1. tetangga baru

304 49 19
                                    

Gruduk
Gruduk

Suji menoleh ke arah lelaki yang membawa koper dan tas ransel di depannya. Lelaki itu berusaha masuk ke dalam lift yang hanya berisi Suji seorang.

"Ah akhirnya masuk juga. Untung ini apartemen ada lift. Kalo cuma tangga kasian gue." Gumam lelaki itu.

Suji hanya melirik lelaki itu lalu kembali menatap pantulan dirinya pada dinding lift.

Sembari sampai di lantai tujuan, lift yang berisi dua orang tersebut dilanda keheningan.

Namun tak berlangsung lama.

"Sayang, opo koe krungu
Jerite atiku, mengharap engkau kembali~"

Suji lagi lagi menoleh ke arah lelaki disebelahnya yang kini bernyanyi.

Iya sih suaranya bagus. Tapi please, Suji lagi ada di mood yang jelek hari ini.

"Mas, bisa diem nggak sih? Berisik banget." Kata Suji ketus.

"E-eh maaf mbak." Kata lelaki itu.

'Galak ah. Tapi cantik. Tapi galak. Tapi cantik gimana dong?' Batin lelaki itu.

"Mbak mau ke lantai 5 ya? Saya juga di lantai itu mbak. Saya baru pindah kesini. Kenalin saya Chanㅡ" cerocos laki-laki itu mencoba berkenalan.

"Ish, mas, mood saya lagi jelek. Jadi jangan berisik," kata Suji memotong kalimat lelakiㅡyang di namanya Chan tadi. Tak lama lift terbuka.

"Saya duluan, mas." Lanjut Suji lalu keluar dari lift.

Chan melongo melihat gadis ketus tadi berlalu mendahuluinya.

"Untung cantik. Eh apaan nih?" Chan melihat sebuah nametag acrilyc di sampingnya.

Sulistya Jihanna Rachman

"Ini punya mbak itu kayaknya. Nama sama wajahnya sama-sama cantik. Tapi sayang ketus," gumam Chan sambil mengambil nametag tadi.

"Tapi ketus lebih menantang hehe. Gue kembaliin aja kali ya. Sekalian kenalan." Gumamnya lagi.

Baru aja Chan mau keluar dari lift. Pintu lift tertutup rapat.

"EH ANJIR KENAPA KETUTUP ADUH MANA INI RIBET MAU MENCETNYA. YAHHH KAN TURUN LAGI SIYALLLL." Pekiknya.

-----

Pemanasan dulu bor.

neighbor | chan-sujiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu