09

140 34 3
                                    

Bodo amat gue suka, gue apdet lagi.

Auday kembali ke smp itu untuk melihat-lihat, memang sudah jam pulang sekolah, tapi masih banyak siswa yang berada di sekolah

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Auday kembali ke smp itu untuk melihat-lihat, memang sudah jam pulang sekolah, tapi masih banyak siswa yang berada di sekolah. Termasuk Rae yang sekarang sudah berjalan berdua dengan Auday.

"Rae, kau mengenal Poly?" tanya Auday pelan, mungkin saja anak ini ada hubungannya dengan kematian Poly.

"Poly ya? Sudah lama aku tidak melihatnya bersekolah, kakak siapa?" Auday sedikit terkejut. Tapi ketika Auday melihat raut wajah Rae, Rae terlihat berduka. Tidak salah dia mengajak Rae.

Rae segera mengganti raut wajahnya, "Maksudku, apa kakak ada hubungan dengan Poly?" Auday tersenyum sambil menggeleng.

"Aku hanya ingin tahu soal Poly, kau temannya kan?" Rae mengangguk tidak tanggung.

Mereka berhenti sebentar di koridor, didepan mading yang penuh foto angkatan. Rae menunjuk foto kelasnya, ada sekitar tiga lima atau tiga puluh tiga anak, entahlah dia malas menghitung.

"Itu Poly" Auday sedikit menyipit ketika Rae menunjuk foto Poly.

"Dan ini aku," lanjutnya dengan menunjuk siswi disebelah kanan Poly.

"Kalian kenal baik?" Rae mengangguk, "bahkan kami bersahabat," Auday mengangguk kemudian mengajak Rae untuk melanjutkan jalan dengan sedikit bercerita tentang Poly.

"Poly adalah teman paling konyol yang pernah kumiliki, dia bertingkah blak-blakan yang kadang terlihat konyol didepan teman-teman hanya untuk membuat mereka tertawa, dia baik, ramah tapi entah kenapa, dia menghilang tepat di hari ulang tahunnya yang ke limabelas." Raut wajah Rae berubah aneh.

"Dia dinyatakan menghilang setelah bermain bersama kakaknya, Tomy, kata kak Tomy Poly marah padanya karena tidak dibelikan es krim di kedai es krim favoritnya, lalu dia kabur sambil menangis, Tomy mengatakan itu ketika orang tua Poly menelfon Polisi,"

"Aku turut sedih, kau pasti tahu tempat favorit Poly kan?" Rae mengangguk dan berkata akan mengantar Auday kesana.

Mereka sampai di dekat pohon kemarin, yang tidak Auday ketahui, ada pintu menuju atap di sudut lain dari aula di dekat pohon itu.

Mereka naik dan kemudian angin menyapa mereka.

"Poly sering menemui kak Tomy disini," kata Rae.

Auday mengedarkan pandangannya, dan benar disana ada pagar yang rusak, sama persis seperti di mimpinya.

"Kenapa dengan pagar itu?" tanya Auday.

"Tidak tahu," Auday mengangguk memaklumi.

"Siapa kalian?" Segera Auday menoleh ke sumber suara, seorang laki-laki seumuranya ada diambang pintu.

"Hai kak, kami baru saja akan pergi kok," kata Rae kemudian sedikit menarik Auday pergi dari sana.

Ketika Auday berpapasan dengan orang itu, dia menatap lamat kemudian menatapnya menilai dari atas hingga bawah.

J O M B L O✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt