• Dongeng 2

3K 488 38
                                    

Kemudian yang dilakukan Rapunzel tiap malam adalah menatap bintang dan bulan. Ia kesepian. Sampai suatu hari ketika salju pertama turun...

"Apa yang kau lakukan, anak kecil?" Tanya suara itu. Rapunzel berbalik, mencari sosok dari pemilik suara. Tapi ruangan itu kosong dan hanya ada dirinya.

"Kau ... siapa?" Tanyanya, ragu dengan menahan ketakutannya.

Perlahan angin di sekitarnya berkumpul menjadi putaran kecil, kemudian lelaki berjaket biru gelap dan celana cokelat muncul. Senyumnya jail dan ia bersandar pada tongkat panjangnya, "Aku? Si pengumpul mimpi anak-anak. Jack Frost."

"Ey! Bu! Itu cerita yang berbeda! Bagaimana bisa ibu menggabungkan The Rise of-"

"Haish! Jangan memotong!"

Lisa tersenyum, "Jadi, lanjutkan jangan?"

Yang lain melirik pada David yang kini diam sambil misuh, "Lanjutkan." Ujarnya kemudian Lisa mengangguk dan kembali melanjutkan ceritanya.

"Jack Frost?" Ulangnya dengan mata berbinar.

Lelaki itu mengangguk dan sejak saat itu mereka berteman. Jack selalu datang ketika musim dingin tiba. Mereka berteman, hingga Rapunzel berumur tiga belas.

"Ini adalah tahun terakhir kau melihatku." Ujar Jack.

"Kenapa?" Rapunzel bertanya, raut kesedihan tak dapat ia tahan.

Jack hanya tersenyum, "Karena kau sudah dewasa. Karena itu aku memberikan hadiah untukmu."

Jack memutar tongkatnya dan seekor kucing keluar dari sana. "Dia Leo dan saat ini akan menemanimu. Jangan khawatir, meski kau tak dapat melihatku, aku akan tetap melindungimu."

Dan Jack benar, tiap malam meski musim berganti ia selalu melindung Rapunzel. Bahkan, ia membawa Eugene--pencuri terkenal di kota--menuju menara tinggi  Rapunzel. Eugene yang menyelamatkan Rapunzel dan kemudian mereka hidup bahagia selamanya.

"Lalu bagaimana dengan Jack?" Hanna bertanya sambil memeluk boneka kelincinya.

Lisa menatap keluar jendela, hari ini salju pertama turun. "Jack selalu hidup dalam mimpi indah kalian. Jack yang menciptakan mimpi indah pada kalian, jadi kalian harus mengingatnya."

"Apa Jack itu ibu peri?" Haneul bertanya.

Josh langsung memutar manik matanya, "Dia laki-laki, Haneul. Berarti ayah peri."

Tawa tercipta di kelas tersebut. Lisa kemudian berdiri, "Nah, itu cerita untuk hari ini. Sekarang ayo berkemas untuk pulang!"

Seruan senang langsung terdengar. Lisa masih mengikuti langkah anak muridnya, sampai David berbalik ke arah Lisa. "Apa Jack kesepian?"

Lisa menggeleng pelan sambil berjongkok, "Selama ada yang mengingatnya tidak. Jack tidak akan kesepian."

David mengangguk setelahnya berlari menghampiri Hanna.

Lisa menyandarkan tububnya pada pintu. Yang murid-muridnya tak ketahui adalah kenyataan bahwa Jack pernah mencintai Rapunzel dan cinta itu tak pernah terbalas. Karena ketika jam berdetak pada angka 12.00 Jack menghapus ingatan Rapunzel tentangnya.

Sebuah kisah yang terlalu menyedihkan untuk diketahui anak-anak. Lisa melirik pada jam di pergelangan tangannya, "ah, aku terlambat." Ujarnya pelan kemudian masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya.

end

wkwkwk
ya intinya rapunzel ama eungene
jack frost jadi ibu peri ea ea ea
absurd ya? sama kaya otak w
-amel

Love PlaylistDonde viven las historias. Descúbrelo ahora