22. Pertunangan

1.4K 199 7
                                    

Seulgi telah pulang dari acara makrabnya. Setelah mobil yang dikendarai Daniel untuk menjemput Seulgi berhenti dan terparkir sempurna di garasi rumah mereka, Seulgi langsung menghambur kedalam rumah menemui orang tuanya.

"Papa ! Mama !" panggil Seulgi saat tiba diruang tengah rumahnya.

Ketika sosok ayah dan ibu nya keluar dari kamar mereka. Seulgi langsung menaruh tas ranselnya sembarangan dan memeluk ibu dan ayahnya bergantian.

"Seulgi, kangen sama papa mama" ucap Seulgi saat memeluk ibunya erat.

"Mama juga kangen banget sama kamu" Nyonya Kang membalas pelukan putri semata wayangnya karena kerinduan diantara ibu dan anak itu.

"Papa juga kangen sama kamu sama Daniel" Tuan Kang mengacak pelan rambut Seulgi dan menepuk bahu Daniel.

"Kamu mandi dulu gih seul, bau asem. Ntar papa mama tunggu di ruang tengah" suruh Nyonya Kang pada Seulgi yang baru pulang dari makrab dan terlihat lusuh.

"Iya ma, Seulgi mandi dulu yaa" Seulgi segera menuju keatas kamarnya dan mandi.

"Mama sama papa yakin mau ngomong ke kak Seulgi soal ini ?" tanya Daniel pada mama dan papanya yang duduk diruang tengah menunggu Seulgi sambil menikmati teh.

"Kita gak punya pilihan lagi niel, semoga aja kakak kamu mau ngerti" Tuan Kang membenarkan letak kacamatanya dan menjawab pertanyaan Daniel.

Setelah hampir tiga puluh menit Seulgi mandi dan beres beres dikamar, Seulgi turun bergabung dengan mama, papa dan adiknya diruang tengah. Seulgi mendudukan dirinya didekat adiknya.

"Seulgi, ada yang papa sama mama mau bicarakan sama kamu. Makannya papa sama mama pulang ke Indo" Tuan Kang mulai berbicara saat semua anggota keluarganya sudah berkumpul.

"Ngomong apaan pa, ma ? Tumben ?" Seulgi masih menanggapi santai omongan papa dan mamanya.

Sesaat Tuan Kang, Nyonya Kang dan Daniel saling berpandangan sebelum mengatakan hal sejujurnya pada Seulgi.

"Seulgi, sebenarnya kepulangan papa sama mama selain kangen sama kamu dan Daniel---mau menjodohkan kamu dengan anak rekan bisnis papa" Tuan Kang menghela nafas dan mengatakan hal itu pada anak pertamanya.

"Apa ?! Papa sama mama mau jodohin aku ?!" Seulgi sontak terkejut dengan perkataan papanya yang tiba tiba menjodohkannya tanpa persetujuan darinya.

"Sayang, ini semua juga demi kebaikan kamu. Mama gak tega liat kamu terpuruk terus kalo inget kejadian itu, mama sama papa lakuin ini demi kebaikan kamu" Nyonya Kang berusaha menenangkan anak perempuannya dengan penjelasannya yang berharap akan dimengerti Seulgi.

"Tapi gak harus jodohin Seulgi kan ma, pa ?!" Seulgi terus berusaha menolak rencana perjodohan dengan teman rekan bisnis papanya.

"Seulgi, maafkan papa dan mama tapi kami sudah terlanjur berjanji dengan rekan bisnis papa. Kami yakin ini terbaik buat kamu seul. Besok malam kita akan ketemu sama calon suami kamu" jelas Tuan Kang yang sudah bulat dengan keputusannya.

Seulgi yang frustasi dengan perkataan papanya tentang perjodohan ini langsung menghambur pergi keluar rumah sambil menanggis. Seulgi tidak menghiraukan teriakan papa, mama dan adiknya. Seulgi terus berjalan cepat dan air mata terus membanjiri pipinya.

"Biarin Seulgi dulu sendiri, dia butuh waktu" Tuan Kang mencegah Nyonya Kang dan Daniel yang akan berusaha menyusul Seulgi yang keluar rumah.

Ditaman dekat karena kompleknya Seulgi mendudukan dirinya lesu. Seulgi menanggis tersedu dengan keputusan perjodohan dari kedua orang tuanya. Seulgi tidak habis pikir bagaimana orangtuanya tega menjodohkannya dengan laki laki yang tidak dikenalnya. Ini bukan masalah bisnis atau apa tetapi ini masalah masa depan Seulgi dan yang terpenting hati Seulgi. Mana mungkin Seulgi menikah dengan orang yang tidak Seulgi cintai. Sementara hati Seulgi mulai nyaman dengan seseorang.

"Sampai kapan lo disini ? Gak takut lo malem malem disini sendirian ?" saat Seulgi masih terisak dengan tanggisnya, dia dikejutkan dengan kehadiran sosok Wendy yang sudah duduk didekat Seulgi.

"Ngap----ngapain lo disini ?" Seulgi menghapus air matanya dan menoleh ke Wendy yang tiba tiba sudah ada didekatnya.

"Asyik juga malem malem disini. Adem" Wendy tidak menjawab pertanyaan Seulgi dan malah menikmati suasana malam ditaman itu.

"Jadi gimana lo terima gak perjodohan itu ?" tanya Wendy pada Seulgi yang masih terisak dengan sisa tanggisnya.

"Lo tau masalah ini ?" Seulgi tentu saja terkejut dengan pertanyaan Wendy yang mengetahui soal perjodohan dirinya.

"Gue dikasih tau Daniel, lo kan tau gimana adik lo itu" jawab Wendy dan diakhiri kekehannya.

"Gak tau dan gue gak mau" Seulgi menggeleng dan air matanya jatuh lagi membasahi kulit pipinya.

"Kenapa lo masih cinta sama Jaebum ?" Wendy menyindir Seulgi dengan pertanyaannya. Seulgi menggeleng tegas.

"Atau lo udah cinta sama kak Jimin ?" pertanyaan Wendy membuat Seulgi mematung dan tidak menjawab pertanyaan Wendy.

"Lo bisa bohong sama gue tapi lo gak bisa bohong sama perasaan lo sendiri seul" sambung Wendy lagi seolah sudah menemukan jawaban dari hati Seulgi.

"Ini juga semua demi kebaikan lo seul. Lagian orang tua mana sih yang tega liat anaknya terpuruk karena kejadian masa lalunya. Gue aja empet liat lo yang strees gara gara Jaebum" Wendy menghela nafas pelan.

"Pikir pikir lagi seul, perjodohan ini demi masa depan lo. Emang lo mau hidup selamanya dengan bayang bayang Jaebum di hidup lo ? Gak kan. Lo terima aja perjodohan ini. Orang tua lo pasti gak akan salah pilih" Wendy mencoba memberi semangat pada Seulgi dan menepuk bahu Seulgi pelan sembari tersenyum.

"Siapa tahu tuh cowoknya kak Jimin" sambung Wendy lagi yang sudah terkekeh menggoda Seulgi.

Seulgi sedikit terhibur dengan kata kata Wendy. Sekarang hatinya tidak seburuk tadi. Ntah kenapa Seulgi seperti memiliki firasat baik dengan perjodohan ini. Dia hanya berharap benar perkataan Wendy, semoga ini jalan terbaik untuk hidupnya. Dan sepertinya jika laki laki yang akan dijodohkan dengannya tidak Jimin, Seulgi mungkin akan pelan pelan melupakan perasaannya yang mulai tumbuh pada Jimin.

🍀🍀🍀🍀

SEUL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang