17 - Hajar

57.7K 3.4K 45
                                    

Alan memutar badannya, berniat mencari tempat duduk. Tetapi bukannya segera duduk di tempat yang kosong, ia malah menghentikan langkahnya. Alan menatap lurus ke objek di depannya dengan tatapan tajam. Tiba-tiba saja ia mengepalkan tangannya. Hatinya terasa sangat hancur ketika melihat pemandangan di depannya.

"Bangsat," umpatnya pelan.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia langsung melangkahkan kakinya cepat, menghampiri kedua orang yang sedang asik mengobrol itu. Ketika Alan tepat di depan tempat duduk mereka, keduanya menoleh ke arah Alan secara bersamaan.

Terlebih Daniel yang sangat terkejut dengan kedatangan Alan. Vella pun sama terkejutnya. Sumpah, wajah Alan tampak lebih menyeramkan dibanding biasanya. Mata cowok itu menatap keduanya dengan tatapan tajamnya. Vella juga dapat melihat bahwa tangan Alan mengepal, sampai urat-uratnya terlihat.

Daniel hanya bisa menerima nasibnya dan menebak-nebak apa yang akan dilakukan Alan terhadapnya. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi jika 'mantan sahabat'nya itu sudah ngamuk. Bisa-bisa satu dunia hancur dibuatnya.

"Lo." Alan menatap tajam ke arah Daniel yang masih menunduk. Tiba-tiba saja, Alan mendekati Daniel. Daniel hanya bisa pasrah dengan apa yang akan Alan lakukan terhadapnya.

"Kamu ngapain sih, Lan?" Vella mengernyit bingung.

Namun Alan tidak mau mendengarkan Vella. Dengan kasar ia menarik kerah baju Daniel, menariknya ke atas agar cowok itu dapat berdiri. Alan mencengkram kerah baju Daniel kuat-kuat, seraya memberikan tatapan tajam gratis untuk Daniel.

"Gue tanya, emangnya lo seganteng apa sampe berani deket-deket cewek gue?" Alan bertanya dengan tenang. Namun, seringai itu terlihat sangat menyeramkan di mata Daniel.

"G-gue gak maksud--"

Belum sempat Daniel menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Alan menghempaskannya ke lantai begitu saja. Usai dihempaskan begitu saja, Daniel meringis ketika tubuhnya menyentuh lantai dengan keras.

"LO GAK PANTES BUAT IDUP!" Alan membentak Daniel tepat di wajahnya.

Vella meringis. Tahu begini, ia tak akan menghampiri Daniel ke kantin. Tetapi, padahal Vella hanya ingin mengucapkan terima kasih. Tidak lebih.

Alan meraih mangkuk kosong yang ada di atas meja, berniat melemparkan itu ke wajah Daniel, namun pekikan Vella membuat gerakannya berhenti. Alan menoleh ke arah Vella, menatap kekasihnya yang tengah menatapnya juga.

"Apa?" tanya Alan pada Vella dengan nada datarnya. Wajah cowok itu kini terlihat lebih songong dan terkesan menantang.

"Bisa gak sih, kamu gak usah terlalu kasar?" tanya Vella, sedikit memajukan tubuhnya ke arah Alan. Cewek itu tampak berani menatap Alan dengan tajam.

Alan berdecak. "Bukannya aku udah bilang, kalo aku gak suka kamu deket-deket cowok lain selain aku?"

"Tapi gak gini juga, Alan! Aku cuma mau bilang makasih sama Daniel, tapi kamu langsung hajar dia gitu aja!" seru Vella.

"Makasih karena apa?" tanya Alan, masih dengan nada datarnya.

Vella terdiam. Tidak mungkin jika ia memberitahu Alan tentang Daniel yang memberikannya ponsel baru. Bisa-bisa, ponsel itu akan dihancurkan oleh Alan sampai bagiannya terpisah-pisah. Bukan hanya ponselnya, bisa-bisa Daniel juga akan semakin dihajar habis-habisan oleh Alan.

Buat pelajaran ya, teman-teman. Jangan suka cari ribut sama yang namanya Alano Adiputra.

"Kenapa diem? Kamu sembunyiin sesuatu dari aku?" Alan yang penasaran itu mulai kepo.

She's MINE!! (✔)Where stories live. Discover now