16. Tragedi Ospek

113 25 7
                                    

"Cepet dong jalannya! Katanya mau jadi polisi!"

Suji berusaha menyembunyikan tawanya setelah mendengar kakak tingkatnya berteriak seperti itu, kalo mau jadi polisi ngapain kuliah disini maleeen hadeh.

"Heh kamu! Yang rambut di kuncir kuda! Sini! Dari FEB itu! Yang barisan paling depan! Cepet!"

Suji menengok ke samping kanan kirinya, hanya dia yag memenuhi ciri-ciri yang disebutkan seniornya tadi.

"Iya kak kenapa?" Kata Suji setelah mendekat ke senior perempuannya yang seingatnya bernama Enaya.

"Nih minta tolong ya taruh di sekret BEM, bilang aja dari Enaya. Disana banyak orang kok lo ga usah malu. Makasi ya dek!" Kata Enaya lalu berlari masuk menuju gedung rektorat.

Suji melongo memandang seniornya dan sebuah plastik hitam yang sekarang di tangannya. Tak mau membuang waktu akhirnya gadis itu melangkah menuju sekret BEM yang tak jauh dar tempatnya berdiri.

Suji menghela nafas sejenak setelah sampai di depan ruangan dengan pintu coklat setinggi 2 meter yang di depannya bertuliskan 'BEM'. Sebenarnya dia cukup takut untuk kesini karena ini wilayah seniornya. Tapi akhirnya Suji memilih mengetuk pintu di depannya agar tak berlama-lama.

"Permisi, Assalamu'alaikum," hening. Suji kembali mengetuk pintu lebih keras. "Assalamu'alaikum permi-"

"Wa'alaikumussalam siap-SUJI?!"

"Siapa Jek-LOH JI NGAPAIN DISINI?!"

Dua orang yang ada di dalam sekret itu melotot melihat siapa yang datang, begitu juga dengan gadis yang hanya menjadi kurir itu.

"S-saya mau ngasi titipan kak Enaya. I-ini kak." Kata Suji sambil menunduk, tak berani menatap seniornya yang membuka pintu itu.

"Ji, kamu-"

"Oh oke, Ji. Kamu balik aja langsung ya. Makasi titipannya."

"Sama-sama kak Chan, aku balik kak Chan, kak Jeka. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Ah gak asik lo, Chan. Dia jadi pergi kan." Kata Jeka saat Suji menjauh, "Dia masih ada acara di audit, brengsek. Ntar dia kena hukum lagi. Dah masuk makan nih ada titipan gorengan dari Naya." Kata Chan lalu masuk ke sekret. Namun dalam hati lelaki itu bersyukur dirinya ikut keluar, Suji tidak akan berdiam disana dengan bajingan yang merangkap sahabatnya ini.

---

"Loh ji, mata kamu kenapa sembab? Itu idung kamu ampe merah gitu." Pertanyaan bertubi-tubi datang dari Darrel yang duduk menunggu Suji di kantin kampus. Iya, setelah dia balik ternyata lagi break ishoma.

Suji mencoba tersenyum. "Gapapa kok tadi aku nangis gara-gara keseleo. Sekarang udahan. Udah aku pakein balsem, gak usah khawatir!" Kata Suji berbohong.

Tentu saja gadis itu memilih berbohong, dia tak mau melihat temannya tau kalau sebenarnya dia menangisi lelaki brengsek yang sudah hampir dia lupakan itu.

Sialan memang. Dia aja keliatan baik-baik aja.

"Mending dengerin kating ngomong, Rel. Aku beneran gapapa." Kata suji mencoba tersenyum.

Dasar cewek:) Selalu senyum lalu bilang gapapa, padahal hatinya remuk seperti dilindas kereta.g :)

TBC

Gaje banget ye?? Hm
Double update gpp kan? He

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

neighbor | chan-sujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang