Etna and Zack

469 34 0
                                    

'Azura POV'

Aku tidak mengerti. Orang ini...pengurus klub bela diri, kan? Kok, orang ini ada disini? Tunggu... tunangan? 

Aku bertanya hati - hati, "Maaf, Pak, apa guru lain sudah dipanggil?"

Dia mendelik, "Sudah! Oriane bergerak! Dan siapa kau?"

Aku menunjukan kalung angsa putih, "Mungkin, ini akan menjelaskan semuanya...."

Guru itu berteriak histeris, "Kau mengenal Etna! Kalau begitu... mata itu... Aero-Witch? Kau... Ariane yang baru?" 

"Iya, Pak, saya Azura," kataku.

"Namaku Master Zack, tunangan Etna," kata orang itu.

Sebenarnya, aku agak ngeri dengan Master Zack. Di tampak sangat terpukul dengan kematian Etna. Aku bertanya, "Aku ingin tahu....apa sebenarnya hubunganmu dengan Etna?"

"Hah...oke, pertama, aku tunangan Etna. Dia seorang gadis cantik nan periang dan lembut tiada tara. Matanya yang biru dan sedikit sisi elf, adalah kecantikan alami. Aku sangat mencintainya, dan dia mau menerima cintaku. Well, sebenarnya kami tidak boleh berhubungan, jadi selama ini kami cuma tunangan." Master Zack meringis, "Menyebalkan sekali rasanya, tentu kalian tahu hal itu. Aku hanya ingin cintaku terbalas, dan kami bisa menikah. Tapi nyatanya tidak bisa."

"Etna adalah gadis baik, semua orang tahu itu, dan dia adalah jenis gadis yang memikat pria baik pula. Dia lembut dan santai, matanya mendamaikan. Kami bertemu saat kami saat itu masih sangat muda, dan kami jatuh cinta. Sekarang umur kami pun pas untuk bertunangan... tapi dia kini pergi. Etna pergi meninggalkanku."

Sorot mata Master Zack kembali serius ketika seluruh guru datang. Magician Alfred bertanya, "Bagaimana dengan Aria?"

Master Zack menjawab, "Ucapkan selamat datang pada Ariane yang baru."

Mataku terasa perih karena mendapat jabatan karena kematian Etna. Dan saat kutatap seluruh guru, air mata mereka juga keluar, seakan mengharapkan kutukan itu berhenti, sehingga kini tidak akan lagi pengorbanan seseorang yang begitu belia.

Selamanya.

-----------------------------------------------------------

'Frank POV'

Aku berlari kencang menuju kantor Ms. Deller. Azura kini menjabat sebagai Ariane yang baru, sementara sekolah dijalankan oleh Magician Alfred. Dan kini aku harus mengajarinya semua mantra pertahanan dan memakai senjata pusaka kerajaan.

Azura ada disana, dengan para guru mengelilinginya. Azura sudah menangis, air mata mengalir dari matanya, sementara tangisannya pilu. Di tengah situ, Ms. Deller, bersimbah darah, sudah menutup mata sambil tersenyum.

Saat Azu melihatku, dia menghambur dan menjatuhkan diri ke arahku. Matanya sembab sekali, dan aku tak tahan untuk melihatnya terus menangis.

"Hei, tidak usah menangis. Kau akan mengakhiri kutukan ini. Dengarkan aku."

"Tapi.."

"Dengarkan aku. Aku tahu kau sedih, marah, takut, tapi saat ini yang terbaik adalah mrlindungi diri, lalu kau belajar memakai senjata. Dan saat nanti perang dimulai, kau akan siap."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi. Sekarang tenang." kataku tegas.

"Tapi Wang Chu membuat ramalan tentang perang ini!"

Magician Alfred tersentak, "Qilin peliharaanmu? Apa isinya?"

Azura bergumam dan berkata, "Pada saat ini, kematian seorang perempuan akan menjadi pertanda. Dia adalah seorang pemimpin, yang disusul oleh hilangnya sang biru muda. Si merah muda di hutan sedang dibutuhkan. Apabila perang harus selesai, hanya ada satu makhluk hidup yang meregang nyawa. Hidupnya tidak berarti, tapi kehilangannya akan memberikan kedamaian. Tapi keadilan harus terungkap, sang kehidupan harus bangkit. Bilamana kutukan hilang, si biru muda akan meregang nyawa. Dia akan bangkit, suatu saat nanti."

Magician Alfred tersentak kembali dan segera menyalin ramalan itu, "Ada informasi lain?"

"Rin, Risa, Hugo, Wang Chu." kataku keras.

Satu per satu pendampingku muncul. Rin langsung menjerit jerit, "Pasukan Oriane di ufuk barat bergerak mendekat! Mereka mungkin ingin menguasai sungai!"

"Kurasa tidak, Rin. Seluruh kaum Nymph disitu tidak akan membiarkannya." kata Risa.

"Jadi yang akan kita lakukan adalah membiarkan atau mendesak mundur?" tanya Hugo.

"Mendesak mundur, tentu. Qilin sepertiku mereka segani." kata Wang Chu.

Azura tersenyum, "Aku percaya pada kalian, Kawan - Kawan."

'Azura POV'

Aku dan Frank berada di kamar, mengemasi semua bajuku, mengambil flute-ku, lalu menulis surat kepergian, dan menitipkan sebuah surat untuk Alex. Aku sudah siap menjawabnya,tapi aku harus pergi mengungsi daripada nanti aku terbunuh. 

Frank memberiku sebuah tongkat sihir yang kemarin harusnya diberikan padaku kalau aku tidak sakit. Bentuknya cantik tongkat hitam panjang dengan batu aquamarine biru di ujungnya. Kami dibawakan sepaket buku mantra dan ramuan untuk dipelajari, serta sebuah sapu deluxe yang paling cepat. Selain itu, kami akan tinggal di gubuk di Hutan Fidelus, yang disediakan Hugo, hitung - hitung demi keamanan dan pencarian Queensha. Sementara Wang Chu memukul mudur pasukan Oriane, aku, dicap sebagai Ariane baru, pergi ke Hutan Fidelus.

Aku sudah siap. Inilah saatnya. Aku akan pergi, dan akan aman. Semua ini demi orang yang kusayangi. Demi dunia sihir, dan demi sekolahku.

Akulah sang pemimpin penyihir yang baru.

Magical World-The Bleu FantasyWhere stories live. Discover now