8 "Kabur"

710 123 27
                                    

Hyung, aku masih ingin mengajar. Tolong bantu aku untuk membujuk appa" pintanya sambil berjalan menuju kamarnya

"Kyu. Biarkan appa tenang dulu. Nanti, jika suasana hati appa lebih baik. Hyung akan coba bicara dengan appa" sahut Donghae.

Kyuhyun hanya bisa diam. Ia bingung ,apa yang harus dilakukannya agar ayahnya mau memberinya kepercayaan untuk memilih apa yang ingin dilakukannya, bukan selalu mengekangnya

-
-
-

Di panti Jompo

Jungkook tampak melamun sambil menatap ramen yang dibuat oleh Taehyung untuknya.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Jungkook?" tanya Taehyung dan menepuk pundaknya pelan.

"Ah. Tidak ada" bohongnya, lalu ia menyuap ramen yang masih panas ke dalam mulutnya.

Bruak!

Taehyung dan Jungkook menoleh ketika seseorang membuka kasar pintu kamar Taehyung begitu saja.

"Ada apa ahjussi?" tanyanya pada seorang pria paruh baya yang masuk ke kamarnya begitu saja.

"Halmoni-mu...dia mengamuk di kamarnya" ucap pria itu, dan reflek Taehyung beranjak kemudian berlari meninggalkan Jungkook sendirian di kamarnya.

Meski di sekolah, Jungkook memperlakukan Taehyung layaknya seorang suruhan, namun Jungkook peduli padanya, karena baginya Taehyung adalah salah satu sahabatnya selain Kyungsoo.

Jungkook ikut beranjak, dan ia mengejar Taehyung yang masuk ke dalam sebuah kamar, dimana terdengar suara histeris yang berasal dari kamar tersebut.

Jungkook mematung, ketika melihat nenek Taehyung yang berteriak meracau tak karuan sambil memukuli punggung Taehyung yang memeluknya erat.

"Halmoni. Tenanglah. Ada aku...ku mohon...tenanglah" pinta Taehyung yang berusaha tegar walau ia menahan airmatanya agar tidak jatuh.

Nenek Taehyung justru meremas lengan Taehyung hingga berdarah.

Tidak berapa lama seorang Dokter datang, dan Jungkook menepi ketika Dokter itu masuk, lalu memberikan suntikan untuk membuat neneknya Taehyung agar tenang dan tidak memberontak lagi.

Taehyung yang begitu menyayangi neneknya, ia mengecup hangat kening neneknya, kemudian ia mendekati Jungkook yang masih terdiam karena shock. Ia tidak menyangka, jika hidup sahabatnya justru lebih berat darinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung

"Justru aku yang seharusnya bertanya padamu, Taehyung. Apa...kau baik-baik saja?" tanyanya balik

Taehyung hanya tersenyum, kemudian ia merangkul pundak Jungkook dan mengajaknya kembali ke kamarnya untuk melanjutkan makan mereka yang tertunda tadi.

"Habiskan makananmu" perintahnya

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Tae"

"Aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa menghadapi halmoni yang seperti ini" jawabnya

"Kau hebat. Jika aku jadi dirimu. Aku tidak tahu, apakah aku akan sabar sepertimu"

"Jungkook~ah. Kau jangan pernah berpikir untuk menjalani hidup seperti orang lain. Tuhan memberikan setiap ujian untuk melatih kesabaran hamba-nya. Melatih...bagaimana dengan kejadian yang terjadi dalam hidupnya, apakah mampu membuatnya menjadi dewasa, atau justru membuatnya semakin tidak bisa mengontrol emosinya"

"Maksudmu?" tanya Jungkook yang merasa tersindir akan perkataan Taehyung barusan.

"Masalahmu dan masalah hidupku berbeda. Aku memiliki masalah dimana halmoni-ku menderita Alzheimer dan sewaktu-waktu akan histeris karena ia berhalusinasi ,bahkan halmoni sudah tidak mengenaliku lagi. Sedangkan masalahmu, adalah appa-mu yang selalu menyalahkan dirimu. Cobalah...kau belajar untuk memahami appa-mu. Bisa saja...sebenarnya appa-mu justru menyayangimu, hanya saja sikap yang ditunjukkan padamu itu salah"

"School" (SJ,EXO,NCT,BTS,GC.SK,W1)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ