12 - Basah Kuyup

63.8K 3.6K 14
                                    

Vella berjalan sambil mengendap-ngendap. Ia terlihat seperti maling yang berusaha melarikan diri agar tidak ketahuan. Tujuan Vella mengendap-ngendap, karena ia ingin kabur dari pelajaran Bu Sari.

Bolos sekali gak papa, kan? pikirnya.

Jadi ceritanya, minggu lalu saat pelajaran Bu Sari, Vella sempat tertidur karena semalam ia begadang untuk melanjutkan cerita barunya di wattpad. Bu Sari marah, dan bilang kalau Vella ketahuan tertidur lagi, guru itu tak segan-segan untuk mengurangi nilainya serta diberi poin. Ditambah lagi dengan hukuman yang disuruh membersihkan toilet, biar gak ngantuk, kata Bu Sari.

Ketika hendak melewati ruang musik, Vella meringis karena matanya menangkap Pak Johan yang sedang ngobrol dengan Pak Zainal. Kedua guru itu tampak terbahak-bahak, entah apa sebabnya. Yang jelas, Vella sedang mengumpat di balik tembok.

"Aduh, Pak, saya gak kuat! Ngakak banget, Pak!" Pak Zainal terbahak-bahak seraya memegangi perutnya.

Pak Johan tertawa seperti om-om pedo. "Iya, memang lucu."

Vella memutar bola matanya. Kedua guru itu memang selalu tertawa, padahal tidak ada yang lucu sama sekali. Tetapi sekalinya mereka marah, wajahnya akan terlihat semenyeramkan genderuwo.

Setelah menunggu hampir 2 menit, akhirnya kedua guru laki-laki itu pergi. Vella menghembus napas lega, lalu berlari kecil menuju toilet. Di dalam toilet, ia segera masuk ke dalam satu bilik dan diam di sana.

Sebenarnya, tujuan Vella ngumpet di salah satu bilik adalah agar jika ada guru yang ke toilet, ia tak akan ketahuan jika sedang bolos.

"Gila, cape gu--"

Omongan Vella terhenti bersamaan dengan suara pintu yang dibuka seseorang. Vella menahan napasnya, ia takut jika orang itu adalah guru.

"Gue udah cantik belum, Des?" tanya seorang perempuan seraya memakai lip gloss miliknya yang sengaja ia bawa dari rumah agar bisa ia pakai di sekolah.

Orang yang dipanggil Desi itu tertawa kecil. "Udah lah. Lo mah selalu cakep."

Vella berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun. Karena jika orang di dekat wastafel itu tahu bahwa ada Vella yang sedang bersembunyi, Vella takut kalau orang itu akan mengadu pada kepala sekolah. Lalu Vella akan berakhir di ruangan kepala sekolah. Dan Vella tak mau itu terjadi.

"Awas aja tuh, si adek kelas kecentilan yang namanya Vella itu. Dia pikir dia cantik apa? Cantikan gue kemana-mana kali!" seru anak perempuan yang memakai lip gloss tadi.

Mendengar namanya disebut-sebut oleh orang itu, Vella sempat terkejut. Namun ia harus berusaha untuk diam agar tidak ketahuan.

Desi lagi-lagi tertawa. "Ya iyalah, Bi. Lo itu kan most wanted. Jelas lah cantikan lo kemana-mana."

"Awas aja kalo gue ketemu sama dia. Gue abisin pokonya!"

Vella menelan ludahnya kasar. Jadi, ia akan diapakan oleh Bianca? Vella tak bisa membayangkan jika dirinya di-bully habis-habisan oleh kakak kelasnya yang tak ia kenal itu.

"Gue sendiri bingung, Bi, kenapa Alan mau sama dia. Pake susuk kali ya, itu anak." Desi menyahut.

"Bisa jadi," balas Bianca. "Sumpah ih, gue kesel! Kenapa sih, Alan bisa mau sama dia?"

"Labrak aja, Bi."

Bianca tersenyum miring. "Pasti, kalo gue ketemu dia."

"Gue pasti bantuin lo kok, Bi. Gue kan--"

Sial. Omongan Desi terpotong karena tiba-tiba ponsel bututnya Vella berdering. Mengapa ponsel Vella butut? Karena waktu itu ponsel Vella 'kan rusak. Ingat?

She's MINE!! (✔)Where stories live. Discover now