7. belajar

135 35 14
                                    

"Ohh yang ini kamu nggak ngerti? Sini coba." Kata Chan setelah melihat materi yang ditunjuk Suji.

Keduanya kini berada di ruang tamu unit Chan. Mereka baru saja memulai kegiatan belajar.

"Gitu doang kak? Astaga kok bisa aku nggak ngerti. Makasi ya kak," kata Suji tulus, Chan tertawa karena tingkah Suji yang menurutnya menggemaskan.

"Iya sama-sama. Coba kamu kerjain soal deh, biar terus inget." Suji mengangguk lalu gadis itu kembali fokus pada buku detik-detiknya.

Keadaan hening setelahnya, Chan bangun lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman dan beberapa camilan.

Lelaki itu kemudian kembali ke ruang tamu. "Nih ntar dimakan ya." Katanya sambil meletakkan jajanan tadi di meja.

Setelah mendapat respon berupa anggukkan dari Suji, Chan duduk di sebelah gadis itu lalu memainkan handphonenya.

Tiba-tiba notifikasi pesan singkat masuk ke handphone tersebut.

Chan menghela nafas setelah membalas pesan sahabatnyaㅡJuniartha Fabian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chan menghela nafas setelah membalas pesan sahabatnyaㅡJuniartha Fabian.

Tak lama setelahnya pintu unit apartemen Chan diketuk dengan tak sabaran.

Chan mendecih lalu berjalan menuju pintu, mengabaikan tatapan bingung Suji.

"CHAAAN CEPET BUKㅡ"

"Iya ini anjㅡberisik banget lo. Gue lagi ada tamu." Kata Chan, "Lah lo mens? Jadi selama ini loㅡ"

"Mulut lo minta di sobek emang ya. Maksud gue ada tamu dateng, tuh dia lagi duduk di ruang tamu." Kata Chan berusaha menjelaskan kepada sahabatnya itu.

Jun melihat orang yang dimaksud Chan, "Dih serem banget lo berduaan sama cewe jam segini. Ckckck, tiati kalo berduaan sama lawan jenis. Ketiganya setan!" Kata Jun dengan nada menyebalkan.

"Iya setannya elo. Lo kan sekarang orang ketiga. Cepet masuk, ga enak diliat tetangga kita rusuh di pintu." Kata Chan.

"Ji, maaf ya. Temen kakak tiba-tiba dateng, nggak apa-apa kan?" Tanya Chan. Suji mengalihkan pandangannya dari buku di depannya lalu melihat siapa teman Chan itu.

"Nggak apa-apㅡ"

"LOH??" Jun tiba-tiba berteriak sambil menunjuk Suji setelah melihat gadis itu.

"E-eh?" Suji bingung ditunjuk seperti itu, mana omongannya dipotong. Orang gila. Untung ganteng.

"Lo kenal dia?" Tanya Chan pada Jun. Jun mengangguk, "Dia kan ceweknya Jeka sat. Gila lo nikung dia." Kata Jun. Mata Chan dan Suji sama sama membola karena kaget.

"Hah? Apaan tau darimana?!" Pekik Suji

"Seriusan lo anjir?" Tanya Chan memastikan. Jun mengangguk. "Gue pernah liat lo jalan bareng Jeka." Kata Jun.

"Gue udah putus kali. Udah ah jangan bahas dia, terserah dia mau ngapain. Kak aku pulang ya, makasi udah ngajarin." Ucap Suji lalu pulang setelah membereskan buku-bukunya.

"Galak banget. Untung cantik. Heh lo punya temen cantik ngga ngasi tau wah jahat lu." Cerocos Jun. "Berisik. Inget Yebin, btw mau ngapain lu kesini?" Kata Chan ikutan galak.

"Dih galak bener. Keganggu ya berduaannya? Dih lu mah kalo yang iya-iya jangan diapartemen, di hotel sana biar aman."

"Mulut lu emang ya, minta di jait," Chan pergi ke dapur untuk mengambil minuman untuk Jun. "Nih minum. Eh beneran Suji ceweknya Jeka? Bukannya ceweknya tuh anak fakultas bahasa?" Tanya Chan.

"Lu kayak gatau Jeka aja. Eh tapi kan katanya tadi udah putus. Pepet gih, mumpung gaada anjingnya hahaha."

"Bawa santuy aja dulu elah. Masih anak SMA, cepet baper model gitu mah gampang." Kata Chan,

"Yee santuy santuy. Awas lu ntar jadi bucin dia tau rasa. Emang lo ya muka doang polos kelakuan bejat ckckck. Brengsek mah brengsek aja." Jun memperingati sahabatnya yang selalu begini setelah putus dengan mantannya. Kalimat Jun tadi hanya dibalas tawa oleh Chan.


---

Hehe tijel banget kan y

neighbor | chan-sujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang