3. Sebotol Good Day dan Sebungkus Nasi Padang

41.9K 4.8K 76
                                    

Hari ini aku seperti dikejar-kejar setan akibat efek lembur semalam. Iya, aku kesiangan. Karena tak sempat sarapan, aku pun membeli bubur di pinggir jalan dan kumakan di pantry. Mumpung ada sisa waktu beberapa menit sebelum meeting.

"Santai kali, Ta." Lukas berkomentar ketika baru saja memasuki pantry dan melihatku makan terburu-buru.

"Udah gak bisa slow. Bentar lagi gue ada meeting sama papi."

"Pagi?"

"Iya. Makanya gue buru-buru sarapan."

"Kenapa gak di rumah?"

"Kesiangan, Kas," jawabku sambil menutup wadah bubur ini dan kumasukan ke tempat sampah, "gue duluan, Kas."

"Iya, Ta."

Benar sesuai dugaanku kalau meeting ini akan berjalan lama dari biasanya karena membahas beberapa proyek yang akan dikerjakan mulai bulan depan. Aku sedikit menguap dan berusaha menahan kantuk. Tapi, Tama yang juga ditugaskan ikut meeting, langsung memelototiku.

"Nih, jangan sampai ketauan papi atau yang lain," katanya sambil menyodorkan sebungkus permen mint padaku.

"Thank you, Tam."

Dia mengangguk dan kembali melanjutkan aktivitasnya, yaitu menulis poin-poin penting yang disampaikan oleh beberapa petinggi kami.

***

Meeting selesai tepat saat jam makan siang, aku langsung menuju lantai tempat divisiku berada. Rasanya mau langsung tidur di atas meja, gak peduli makan siang. Karena kantuk sudah tidak bisa ditahan dan mata bawaannya mau merem.

Namun, saat sampai di kubikel, aku menemukan sebotol kopi Good Day tepat disamping beberapa tumpukan file. Tak hanya itu, didekatnya ada secarik kertas bertuliskan, 'Diminum ya, Ta. Jangan lupa makan siang.' dan diakhir kalimat itu aku menemukan nama Lukas.

Aku tersenyum dan menengok ke arah kubikel Lukas. Laki-laki itu ternyata masih setia berada di kubikelnya. Lalu, dia tersenyum ke arahku.

"Thank you," kataku. Dia mengangguk sambil membenarkan letak kacamatanya yang turun.

Aku pun membuka botol tersebut. Enak. Manis. Lukas tau aja kalau aku suka kopi Good Day.

"Makan yuk, Ta? Tadi lo kan cuma makan bubur doang," ajaknya yang tiba-tiba sudah berada di depanku.

"Nanti aja, Kas. Gue takut gak sempat, soalnya habis ini gue sama Tama mau nyerahin laporan ke papi dan ada beberapa hal yang katanya mau dia omongin."

"It's okay. Gue turun, ya."

"Sip. Makasih ya Kas, buat Good Day-nya."

"Sama-sama, Ta."

Seperti yang kukatakan tadi, selepas makan siang, aku dan Tama langsung menghadap papi demi memberikan sebuah laporan kramat itu.

Mau tau apa respon papi? Kurang lebih seperti ini. "Oke, ini saya terima. Tapi, tolong softcopy-nya kirim lagi ke email saya, ya. Terus kamu berdua buat lagi laporan enam bulan terakhirnya. Saya mau empat hari dari sekarang harus jadi. Jangan lupa, hardcopy kasih saya, softcopy kirim email."

Capek genks, mau teriak! Masalahnya tiga hari ke depan aku ada lembur juga. Boleh gak sih dilempar aja ke yang lain. Jangan ke aku atau Tama.

08:20Where stories live. Discover now