Chapter 19

5.3K 240 22
                                    

Nathan tidak bisa berhenti menatap gadis yang tengah terbaring di hadapannya.

Nathan sudah meminta bantuan Lilie agar dapat menyembuhkan Freya. Tunggu beberapa jam saja agar Freya bangun.

Nathan sedari tadi sudah tertidur pulas di samping Freya.

"Hoaam." Freya kini sudah terbangun dari tidurnya, namun sedetik kemudian ia menjerit karena kaget ada Nathan di sampingnya.

"Nathann." panggil Freya, ia menggoyang-goyangkan tubuh Nathan.

Nathan langsung terbangun karena ia sensitif dengan suara meski ia sedang tidur.

"Apa?" tanya Nathan, tangannya menyapu rambut yang ada di wajah Freya.

Freya pun menjauhkan tangan Nathan dari wajahnya, "Kamu ini apaan sih? Megang-megang wajah orang."

"Kenapa? Gak boleh?" tanya Nathan sambil memasang wajah menggoda Freya.

"Yaiyalah gak boleh. Kamu siapa aku?" Wajah Freya sangat menyebalkan.

"Aku mate kamu."

•••♥•••

Natasha mengepang rambutnya sendiri  sambil bersendu ria.

Ia sedang menunggu Rayhan di Ujung Tebing tempat andalan Natasha untuk bertemu dengan Rayhan.

Hampir seharian ia sudah menunggu Rayhan, namun sepertinya pria itu tidak bisa datang. Seperti biasanya,

Natasha pun menghela nafasnya, ia merapikan keranjang yang berisi makanan yang ia bawa tadi dari rumah.

Lagi-lagi, Rayhan tiba-tiba saja datang untuk mengejutkan Natasha.

"Kirain gak bisa datang seperti sebelumnya." sindir Natasha.

Rayhan langsung mengambil keranjang yang sedang di pegang Natasha.

Rayhan dan Natasha pun pulang sebelum matahari terbenam.

Mereka berdua menikmati suasana hutan yang sangat asri, tidak henti-hentinya Rayhan menghibur Natasha dengan ucapannya.

"Nat, kamu tahu tidak apa perbedaan kamu sama mama aku?" tanya Rayhan.

"Gak tau." jawab Natasha.

"Kalau mama itu pembimbing hidup aku, sedangkan kamu teman hidup aku." jelas Rayhan.

"Gak jelas."

Perjalan mereka terhenti karena ada seseorang.

•••♥•••

"Makasih banyak tante, kalian sudah mau rawat aku hingga sembuh."

"Kenapa manggilnya tante? Orang panggil mama saja." ujar Lilie.

Freya tersenyum malu mendengar ucapan Lilie.

"Habiskan makananmu." perintah Nathan.

Freya pun langsung memakan kembali makanannya.

"Kamu ini! Seharusnya kalau bicara sama pasangan itu pelan-pelan, harus lembut, sekaligus gunakan kasih sayang, rasa perhatian kepada pasangan." jelas Lilie.

"Iya mah." jawab Nathan.

"Meoww." Gaeury menggosokkan badannya ke kaki Lilie.

"Astaga, ini kucing siapa?" tanya Lilie.

"Itu kucing Freya, mah." jawab Nathan.

Lilie yang sudah selesai makan pun berinteraksi dengan Gaeury.

"Kucingnya cantik sekali." puji Lilie.

"Makasih, mah." ujar Freya.

"Bulu nya bagus, kamu harus rawat dia dengan baik." Freya pun mengangguk paham.

"Mamah ini kayak pernah pelihara kucing saja." ejek Nathan.

"Heh kamu ini. Mama dulu melihara kucing." jawab Lilie.

Nathan yang sedang minum pun tersedak, "Hah? Kapan?" tanya nya.

"Sembilan belas tahun yang lalu."

"Oh ya? Siapa namanya?" tanya Nathan.

"Rien."

•••♥•••

"Rayhan, itu berbahaya!!" bentak Natasha.

"Aku tidak peduli. Aku harus menyelamatkan Ibu ku!!" bentak Rayhan.

"Tapi itu bukan Ibu kamu!!"

"Coba kamu lihat baik-baik," Rayhan mengarahkan jarinya ke seseorang yang sedang di cabik cabik sepuluh ekor rogue. "Dia orang yang sudah melahirkanku ke dunia ini."

"Tapi dia bukan ibu kamu!!!" Kini bentakan Natasha lebih keras dari sebelumnya.

Rayhan yang geram pun membentak Natasha menggunakan Alpha-Tone ,  "DIAM KAMU JALANG!!"

Natasha yang tidak dapat mengontrol emosinya pun menggunakan kekuatannya, ia mengeluarkan api agar dapat mengalahkan Rayhan.

Rayhan yang tidak mau kalah pun berubah shift dengan wolfnya.

Berkali-kali Natasha melemparkan apinya ke arah Rayhan. Namun semuanya meleset.

Dengan kelincahannya, Rayhan berhasil menangkap Natasha. Kuku tajam Rayhan berhasil menancap di mata kiri Natasha, sepertinya Rayhan menginginkan mate-nya buta.

Natasha menangis hebat karena matanya terasa perih. Sedangkan Rayhan, ia berjalan ke arah Rogue yang sedang memukuli Ibunya.

Natasha pun berlari sekencang mungkin menjauhi tempat tadi.

Sudah lama berjalan, Natasha menemukan sebuah gubuk tua. Ia pun memutuskan untuk beristirahat di sana.

"Sakitt." ringis Natasha, ia menutupi mata kirinya menggunakan tangannya.

Setelah menutup pintu gubuk tersebut, tidak lupa pula ia membacakan mantra agar tempat itu terhindar bahaya, Natasha jatuh pingsan di ruang tengah gubuk itu.











Selasa, 26 Juni 2018
@twhite_155

My Luna WizardUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum