31. Tak Terlupakan

1.2K 204 14
                                    

Sudah genap seminggu ini Jimin dan Wendy marah pada Seulgi, Seulgi sudah berusaha menghubungi Jimin atau Wendy menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi tetapi hasilnya nihil. Bahkan dikampus pun Wendy menghindari Seulgi, dan Jimin tetap dingin dan cuek pada Seulgi.

Seulgi tidak tahan dengan kesalahpahaman ini hendak meluruskan dan menjelaskan pada Jimin juga Wendy. Untung saja ini hari sabtu jadi tidak ada kelas dikampus dan bisa Seulgi gunakan untuk berdiam diri dirumah memikirkan bagaimana cara menjelaskan pada Jimin juga Wendy. Daniel yang tidak masuk sekolah karena hari sabtu menghampiri Seulgi yang termenung di meja makan menatap makanannya lesu "Kenapa kak ? Muka kucel amat kayak banyak utang" Daniel bertanya pada Seulgi yang masih termenung. Seulgi hanya mengehela nafas pelan "Gaktau" dan menjawab pertanyaan Daniel seadanya.

Daniel menaikan alisnya sebelah mendengar jawaban Seulgi yang singkat dan lesu "Pasti berantem nih sama kak Jimin" tebak Daniel sambil mengoleskan selai ke roti sarapannya. Seulgi menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya lalu mengangguk pelan. Daniel menggeleng melihat kelakuan kakaknya yang sedang galau "Ah elah kak kak, kayak bocah aja galau galauan --- kalo kak Jimin udah gak sayang sama kakak yaudah cari lagi banyak kali cowok diluar" ceplos Daniel tanpa rasa berdosa pada Seulgi.

Alhasil Seulgi memukul lengan Daniel "Lo tuh kalo ngomong sembarangan aja !" sembur Seulgi sebal dengan ucapan Daniel. Daniel mengelus lengannya yang dipukul Seulgi cukup nyeri "Lah emang bener kan" bela Daniel pada Seulgi, Seulgi memukul lengan Daniel lagi "Lo ngomong gampang gue yang ngrasain" keluh Seulgi dengan tatapan sebal ke Daniel.

"Kenapa ? Kakak cinta mati yaa sama kak Jimin ?" belum puas Daniel membuat Seulgi menggeram sebal, kali ini Daniel mencoba mengoda Seulgi. Sontak Seulgi memukul lagi dan lagi lengan Daniel "Jelas lah ! Pake nanya lagi" tanpa Seulgi sadari mulut polos Seulgi menyeplos bahwa Seulgi mencintai Jimin yang bahkan perasaan ini belum Seulgi ungkapkan pada Jimin secara langsung.

Daniel hanya menampilkan cenggirannya dan menghambur berlari pergi keluar rumah karena lengannya sudah perih dijadikan samsak oleh Seulgi dipukuli berkali kali. Setelah itu sampai malam hari Seulgi hanya dikamarnya untuk menghabiskan waktunya. Seulgi memikirkan cara bagaimana menjelaskan kepada Jimin dan Wendy tapi otaknya benar benar buntu sekarang, Seulgi tidak bisa berfikir dan alhasil dia hanya tiduran dan mengelindingkan tubuhnya kekanan dan kekiri.

Malam hari setelah Seulgi mandi, Seulgi menonton televisi sembari membunuh bosan dan frustasinya. Tapi bukannya terhibur Seulgi malah meneteskan air matanya menonton adegan disalah satu drama Korea yang disiarkan di televisi saat adegan Gong Yoo yang berperan sebagai goblin berhasil mencabut pedang yang menghunus ditubuhnya selama ratusan tahun dengan bantuan tangan Eun Tak lalu Eun Tak menanggis tersedu melihat perlahan tubuh Gong Yoo berubah menjadi abu dan menghilang, tiba tiba Seulgi teringat Jimin dan merindukan sosok tunangannya itu.

Ting Tong Ting Tong

Dua kali bel rumah Seulgi ditekan menandakan ada orang yang datang kerumahnya. Dengan cepat Seulgi menghapus air matanya yang sempat menetes tadi, dan cepat cepat membukakan pintu untuk tamu yang datang kerumah. Mata Seulgi membulat saat melihat siapa yang datang kerumahnya "Kak Jimin" sosok lelaki yang dirindukannya tiba tiba hadir didepan rumahnya setelah seminggu bersikap dingin padanya.

Tatapan dan wajah Jimin ke Seulgi belum berubah masih dingin dan datar menunjukkan amarah yang coba disampaikan lewat matanya. Jimin tidak berkata apapun pada Seulgi atau hanya sekedar menyapa Seulgi dan merogoh saku jaketnya "Langsung aja --- aku kesini cuman mau ngembaliin ini sama kamu" tanpa basa basi lagi Jimin mengatakan tujuannya kerumah Seulgi sambil menyerahkan kotak berselimut kain beludru merah mirip tempat cincin. Seulgi meraih kotak itu dan membuka sehingga terlihat isi dari kotak itu "Ma---maksud kakak ?" tanya Seulgi dengan nada suara bergetar tanda Seulgi menahan air matanya.

"Aku mau balikin cincin pertunangan kita -- terserah kamu mau kamu apain cincin itu --- aku pulang" seakan tidak memberikan sedikit waktu untuk Seulgi berbicara, Jimin langsung berlalu meninggalkan Seulgi yang sudah meneteskan air matanya mendengar ucapan Jimin yang mengembalikan cincin yang dipakaikan Seulgi ke jari Jimin saat hari pertunangan mereka dan itu berarti Jimin menyudahi pertunangan mereka.

Jimin melangkahkan kakinya berjalan meninggalkan rumah Seulgi, Seulgi yang sudah tersadar dari mimpi buruknya buru buru mengejar dan menyusul Jimin berusaha menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka agar Jimin menarik keputusannya tentang nasib pertunangan mereka yang diambang perpisahan.

Jimin tidak mengubris panggilan panggilan Seulgi yang menyusul dan mengejarnya dengan air mata terus mengalir di pipi Seulgi. Jimin berbelok ketaman dekat rumah Seulgi yang masih dikomplek perumahan Seulgi tempat dirinya dan Seulgi pernah menghabiskan waktu bersama. Seulgi tetap mengejar Jimin sampai ketaman dan sosok Jimin berangsur angsur menghilang di telan gelapnya malam meninggalkan Seulgi yang berjarak jauh dibelakangnya.

Kaki Seulgi sudah lelah mengejar Jimin dan terduduk lesu ditanah taman sambil melihat punggung Jimin yang semakin hilang ditelan kegelapan malam, Seulgi terisak disana seorang diri. Dalam isakan tangisnya yang menderu Seulgi berbicara pada kegelapan malam yang menemaninya "Aku gak ada hubungan apa apa sama laki laki sialan itu --- aku udah lupain dia dan aku --- aku cuman cinta dan sayang sama kak Jimin --- jangan pergi" tanggis Seulgi semakin pecah dikeheningan malam ditaman setelah Seulgi mengutarakan semua isi hatinya pada Jimin yang belum sempat Seulgi ucapkan pada Jimin.

Tanggis Seulgi masih terdengar dengan isak isakannya tanpa ada yang berusaha menenangkan gadis yang terduduk lemah ditanah taman. Saat Seulgi masih menangisi kenyataan hidupnya tiba tiba lampu taman yang awalnya mati dan beberapa saja yang hidup itupun hanya diujung ujung taman sekarang hidup menerangi semua taman terutama tempat Seulgi berada. Bahkan air mancur taman tiba tiba hidup sendiri lengkap dengan lampu warna warninya.

Sontak Seulgi kaget dan berdiri melihat keadaan sekitar lalu menghapus air matanya. Tidak ada tanda tanda orang yang lewat atau sengaja menghidupkan lampu lampu ini lalu siapa yang melakukannya, ditengah kebingungan Seulgi tiba tiba dari arah depan yang di selimuti gelapnya malam ada beberapa orang yang berjalan kearahnya.

"Happy Birthday Seulgi, Happy Birthday Seulgi, Happy Birthday --- Happy Birthday --- Happy Birthday Kang Seulgi"

Disana Seulgi bisa melihat semua orang yang dia sayangi, berjalan kearahnya sambil bernyanyi selamat ulang tahun untuknya. Seulgi bahkan sampai melupakan hari kelahirannya karena dia terlalu terlarut memikirkan masalahnya dengan Jimin dan Wendy. Dari arah sebrang Seulgi melihat Yoongi dan Wendy yang membawa balon warna warni, Jin yang membawa kantong plastik ntah apa isinya dan adiknya juga Yerim yang duduk dikursi roda dengan sebuket bunga ditangannya juga Jungkook yang mendorong kursi roda Yerim tentunya juga Jimin, tunangannya yang berada di paling tengah barisan sembari membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin.

Air mata Seulgi tidak mereda bahkan semakin deras mengalir, ditengah kebingungannya dengan keadaan dan dirinya juga terharu semua orang yang disayanginya berdiri berada dihadapannya sedang tersenyum lebar dan mengingat hari kelahirannya. Jimin maju selangkah lebih dekat dengan Seulgi dengan membawa kue tart dan lilin yang masih menyala juga senyum lebarnya seolah tidak ada masalah apapun dihubungan mereka "Happy Birthday nona Park Seulgi" goda Jimin.

Bukannya meniup lilin atau merapal permohonan Seulgi lantas memeluk Jimin, Jimin yang tidak siap dengan pelukan tiba tiba Seulgi sampai hampir menjatuhkan kue ulang tahun yang dibawanya dan segera diambil alih oleh Wendy, kan sayang kalo jatuh mahal nih kue belinya batin Wendy didalam hatinya sambil terkekeh.

Seulgi menanggis tersedu sambil memeluk Jimin, Jimin hanya tersenyum dan membalas pelukan Seulgi. Jimin paham bahwa tunangannya saat ini pasti terkejut dan terlarut suasana apalagi dirinya sempat mendiamkan Seulgi selama seminggu dan sempat membuat masalah sebelum ini. Itu semua Jimin lakukan untuk kelancaran rencana yang sudah dia susun dengan semua orang yang terlibat dalam rangka membuat kejutan untuk hari spesial kelahiran Seulgi.

Jimin mengelus rambut Seulgi mencoba menenangkan Seulgi yang masih terisak akibat prank yang Jimin dan yang lain rencanakan. Masih dalam posisi berpelukan Jimin berkata pelan tetapi didengar Seulgi karena dekat dengan telinganya.

"Happy Birthday sayang, aku sayang kamu"

🍀🍀🍀🍀

SEUL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang