6.Mulai

179 8 0
                                    

"Kenapa lo , kok tiba-tiba diem?? Lo gak suka kalau gua jadian sama Raihan?" Tanya Angel , yang tidak sengaja melihat wajah Vita berubah saat dia mengatakan. Bahwa dirinya telah resmi dijadikan pacar Raihan.

"Ya enggak lah gila , gua lagi heran aja ngel."
"Why?"
"Heran aja sama perasaan gua." Sambil menyondorkan kepala belakangnya ke jendela yang terbuka disisi sampingnya.

"Perasaan hati lo yang suka sama gua?" Suara itu muncul persis dikuping Vita. Sontak Vita kaget dan langsung duduk dengan posisi seperti biasanya.

Gilang memohon pada Angel untuk meninggalkan kelas , walau dengan bahasa isyarat. Langsung Angel berdiri , dan izin pada Vita kalau dia mau ke Kamar Mandi. Meski alasan semata , Vita tetap percaya pada Angel.

Kini yang menempati posisi Angel adalah Gilang , laki-laki yang slalu membuat dirinya kesal dan sebal.

"Duduk nya jangan deket-deket!" Ucapan juteknya , saat melirik Gilang yang berada di sampingnya.

"Kenapa?? Takut jantungnya gak terkontrol ya?" Senyum samar tercipta dibibir Gilang.

"Ge'er!"
"Jangan Galak , nanti makain cantik loh." Wajah Vita kini merah merona , layaknya memakai eyeshadow.
"Gak usah merah juga kali tuh muka , kayak baru jatuh cinta aja." Ledek Gilang.
"ishh... Apa si lo!! Udah sana keluar!! Bisanya ganggu orang mulu."
"Yaudah iya , nanti gua ganggu lo di Ranjang aja ya?!" Ucapan Gilang yang lumayan keras , membuat anak-anak yang berada dikelas ternganga.

"ishhh GILANG!!" Gilang mulai lari dari tempat itu , dan mengeluarkan suara ketawa saat melihat Vita marah.

🔥

"Dari mana lu bro?!" Tanya Toto mewakili pertanyaan temannya yang kini sedang berkumpul dikantin sekolah.

"Nanya gua?"
"Yaiyalah Gilang ganteng kayak sekuteng belon mateng masa gua nanya sama pak arip!"
"Oh. Kepo"
"Najisun."

"Yang jadian boleh lah." Sindir Gilang yang membuat Raihan terbelalak kedirinya.
"Siapa lang?" Lagi-lagi Toto bertanya.
"Tuh you pren."
"Raihan?"
"Bukan , Pak arip!" Sahut Raihan.

"Apa-apaan ini , gosipin saya terus! Cepat masuk ke kelas!! Bel dari tadi kok ngetem aja kayak angkot!! Buruan!!" Pak arip yang tidak sengaja lewat karna sedang berpatroli.

"Eh-- iya pak iya." Ucap mereka sambil memberi bentuk tangan menyerupai tanda Peace.

🔥

"Iya pah , kenapa?" Ucap Vita melalui panggilan seluler handphone nya , yang kini sedang menunggu papahnya untuk menjemput dirinya. Tepatnya didepan pintu gerbang sekolah.

"Yah gak bisa nih pah? Yaudah deh pah gak papah." Sahutnya agar ayahnya tidak khawatir , percakapan itu pun selesai. Tanpa sadar dibelakang Vita ada sesosok laki-laki bertubuh tinggi memakai tas ransel hijau tua , yang di slempangkan ketangan kanannya.

"Kenapa? Gak dijemput?" Sontak Vita kaget dan langsung berbalik tubuh.

"Hmm." Vita berdeham dan mulai memasukan handphone kedalam saku bajunya. Dan melangkahkan kaki menuju jalan keluar untuk pulang. Tapi reaksi ini ditahan oleh Gilang yang ada diposisi belakangnya.

"Lo balik sama gua aja , udah sore , nanti ada om-om godain kasian." Ucap Gilang sambil memegang pergelangan tangan Vita , dan sontak melepaskannya , karna intruksi Vita yang melihat kearah tangannya.

"Ga usah gua jalan aja." Sambil melanjutkan langkahnya , Gilang bergegas mengambil Motor Ninja Hitam , miliknya.

Langkah Vita sudah tidak terlihat dari sekolah , karna Vita melewati Jalan tikus. Walaupun bisa dibilang , kalau daerah sini itu rawan banget copet , begal , bahkan banyak yang wanita yang menjadi korban SEKSUAL dijalan sini. Memang tempat yang dikerumuni oleh pohon-pohon besar , biasanya Vita tidak pernah lewat sini. Tapi karna waktu semakin cepat untuk gelap , dia memutuskan untuk lewat daerah MENEGANGKAN Ini.

"Eh... Ada neng cantik." Sontak tubuh Vita menjadi beku , tetesan keringat menjadi dingin , melihat 5 laki-laki bertubuh besar memakai pakaian layaknya seorang preman. Berusaha mendekati Vita , entah apa yang harus Vita lakukan , dirinya sangat takut.

"Jangan ngalangin wanita jalan!" Sumber suara ada dibelakang Vita , semua preman jalanan menghampiri sosok anak SMA itu , dan meninggalkan Vita. Vita menghindar beberapa langkah , dan melihat kejadian tonjok-menonjok didepan matanya secara langsung.

Berhasil semua preman jalanan itu berhasil dikalahkan oleh Gilang. Dan langsung Vita menghampiri Gilang , Vita melihat ada luka mememar dibagian pipinya.

"Lang makasih ya , gara-gara gua lo jadi ada luka begini , yaudah kita cari warung lang , Gua mau obatin luka lo." Gilang yang menahan sakit hanya mengangguk , dan memakai helmnya ke atas kepalanya , disusul menaiki motor ninja hitamnya.

"Ayo lo naik , mau kena preman lagi?" Disusul jawaban Vita yang menggidikan kepalanya , dan menaikan tubuhnya keatas Ninja Hitam itu.

🔥

"Arghhh!!"
"Sakit ya lang? Maaf maaf , sini sedikit lagi udah kok." Ucap Vita sambil mengobati bibir Gilang , dengan menggunakan tangan miliknya.

Gilang melamun menatap wajah Vita yang sangat dekat , terlihat sangat serius saat mengobati luka Gilang. Dan kini semuanya buyar saat Vita mulai selesai mengobati dirinya.

"Udah lang."
"Makasih."
"Iya sama-sama."

18.40 Vita tiba didepan rumahnya , begitu pula Gilang yang mengantarnya sampai ke rumah.

"Makasih lang. Udah malem lo hati-hati ya."
"Perhatian?? Apa ngingetin??"
"ishh... Udah sana , nanti ke maleman."
"Oke , salam buat Papah mertua." Mulai mengendarai Motornya , dan disusul senyum samar dari diri Vita.

FromTheEyesWhere stories live. Discover now