6. night talk

152 35 18
                                    

Judulnya sangat ambigu????? Hhhh enjoy ya guise



"Listening section, in this part of the test you will hear someㅡ"

"YA ALLAH INI KENAPA NGGAK LANGSUNG KE INTINYA SIH???? ENEG BANGET GUE DENGERNYA." Teriak Suji setelah melepas headphone yang tersambung pada laptopnya.

Dia lagi belajar buat UN bahasa inggris. UN masih seminggu lagi dan dia terus terusan belajar, malah muak sendiri.

Gadis itu melihat jam pada ponselnya, pukul 20:03.

"Keluar dulu ah laper." Gumamnya.

Suji keluar dari unitnya, tak lupa gadis itu mengunci pintunya.

"Mau kemana, Ji?"

Suji tersentak kaget lalu berbalik melihat siapa orang yang berada di belakangnya.

"Astagfirullah! Kak Chan! Ngagetin aja!" Suji reflek memukul pundak Chan.

Chan tertawa gemas.

"Gitu aja udah kaget hahahaha," Chan kembali menatap Suji. "Mau kemana udah malem gini?" tanya Chan lagi.

"Mau ke minimarket, sumpek belajar mulu hehehe. Kakak mau kemana?" Suji nanya balik.

"Mau buang sampah ke bawah. Bareng yuk!" Ajak Chan, Suji mengangguk. Keduanya berjalan beriringan sambil berbincang bincang kecil.

"Pantesan pintu kamu tetep ketutup. Belajar terus ya?" Tanya Chan. Suji mengangguk, "Aku pulang les jam lima, abis isya aku belajar lagi. Gitu terus selama sebulan ini. Dan sekarang aku eneg sendiri." Kata gadis itu.

Chan terkekeh, "Wajar lah kamu capek sendiri. Nggak usah terlalu di paksain lah. Nanti kamu sakit pas ujian gimana? Yang penting sekarang jangan lupa berdoa. Kalo kamu udah berusaha dan berdoa insyAllah nanti dimudahkan kok." Kata Chan.

"Iya sih kak. Makanya dua hari kedepan aku mau ngulang beberapa materi yang belum aku ngerti. Setelahnya aku istirahat aja biar nggak pusing pas UN."

"Emang yang masih belum kamu ngerti pelajaran apa?"

"Di fisika kak bagian yang ada vektornya. Sumpah dari dulu itu pelajaran nggak mau dingertiin. Heran."

"Oh kamu ngambil UN fisika? Sama dong. Kalo mau aku bisa bantu kamu buat belajar. Bentar aku buang ini." Chan berlari menuju tempat sampah besar di dekat gedung apartemen, lelaki itu kembali berjalan ke arah Suji.

"Yuk, aku mau beli minum juga di minimarket," kata Chan. "Jadi gimana?"

"Serius kak? Nggak ngerepotin?" Tanya Suji.

"Nggak kok nggak apa-apa. Besok mau?" tawar Chan, Suji mengangguk antusias, "Bisa kak! Makasi banget ya kak!" Kata Suji.

"Mau di mana nih?" Tanya Chan, Suji berpikir sejenak. "Terserah kakak aja. Tapi jangan di unit aku. Belum bersih bersih soalnya." Suji menyilangkan tangannya.

Kini keduanya duduk di depan minimarket. Sebuah meja bundar dan dua buah kursi yang memang disediakan minimarket tepatnya. (((Ngerti lah ya hwhwhw)))

Chan kembali berpikir, "Di unit aku gimana? Males keluar besok soalnya hehe." Suji mengangguk, "Boleh kok. Nggak masalah." Kata gadis itu.

"Ya udah. Besok jam 10 aja ya? Aku tunggu."

"Oke kak siap." Kata Suji.

Kini keduanya terdiam sambil terfokus pada makanan dan minuman masing-masing. Suji memakan popmie yang dibelinya dalam diam, sedangkan Chan meminum kopinya.

"Um... kak,nggak keluar malam mingguan?" Tanya Suji setelah menghabiskan makanannya.

Chan yang baru saja memainkan handphonenya menoleh ke arah Suji.

"Lah ini kan aku keluar, Ji." Kata Chan, "Maksud aku kencan gitu. Keluar malming sama pacarnya." Kata Suji.

"Punya aja nggak. Atau kalau kamu mau jadi pacar kakak boleh kok hahaha."

"Apaan sih kak becandanya. Aku kira kakak udah punya pacar loh."

"Nggak kok. Pernah sih dulu. Tapi udah lama putus." Kata Chan sedikit curhat. Suji mengerutkan keningnya.

"Hahaha apa banget muka kamu." Kata Chan lalu menyentil kening Suji.

"Aduh sakit kaakk. Tapi serius loh, kakak tuh baik dan ramah banget. Kakak juga nggak jelek kok, bisa banget gak punya pacar." Celoteh Suji masih memandang Chan.

Chan yang secara tak langsung dipuji gadis di depannya berusaha tidak salah tingkah.

"Secara nggak langsung kamu bilang aku ganteng, Ji? Makasih banget loh. Kalo mau muji terang-terangan juga nggak apa-apa hahahaha."

"Hahㅡa-apa? Astaga ng-nggak gitu kak!"

"Jadi, aku jelek?"

"Ngㅡnggak kok kak! Aduh gimana ya."

Chan tertawa melihat Suji yang salah tingkah, gadis itu menunduk malu.

"Hahaha becanda, Ji. Aku anggap itu pujian. Tapi serius, aku sedang nggak tertarik ngejalin suatu hubungan, karena lebih enak begini. Santai. Yah walaupun akhir-akhir ini ada yang lagi menarik perhatian kakak sih. Tapi kakak lebih nyaman sendiri untuk saat ini." Kata Chan, Suji kini mengangguk paham setelah berhenti dari salah tingkahnya.

"Bener juga sih kak. Aku aja ngerasa lebih bebas setelah putus waktu itu. Mau ngejalanin hubungan yang santai dikira nggak peduli. Heran." Suji kini mulai curhat.

"Oh jadi yang waktu kakak baru pindah itu kamu lagi galau?" Tanya Chan, Suji mengangguk.

"Itu pas aku putus. Tapi ya udahlah. Aku nggak mau berlarut-larut nyeselnya. Ya udah aku lupain aja."

"Pantesan kamu ketus banget pas kakak ajak kenalan." Kata Chan sambil tersenyum, "Ya maaf, kakak sih tiba-tiba nyanyi eh terus ngajak kenalan." Kini Suji yang tertawa.

Setelahnya dua pasang pemida pemudi itu terdiam sambil sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kak makasi ya." Mata Suji tiba-tiba,

"Buat?" Tanya Chan bingung.

"Makasi udah mau dengerin curhatan aku. Aku jadi ngerasa punya kakak kandung loh hehehe."

Chan tersenyum lalu menepuk puncak kepala Suji pelan, "Sama-sama, Ji. Kalo kamu butuh kakak, bilang aja. Kakak bakalan usahain selalu ada buat kamu."

----

HADUH AKU MAU DONG KAK CHAN HEHEHEHE APAKABAR GAES??

neighbor | chan-sujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang