Bulan & LangitМесто, где живут истории. Откройте их для себя