08

148 34 10
                                    

Auday berjalan bersama seseorang yang menggenggam tangannya layaknya seorang kekasih, tapi seingatku aku tidak memiliki kekasih, batin Auday

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Auday berjalan bersama seseorang yang menggenggam tangannya layaknya seorang kekasih, tapi seingatku aku tidak memiliki kekasih, batin Auday.

Laki-laki itu menoleh padanya, wajahnya tidak begitu jelas terlihat oleh Auday tapi sudah dipastikan ia tidak mengenal siapapun yang menggandengnya ini.

Mereka ada di atap sekolah, menikmati matahari sore seperti yang dikatakan laki-laki itu.

"Bagaimana perasaanmu?" tanpa disuruh bibir Auday bergerak menjawab pertanyaan laki-laki itu.

"Lebih baik, aku tidak tahu apa jadinya jika kakak tidak datang," Auday mengerutkan dahinya menatap sekitar dengan damai, tapi kebingungan masih ada didalam kepalanya.

"Lain kali jika terjadi apa-apa, cari aja kakak disini," kepala Auday mengangguk kemudian kepalanya ditarik kedalam pelukan laki-laki itu.

Puncak kepalanya dicium dan surai rambutnya di usap dengan sayang.

"Pol, kakak mau ngomong," Auday menatap orang itu, sekali lagi dia tidak bisa melihat jelas siapa orang itu, dan panggilan itu.

Pol, Poly?

Apa Auday ada didalam tubuh Polly sebelum dia meninggal?

Apa ini semacam petunjuk? Tapi kenapa dia tidak bisa melihat wajah pelaku nya?

"Kakak suka sama kamu," entah kapan Auday melamun, dia sekarang sudah ada didalam kuncian laki-laki itu, belakangnya pagar dan jika jatuh ia akan langsung menghantam bebatuan dibawah.

"Tapi kak, kita kan sodaraan, sodara nggak boleh saling suka," Auday melotot ketika laki-laki itu mendekatkan wajahnya dan mulai menciumi pipinya.

Auday mendorong dadanya, tapi dia tetap berada di tempat dan tidak mundur sekalipun.

"Enggak kak, pergi!" Racaunya terus menerus.

"Shhttt, biarkan kakak mencoba bibirmu sebentar saja," pipi Auday di jepit dengan tangan laki-laki itu.

Tangan Auday memukul-mukul kepala laki-laki itu kemudian menendang kemaluannya, setelah itu dia kabur tapi dia tidak tahu mau kabur kemana.

Tangga! Kakinya berlari menuju ke arah tangga sesegera mungkin dia turun dari atap.

Secepat kilat, Auday merasakan tubuhnya kembali ditarik kebelakang, laki-laki itu membawa Auday kembali ke atap, kali ini malah memojokkan Auday ke ujung rooftop yang pagarnya rusak.

"Kamu nurut kalo nggak mau jatoh!" bentak orang itu. Auday memegang lengan laki-laki itu erat, dia lebih sayang nyawa daripada harus merasakan kerikil yang ada dibawah sana.

"Kak please, Poly nggak mau jatuh," bibir Auday sekali lagi bergerak sendiri menatap laki-laki itu.

Auday menatap tangannya yang menggenggam erat lengan laki-laki itu, Auday memperhatikan lengan itu, ada bekas sayatan tipis disekitar pergelangan hingga ke siku.

J O M B L O✔On viuen les histories. Descobreix ara