23

1.4K 105 1
                                    

_____

Kami bertiga sampai di tempat acara promnite. Acara ini akan menjadi acara paling berkesan dalam hidupku. Tempat ini indah, dengan balon dan bunga yang bertebaran di kolam renang. Tepi kolam yang dihiasi lampu tumblr, dan alunan musik yang membuat suasana makin terasa.

Aku melihat Langit dengan Mentari. Mereka begitu cocok, dan kesalahan terbesar aku adalah masih menyimpan rasa terhadap Langit.

Tidak lama kemudian acara dimulai, semua orang berdansa. Tapi kulihat Langit berdiri sendiri di tepi kolam dengan gelas di tangannya.

"Lo kenapa disini?"

Langit menoleh.

"Lo sendiri?"

Aku tersenyum. "Kok balik nanya?"

"Bulan, sebenarnya ada yang mau aku kasih tau ke kamu"

"Apa?"

"Gue dan Mentari akan pindah ke Kanada, dan kuliah disana"

Kenapa setelah mendengar pernyataan Langit hatiku menjadi sakit, padahal dulu Langit pernah bilang kalau dia suka Kanada, terus katanya dia akan mengajaku kuliah disana bersamanya. Tapi itu hanyalah sebuah angan angan yang memang kenyataannya tidak akan mungkin.

Aku mengangguk mengerti. Sekarang aku benar benar kehilangannya, kehilangan dia untuk selamanya.

"Lo baik baik ya disana, jaga Mentari karena dia adalah tanggung jawab lo. Bahagiain dia seperti lo bahagiain gue bahkan kalau bisa lebih bahagia"

Langit tersenyum tulus. Hatinya menjadi lega karena sekarang Bulan sudah tau semuanya dan Bulan bisa menerima kenyataannya. Jujur Langit masih mencintainya tapi dia juga tidak bisa terus mencintai Bulan, sementara yang akan menjadi pendamping hidupnya adalah Mentari.

"Lan, maaf ya sikap gue selama ini ke elo. Gue udah bersikap salah dengan diemin elo dan putusin lo tanpa alasan waktu itu, jujur gue gak siap buat kasih tau yang sebenarnya ke elo, jadi gue memilih untuk menjauh dan bersikap seolah gue gak peduli lagi sama lo"

"Gue udah maafin lo" aku tersenyum sambil menepuk pundak Langit. Tapi apa bisa aku melihatnya Lagi nanti. Mungkin saat kulihat, dia sudah bahagia bersama Mentari mempunyai seorang anak dan berkeluarga.

Aku sadar ini adalah takdirku, dan aku akan menerimanya meskipun itu sulit.

"Bulan"

"Iya"

"Mau dansa sama gue?"

Aku malah cengo. Dan celingukan, yang pastinya mencari dimana Mentari.

"Loh Mentari mana?"

"Dia pulang duluan"

"Kenapa pulang? Ada urusan?"

"Kayanya sih iya, tapi gue mau anter dia gamau"

Aku mengangguk, dan sekarang aku berdansa dengan Langit, menikmati setiap alunan musik yang terasa. Saat ini aku hanya ingin bersamanya karena nanti aku akan benar benar kehilangannya.

Antara Bulan & LangitWhere stories live. Discover now