• 17

6.3K 1K 358
                                    

Jennie sedang menuju rumah sakit jiwa bersama Nayeon, Jisoo, Bona, Minhyun, Bobby, dan Joshua. Di dalam mobil Nayeon sibuk mengirim pesan pada Ibu Yerin tentang perkembangan putrinya itu.

Sungguh mengherankan, sebelumnya Yerin dikatakan nampak biasa. Tidak ada yang berubah, tapi lima hari sebelum ia dimasukan ke rumah sakit jiwa, Yerin terus menangis memanggil nama Bastian.

Bahkan terkadang nama Jennie terselip di dalamnya. Yerin sering bergumam tidak jelas seolah ia sedang mengobrol dengan seseorang. Dan tebak siapa? Yap Taehyung.

Semakin lama Yerin semakin brutal, yang membuatnya harus dibawa ke rumah sakit jiwa.

Setidaknya itulah yang diceritakan oleh Ibunda Yerin ke Nayeon kemarin siang.


Jennie sedari tadi diam, karena memikirkan video tadi. Entah kenapa ia yakin itu adalah video yang direkam di hari yang sama saat kematian Taehyung.

"Jen!"

Panggilan Jisoo membuyarkan segala lamunannya. Jennie tersenyum canggung, ketika semua mata terarah padanya, kecuali Minhyun yang sibuk menyetir.

"Ya?" jawab Jennie.

Nayeon menghela nafas. "Lo dengerin gue engga?"

Jennie tak mungkin mengangguk, karena ia tak mendengarkan apa-apa sejak tadi. Jadi ia menggeleng kecil.

"Lo ngelamunin apa sih?" tanya Jisoo yang hanya dijawab senyum kecil oleh Jennie.

"Jadi gue rasa Yerin ini masih nyimpen sesuatu yang belum dia bilang ke kita tentang Bastian," kata Nayeon.

"Makanya dia jadi gila?" tanya Joshua.

"Bisa jadi,"

"Entah kenapa gue ngerasa kita makin deket sama jawabannya," ucap Bobby sambil tersenyum.

Bona yang duduk di sebelah Minhyun yang menyetir, menoleh ke belakang. "Tenang, lo engga sendiri,"








Setelah mereka sampai, mereka langsung menuju administrator, untuk mendata kunjungan.

Sayangnya yang boleh masuk ke ruangan hanya dua orang, ini demi kenyamanan pasien. Mereka memilih Jennie dan Nayeon untuk kesana.

Jadi berakhirlah Jennie dan Nayeon ditambah petugas rumah sakit mengantar mereka ke ruangan Yerin.

Nayeon meminta Jennie yang berbicara kepada Yerin saat mereka di dalam ruangan isolasi itu.

Nayeon tertegun melihat Yerin yang jauh dari Yerin sebelumnya. Ia mengenakan pakaian pasien, rambut panjangnya berantakan dan kusut, matanya kosong, dan ia terus menerus menggigiti kukunya.

Setelah petugas mengarahkan Yerin untuk duduk, berhadapan dengan Jennie, ia mundur dan mengawasi dari belakang.

Pandangan Yerin tak fokus, matanya bergerak ke kanan, kirin, atas bawah, kadang dengan cepat kadang perlahan.

Jennie menelan ludah kasar, lalu tersenyum.

"Kak Yerin, lama engga ketemu. Ini aku Jennie, sepupunya Bastian," kata Jennie membuka percakapan.

Sesuai dugaan, Yerin tak memperhatikan apapun.

"Aku turut prihatin," lanjut Jennie, kemudian menatap cincin yang dipakai Yerin. Ia ingat cincin itu.

"Cincin itu.. Yang dikasih Bastian kan? Hehehe tau engga kak Bastian bolak-balik nanya aku apa cincin itu muat di jari kakak atau engga,"

Masih belum ada respon dari Yerin, tapi Jennie tidak menyerah.

15 Second Video » Jennie✔Where stories live. Discover now