𝟎𝟒║ 𝑭𝒍𝒚 𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒎𝒚 𝒉𝒐𝒎𝒆

9.7K 913 24
                                    

𝐀𝐑𝐂𝐀𝐍𝐄 ┊Fly me to my home

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝐀𝐑𝐂𝐀𝐍𝐄 ┊Fly me to my home

Harum tubuhku menguasai, memanjakan indera penciumanku setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih empat puluh lima menit di dalam kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harum tubuhku menguasai, memanjakan indera penciumanku setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih empat puluh lima menit di dalam kamar mandi. Aku menunda untuk mandi karena ketiga teman-temanku (Brian, Calvin, dan Selene) tiba-tiba meramaikan obrolan grup dan kami mengobrol selama dua jam lamanya padahal saat itu Amerika sudah memasuki tengah malam.

Setelah memakai pakaian santai dan sedikit berias karena hari ini aku akan pulang, aku memutuskan untuk merapihkan semua barang-barangku ke dalam tas yang sempat aku beli di pusat pembelanjaan kemarin. Aku meletakkan tas milikku di samping tempat tidur, berjalan menuju balkon kamar Christian kemudian memandangi pemandangan yang mungkin akan aku rindukan ini.

Senyumku tiba-tiba mengembang karena otakku memutar saat aku menangkap basah Christian yang tengah mendengarkan lagu kesukaanku. Wajahnya terlihat begitu tenang, ekspresi yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Aku enggan berkomentar apapun karena enggan membuatnya malu karena sudah ketahuan olehku.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, sosok Anne terlihat dari balik pintu. Wanita paruh baya itu tersenyum ke arahku kemudian berkata; "Nyonya, makan siang sudah siap dan tuan sudah menunggu di ruang makan."

"Baik, Anne," ujarku, kembali masuk ke dalam kamar kemudian berjalan menuju ke luar untuk pergi ke ruang makan. Aku melangkahkan tungkaiku, tangga demi tangga kulalui dan rasanya ada berar di hati karena hari ini aku harus meninggalkan rumah mewah ini dan kembali ke kehidupanku yang sebenarnya.

Sesampainya di ruang makan, aku menarik kursiku, suara gesekkan bangku dan lantai membuat Christian mendongak dan menjatuhkan fokusnya padaku, aku tersenyum kearahnya. "Selamat siang," sapaku sambil menjatuhkan bokongku di kursi, Christian hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus pada ponselnya. Aku harus terbiasa dengan sifatnya yang menyebalkan itu— untuk apa terbiasa? Hari ini kan aku akan kembali ke Jakarta.

Aku menatap Christian dengan banyak pertanyaan yang berlalu-lalang di kepala, bertanya-tanya mengapa pria di depanku ini jarang-- bahkan hampir tidak pernah tersenyum. Sebuah senyuman mengembang saat menyadari kalau hari ini merupakan hari terakhirku untuk bertemu dengan Christian, dan hal itu membuatku sangat bahagia karena aku tidak akan melihat wajahnya yang menyebalkan itu lagi.

ARCANEWhere stories live. Discover now