01

373 70 30
                                    


"YA!" Auday mundur selangkah karena saking terkejutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"YA!" Auday mundur selangkah karena saking terkejutnya.

"Siapa kau?" tanya Auday menutup pintu dibalik punggungnya.

"Oh, jadi kau yang namanya Auday, kau tidak sopan ya?" Auday melotot sejadinya.

"Apa maksudmu mengatakan aku tidak sopan huh?" tanya Auday mendekat.

Laki-laki itu menurunkan sweaternya yang masih setengah jalan menutupi tubuh bagian atasnya.

"Aku sedang berpakaian, dan kau tiba-tiba masuk ke kamar," katanya ketus membuat kejengkelan Auday meningkat padanya.

"Ah, maafkan aku kalau begitu, aku tidak tahu jika ada orang didalam sini, karena sebelumnya aku tinggal disini sendirian," kata Auday meletakan tasnya di meja belajar dekat ranjangnya.

"Ya tidak apa, lain kali jangan di ulangi, aku mau pergi melihat mayat itu," mendengar kata mayat, tubuh Auday kembali menegang.

Sepeninggal laki-laki itu, Auday segera membersihkan tubuh dan membuat coklat panas di dapur asrama.

Salsa yang sudah ada didalam dapur pun menghampiri Auday yang sedang membuat minuman favoritnya ketika malam hari.

"Kau sudah dengar berita itu?" tanya Salsa.

Auday hanya diam sambil mengangkat bahu, "Mendengarnya sudah, melihatnya, maaf aku tidak berani," kata Auday mengaduk minumannya yang sudah jadi.

"Kau tahu, ini menjadi sedikit mengerikan jika berjalan sendirian di area sekitar lapangan," kata Salsa.

Auday melamun, awalnya dia tidak tahu bahwa dia tadi berbicara dengan hantu di kelas tadi. Di kelas yang Auday rasa menjadi tempat kejadian itu bermula.

"Sal, aku kembali ke kamar dulu ya? Aku tidak enak badan," kata Auday kemudian berjalan gontai menuju dorm.

Pikiran buruk soal mayat dan sosok hantu memenuhi otaknya, hawa dingin lorong dorm yang sepi menambah pikiran Auday melayang kemana-mana.

Bagaimana jika nanti aku menoleh ada hantu nanti?

Auday memacu langkahnya menuju kamar, membuka lalu menutupnya, menghela nafasnya lega kemudian berjalan mendekati ranjang.

"Hei,"

"Aah!" Auday hampir saja menumpahkan segelas coklat panasnya karena mendengar suara itu.

"Astaga, kau kenapa sih?" tanya Auday kesal kemudian berjalan menuju kasur.

"Kau yang kenapa, kenapa kau terburu-buru seperti itu?" Auday mengangkat kedua kakinya ke kasur, memeluk lututnya.

"Entahlah, beberapa kejadian aneh di sekolah ini membuatku takut," kata Auday memulai cerita.

Laki-laki itu berjalan mendekat, lalu duduk didepan Auday. "Ceritalah, aku tidak keberatan," kata orang itu.

"Kita bahkan belum berkenalan dengan benar, ah tidak apa lagipula kau sudah menjadi teman sekamarku," kata Auday lalu tersenyum.

J O M B L O✔Where stories live. Discover now