Special chapter

2K 168 18
                                    

Naruto dkk milik Masashi Kishimoto
Rating T-M(?)
Pair Naru x femSasuke

Hope you enjoy it

Naruto Side Story

Ujian Penunggang Naga telah selesai, kini Naruto sedang mencoba menunggangi Inna. Senyum lima jarinya merekah saat terbang tinggi bersama naganya. Mata sapphire nya menatap kagum dengan pemandangan di bawah, hamparan padang rumput yang hijau, rumah penduduk yang rapi, Istana Konoha yang megah, padi dan gandum yang menguning, dan hutan hijau yang sejuk, dari ketinggian ini ia bisa melihat betapa indahnya ibu kota Kerajaan Konoha.

Tidak terasa dirinya terbang sampai di perbatasan antara ibu kota Kerajaan Konoha dengan Hutan Mati yang dihuni oleh Penyihir. Hutan Mati tidak lah besar, hanya sebuah hutan yang di kelilingi tanah Konoha. Ia mengelilingi Hutan itu menatap awan hitam yang berada di atasnya, memang aneh, disaat daerah lain di hiasi awan putih dan langit yang biru cerah bahkan aurora terlihat dipenjuru negeri, tapi Hutan mati ini seakan enggan menyambutnya.

Naruto berdecih pelan, ia membawa Inna semakin mendekati Hutan Mati, memperhatikan kondisi pepohonan yang terlihat layu dan seperti tidak ada tanda kehidupan disana. Tiba-tiba mata sapphire nya menangkap siluet seorang gadis yang berpijak di tanahnya. Sepasang mata onyx itu terbelalak kaget melihatnya, gadis itu mengangkat penutup kepalanya dan berlari masuk.

"Kau ingin mengejarnya Naruto?"

"Tidak, tidak sekarang Inna," Naruto masih memperhatikan tempat di mana gadis itu berlari tadi.

"Kita kembali ke Istana." Lanjut Naruto. Ia tidak menyadari kehadiran satu orang di balik pohon di sana.

.

"Bagaimana perjalanan mu Naruto?" Kurama yang baru saja menghabiskan makan siangnya menghampiri Naruto yang sedang mengganti pakaiannya.

"Kurama-nii, aku lagi ganti baju bisa kau keluar sebentar Yang Mulia?" Naruto yang baru menurunkan Yukatanya sampai pinggang berhenti sebentar, menunggu Kurama untuk keluar. Namun bukannya mengindahkan perkataan adiknya itu ia malah duduk manis di atas tempat tidur yang dilapisi dengan kain sutra dan ukiran bunga krinsan timun yang indah.

"Jangan melihatku." Naruto mendelik tajam pada calon Raja Konoha itu.

"hahahha, dulu kecil kau suka sekali mandi denganku hmmm." Kurama tertawa sambil mengggoda adik semata wayangnya itu.

"Itu dulu Nii-sama." Naruto berkata kesal sambil mengganti pakaian dengan cepat.

"Jadi bagaimana tadi?" Kurama mengulangi pertanyaannya.

"Luar biasa, Nii-sama tahu Kerajaan Konoha terlihat indah sekali dari atas. Aku akan mengajak mu jalan-jalan nanti." Jelas Naruto dengan penuh semangat. Naruto mungkin terkesan dingin dan biasa-biasa saja, tapi sebenarnya Naruto itu orang yang ceria, penuh semangat, dan sangat mudah antusias.

"Benarkah? aku tidak sabar." Kurama membaringkan dirinya lelah.

"Kau kenapa Nii-sama?" Naruto ikut membaringkan tubuhnya di samping Kurama.

"Hmm, tidak ada. Hanya memikirkan waktu cepat sekali berlalu, kau adik kecilku kini sudah besar, bahkan sekarang akan dikenal sebagai Penunggang Naga." Ujar Kurama di akhiri tawa bahagianya.

"Begitu juga kau Nii-sama, Nii-sama ku sekarang akan menjadi Raja Konoha. Aku yakin kau akan menjadi raja yang hebat nantinya." Dua kakak beradik itu bercengkrama sampai akhirnya tertidur.

.

Suara ketukan pintu membangunkan duo Namikaze yang tertidur.

"Hn ada apa?" Sahut Naruto dengan suara khas bangun tidur.

"Naruto-sama, apa Yang Mulia Kurama bersama anda?" Terdengar suara seorang pelayan perempuan di balik pintu.

"Ya, Yang Mulia sedang bersama ku." Jawab Naruto sambil mencoba membangunkan Kurama saat melihat langit yang sudah gelap diluar sana lewat tirai jendelanya yang tidak tertutup.

"Naruto-sama, Yang Mulia Kurama, saatnya makan malam, Yang Mulia Minato sudah menunggu anda."

"Iya kami akan segera kesana." Jawab Naruto sambil beranjak dari kasurnya, menghidupkan lilin di beberapa sisi untuk menerangi sudut ruangan.

"Kurama-nii, ayah sudah menunggu di ruang makan, cepat cuci wajah mu." Ujar Naruto yang melihat Kurama bangun masih dengan tampang mengantuk.

.

Setelah jamuan makan malam, Naruto kembali ke kamarnya.

"Aku mau tidur, pergilah." Naruto memberi perintah pada para penjaga dan pelayan di depan kamarnya.

"Tapi Pangeran, Yang Mulia memerintahkan kami untuk selalu-"

"Pergi atau kutebas lehermu." Pelayan itu menunduk takut dan segera pergi.

Naruto meniup beberapa lilin di kamarnya, menciptakan kegelapan. Ia pun berbaring di atas ranjangnya dan segera menutup kelopak matanya.
.
.
.

Krek

Suara jendela yang dibuka paksa membuat mata shappire milik Naruto terbuka. Ia memandang setangkai bunga yang berada di samping kasurnya.

Sekitar jam 01 malam.

Jendela yang terbuka membuat tirai putih melayang-layang terbawa hembusan angin. Dari sinar bulan yang masuk Naruto bisa melihat bayangan seseorang berdiri dibelakangnya, perlahan orang itu mengangkat sebuah benda yang diyakini Naruto adalah belati tinggi-tinggi dan-

Clank

Belum sempat belati itu menusuknya benda tajam itu sudah terlempar jauh akibat tangkisan Naruto.

"Siapa kau?" Naruto mengacungkan pedangnya tepat ke leher orang itu.

"Siapa yang mengirim mu?" Merasa di acuhkan pedang tajam Naruto semakin kuat menekan leher orang itu.

"Hutan Mati, Penyihir Hutan Mati yang mengirimku." Naruto mengangkat salah satu alisnya dan dengan gerakan cepat ia menebas leher pria itu.

"Kau pikir aku bodoh? Tapi tak apa, kita ikuti permainanmu."

Insiden percobaan pembunuhan itu menyebar cepat ke penjuru Istana. Minato terus mendesak Naruto agar memberitahu siapa yang mengirim assasin itu. Namun Naruto terus menolak mengatakannya, sampai satu minggu kemudian. Tepat hari diangkatnya Kurama menjadi Raja Konoha, Naruto meminta kakaknya itu menyatakan perang terhadap Penyihir Hutan Mati.

Semua sesuai rencananya sampai seorang gadis penyihir meminta maaf padanya? Setelah melihat rupa gadis itu ia baru mengerti, gadis yang bernama Sasuke itu salah paham. Namun bukannya menjelaskan, dirinya malah mengerjai gadis itu, sampai hampir membuatnya menangis.

Pertarungan kecil dan argumen dilalui bersama gadis itu hanya untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya. Diluar dugaannya gadis itu meminta maaf dan mengucapkan terimakasih padanya, lebih mengejutkan lagi gadis itu mengucapkan sumpah darah untuk mengabdi padanya.

Naruto menyeringai senang dalam hati, ia bisa memanfaatkan penyihir ini untuk menemaninya mengambil teratai.

Tahu kenapa tidak ada yang keluar hidup-hidup dari gunung tak terlihat? Karena teratai akan menyerap kehidupan seseorang yang memetiknya.

TBC
Aku tahu ini pendek banget wkwkwk *peach.

Mohon vote dan comment nya Minna

The Last Dragon Rider Where stories live. Discover now