| masa itu

5.2K 873 87
                                    

random chapter lagi yaw, biar engga tegang terus. Ini masa-masa pdkt yaw









Mata gadis itu meneduh sambil menatap keluar jendela. Tetesan air yang membasahi jendela perpustakaan menghangatkan pikirannya. Gadis itu sangat suka ketenangan seperti ini.

Kecuali seorang pemuda yang baru datang dengan pakaian ospeknya, duduk di sebelah gadis bernama lengkap Jennie Kartika Surya.

Pemuda itu sengaja datang ke SMA untuk membuang rindu dan melegalisir ijazah sebenarnya.

Taehyung Bastian Surya, menyenderkan kepalanya di punggung sepupunya itu.


"Eh anjing si tolol ngacir ke kantin," gerutu Bastian yang sedang melihat instastory di hapenya.

"Bahaso lo!" tegur Jennie sambil mencubit paha Bastian.

"Lo laper ga jen?" tanya Bastian.

"Kagak, gue mau makan di rumah," jawab Jennie sambil memasukan barang-barang pembinaan osn biologi nya.

"Ah lo mah ga asik," kata Bastian sambil berdiri dan memasukan hapenya ke saku celana.

Jemarinya merapikan rambutnya yang mulai memanjang. Memastikan bahwa penampilannya sudah bagus. Tapi ayolah, Bastian memakai pakaian lusuh acak-acakan juga masih tampan kan?


"Lo nganter gue pulang kan?" tanya Jennie sambil ikut berdiri.

"Engga lah, lo kan udah penjemput tetap," jawab Bastian sambil berjalan pergi dari perpustakaan.

Iya, Bastian pergi ke perpustakaan hanya untuk menemui Jennie, dan bermalas-malasan di punggungnya.

"Bastian!" panggil Jennie kesal karena ditinggal begitu saja.














Melihat Bastian yang pergi ke kantin, membuat Jennie bergerutu dan memilih menunggu di depan kelas XI Ipa yang posisinya berhadapan dengan gerbang sekolah.

Hujan masih mengguyur, dan masih banyak siswa-siswa sekolah yang berada di kelas menunggu hujan reda. Tapi hari ini Jennie ingin pulang cepat untuk membantu Mama nya.


"Ah Bastian sialan!" gerutunya sambil mengambil hape dari tas.

Ia berniat untuk me line Doyoung, memastikan pemuda itu masih di sekolah. Lumayan untuk diajak nebeng.

Tapi begitu tangan Jennie menyalakan hape, matanya terpaku pada seseorang yang baru saja keluar dari mobil di seberang sekolah. Pakaian ospeknya nampak basah, walau sudah tertutup oleh jaket.

Pemuda itu menoleh ke kiri dan ke kanan untuk menyebrang, kemudian berlari ke arah Jennie yang masih diam menatapi betapa tamannya pemuda itu di guyur hujan.

"Hei," panggil pemuda itu sambil tersenyum kecil, dan ikut berteduh di sebelah Jennie.

Jennie memalingkan matanya yang terasa tersedot oleh sorot tajam mata pemuda bernama Taeyong Nugraha.

"Lama ya? Tadi di kampus hujannya deras banget," kata Taeyong sambil mengacak rambutnya yang basah.


Jennie tertegun. Lalu kalau hujan kenapa pemuda ini masih mau menjemput? Kenapa pemuda ini malah tetap menjemput disaat jarak kampus dan sekolahnya jauh? Kenapa ia tetap mau walau harus memutar arah?



Jennie tak mengerti.



Padahal kemarin-kemarin pemuda itu mengacuhkannya begitu saja. Bahkan saat ulang tahunnya, Taeyong tak mengucapkan apa-apa. Pemuda itu seolah menghilang ditelan bumi begitu lulus SMA.




"Yuk pulang," ajak Taeyong membuyarkan segala lamunanya.

"Ha— hah? Gila lo ya? Hujan bego," ucap Jennie ketus.

Dalam hati ia merutuk kenapa ia mengucapkan kalimat itu. Rasanya ia ingin segera keluar dari situasi ini.


"Ya terobos," jawab Taeyong santai tanpa memedulikan betapa ketus gadis di sebelahnya.


"Lagian seragamnya di pakek hari ini aja kan?" tanya Taeyong memastikan sambil membuka jaketnya.

"Ya trus kan tetep aja bas—"

"Paket jaket aku,"


Taeyong menyodorkannya pada Jennie, dan untungnya di terima oleh gadis itu. Jennie segera memakainya, walau ekspresinya menandakan ia tak mau dengan ide ini.


"Ya trus?" tanya Jennie kesal begitu selesai memakai jaket Taeyong yang kebesaran di badannya.

Jennie mengatupkan bibirnya saat Taeyong tiba-tiba menggenggam jemarinya.


"Gue hitung ya, satu dua—"

"Kak lo gila ya—"

"TIGA!!"




Taeyong menarik tangan Jennie dan berlarian di bawah hujan. Jennie sangat benci dengan kehujanan, tapi entah kenapa saat ini ia malah tertawa.

Taeyong menikmati bagaimana hujan membasahi wajah cantik gadis yang menjadi pujaannya selama setahun kurang.

Bagaimana mata gadis itu terpejam saat tetesan hujan mengenai kelopak matanya.

Taeyong tak tahu harus mengatakan apa.


Cantik.






Hingga akhirnya mereka berada dalam mobil dengan kebasahan. Taeyong segera mengambil handuk di belakang, sedangkan Jennie mengibas-ngibaskan tangannya yang basah.

Entah apa gunanya.


"Kak gue ga—"

Lagi-lagi Jennie dibuat diam oleh Taeyong. Tapi bukan dengan kata-katanya, tapi dengan perlakuannya.

Gadis itu merasakan sesuatu yang hangat menempel di pipinya yang dingin karena hujan.

Jennie tak berani menoleh apa lagi sekedar melirik karena sekarang ia benar-benar terpaku.


"Happy birthday, maaf telat,"


Ucapan lembut dari Taeyong terdengar saat bibirnya sudah tak menempel pada pipi Jennie yang gembil.

Jennie masih diam dengan segala debaran jantungnya, dan Taeyong berusaha mengeringkan rambut Jennie yang basah dengan handuk. Tapi manik mata Taeyong fokus memerhatikan wajah Jennie yang memerah.




"Kamu cantik, aku suka,"









••

PYAR AMBYAR DIRIKU

Kalian semua harus berterima kasih pada Bastian.

Bagi aku Taehyung dan Jennie disini adalah saudara, bye.

Bagi aku Taehyung dan Jennie disini adalah saudara, bye

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







15 Second Video » Jennie✔Where stories live. Discover now