Latihan dan Kencan (2)

463 32 0
                                    

'Azura POV'

Aku memanggil Hugo dan menaiki serigala besar itu. Memang keren, menaiki serigala raksasa. Rasanya seperti menaiki seekor singa atau jaguar! Aku mengorek informasi dari Hugo, "Jadi, Hugo, bagaimana keadaan sekolah?"

'Baik. Semuanya lancar, mereka menghentikan pelajaran demi bersiap bertarung. Menurut Wang Chu, Oriane memundurkan serangan hingga 3 bulan lagi. Oh, dan Alex merana. Aku melihatnya menangis.' jawab Hugo lewat pikirannya.

"Ah, tidak usah diomongin. Jadi bagaimana keadaan kamp Oriane?" tanyaku balik dengan gusar.

'Oh, tidak ada masalah. Kau kusarankan membuat pembalut luka sihir sebanyak mungkin dan penawar racun. Seisi Magical World bersekutu untuk melindungimu...' jawab Hugo.

 Melindungimu... melindungimu... melindungimu...

"Tapi aku pemimpin mereka! Harusnya aku yang melindungi mereka!" kataku. 

Hugo menggeleng, 'Justru karena itu, kau harus tetap hidup, supaya Magical World tidak hancur!'

Aku berkata pada Hugo lirih, "Tapi, Hugo... aku merasa bagai aku tidak berguna. Aku seperti orang lemah dan penakut."

Hugo tertawa, 'Tentu tidak. Aku tahu kau selama ini berlatih bersama Frank. Dia punya perasaan untukmu dari pikiran yang kubaca. Tapi, yah, aku tak mau memberitahumu beberapa info lain tentang dirinya. Dia akan memberitahu sendiri. Selain itu, menurut pikiran yang kubaca, dia akan melatih semua elemen.'

"Apa?!" teriakku frustasi. "Dia gila! Ada berapa elemen di dunia sihir?"

'Rata - rata ada 4 elemen dasar. Api, angin, air, dan tanah. Tapi, kalau dia akan mengajarimu semua elemen, dia berarti juga mengajarimu ilusi, es, alam, logam, waktu, listrik, suara dan cahaya.' jawab Hugo.

Aku menghitung dalam hati, api, angin, air, tanah, ilusi, es, alam, logam, waktu, listrik, suara, cahaya...tunggu, sebelas? Ya ampun, dia gila! "Ajari aku membaca pikiran manusia." pintaku.

'Oh, tidak bisa, Nona. Hanya hewan sihir yang bisa melakukannya.' jawab Hugo setengah mengejek.

"Kalau begitu, beri aku sedikit kekuatanmu." kataku. 

Tiba - tiba kekuatan baru muncul, berdegup di jantungku begitu saja. Aku merasakan arti kekuatan itu-Mind Reader. Hugo berkata, 'Pakai di saat kau bersama Oriane saja. Kau tak boleh memakainya pada Frank. Sudah kupasang segel agar Mind Reader ini bereaksi pada kegelapan Oriane.'

Aku tertawa, "Baiklah. Itu sudah sampai di depan. Terimakasih, Hugo. Tolong jaga sekolah!"

Di depanku sudah ada rumah pohon kecil. Aku segera menuju rumah pohon itu dan masuk. Kali ini, aku meneliti foto berbingkai milai Ariane dan Oriane. Oh... Tunggu. Apa ini? Foto siapa?

Itu adalah foto yang cantik. Ariane, Oriane dan...gadis berambut bleu foncé. Aku mengernyit. Matanya yang indah...itu mata...

Ting tong! Ting tong ting tong! Ting tong!

Aku terkesiap dan mengambil foto itu dari bingkai dan memasukannya ke saku, lalu membuka pintu. Oh, ternyata Frank. Ya ampun...

Dia tampak lebih rapi, dengan rambut putih es jabrik dan mata bleu foncé yang berkilat - kilat, serta jaket bertudung biru dan celana hitam, dilengkapi...jubah? Dia sudah jadi Magician?

"Kau sudah jadi Magician?" tanyaku takjub. 

Dia menatapku sinis, "Kalau aku belum Magician, buat apa aku menemanimu disini?"

Aku termenung, "Apa menurutmu aku bisa jadi Magicy?"

Frank menggeleng, "Ariane tidak bisa berhenti di Magicy."

Magical World-The Bleu FantasyOnde histórias criam vida. Descubra agora