8. CFD

25.9K 3K 49
                                    

Minggu ceria untukku dan Lukas. Iya, hari ini rencananya kita mau lari pagi bareng. Ya, kayak orang-orang gitu sambil melepas penat selama seminggu bekerja mendedikasikan diri sebagai karyawan teladan di kantor.

Sekitar jam enam pagi tadi, Lukas sudah menjemputku dan kami pun langsung berangkat car free day di bundaran HI. Tapi, baru juga sampai si Lukas udah bisik-bisik buat ngajakin makan ketoprak. Lah, gagal dong rencana mau hidup sehat dengan lari pagi di pagi hari.

"Enak, Ta," komentarnya sambil melahap sesuap ketoprak.

"Iya," jawabku cuek. Males banget deh.

"Dimakan, Ta."

"Iya."

"Minum, Ta."

"Iya."

"Abis ini cobain beli .... "

"Kas, kita mau olahraga atau mau berburu kuliner? Inget yah, kita ini bukan food vlogger yang cicip ini cicip itu terus upload ke youtube," ucapku kesal.

"Sekali-sekali sih, Ta. Jarang-jarang makan kayak gini."

"Ya udah, makan aja sendiri. Aku mau lari. Jangan nyesel kalau pulang-pulang aku sama cowok lain." Aku bangkit berdiri dengan angkuhnya. Liat aja Lukas, nanti kamu menyesal. HAHAHAHA.

"Ta, awas ada batu!"

Telat Lukas!!! Aku udah keburu nyungsep. Jadi buat tontonan orang banyak kan. Mana mukanya bahagia semua ngeliat orang jatuh. Dasar, nggak ada hati sama sekali buat nolongin orang.

"Mbak, kalau kiranya masih ngantuk nggak usah sok-sokan mau CFD." Ih, ini ibu-ibu julid banget sih pasti demennya mantengin akun gosip di instagram.

"Yah, kayak anak kecil kesandung aja nangis."

Hah? Emang aku nangis, ya? Huaaaaa. Gusti pangeran, kok jatuh doang air mataku ngalir deras, sih. Makin malu aku berkali-kali lipat.

"Makanya, Ta, nggak usah sok sombong gitu. Langsung kena tulahnya kan," kata Lukas mengejek sambil membantuku berdiri.

"Tau, ah," jawabku kesal sambil berjalan meninggalkannya. Tapi, aku hampir saja terjatuh lagi kalau tidak ada Lukas yang memegangi tanganku. Kulihat ternyata Lututku berdarah dan pergelangan kakiku rasanya luar biasa sakit saat dibuat berjalan. Huaaaa.

"Dah, gak usah lari. Aku anter kamu pulang aja."

"Lho, kamu nggak ada niatan nganter aku ke dokter?"

"Nggak. Itu diurut sendiri juga bisa. Nggak usah lebay, kalau kiranya patah tulang baru kita ke dokter."

Ya Allah, kok jahat banget sih dia.

"Nggak usah nganterin aku, Kas. Aku mau naik grab aja. Dan nggak usah sok-sok jadi pahlawan dengan bilang, 'kamu harus pulang sama aku. Aku nggak mau terjadi sesuatu sama kamu'. Nggak usah bilang gitu. Aku mandiri."

"Ya, udah."

Hah? Aku melongo di tempat. Dia beneran pergi genks. Dia langsung jalan pergi gitu aja. Sama sekali nggak ngucapin apapun. Dasar jahat!!!

***

Pulang dari CFD, mood-ku berubah total menjadi lebih buas. Bodo amat. Lagi malas banget mau ngapa-ngapain, lagi nggak mau balesin pesan dari siapapun. Jangankan itu, satpam kost-an nyapa aja cuma kulirik doang. Argh, ini semua gara-gara Lukas. Bahkan, sampai sekarang dia sama sekali nggak telpon aku sekadar khawatir gitu. Nggak sama sekali.

Ya ampun, mana sakit banget lagi. Buat jalan aja harus kuseret kaki ini. Apa mungkin aku beneran patah tulang? Kok serem sih. Mana luka di lutut menganga banget dan kalau udah sembuh pasti bekasnya jelek banget. Kayaknya aku harus beneran periksa ke dokter deh. Seriusan gak kuat sama sakitnya kaki ini. Eh, tapi aku minta dianterin siapa?? Oh, iya. Aku punya ide.

08:20Onde histórias criam vida. Descubra agora