14"Kalian adalah tanggung jawabku"

595 101 24
                                    

"Kau anak pembawa sial!!  Anak bermasalah!! Aku tidak sudi memiliki anak sepertimu!!  Pergi kau dari rumah ini!!! " usir sang ayah padanya.

"Appa. Tolong jangan seperti ini.  Berikan Jungkook kesempatan untuk berubah " pinta Seokjin padanya.

"Kesempatan!!  Appa sudah berkali-kali memberinya kesempatan. Tapi apa yang dia lakukan!  Dia selalu memberi appa masalah!!" jawab sang ayah dan menatapnya penuh kebencian.

"Appa tidak perlu khawatir. Aku akan pergi dari rumah. Seperti yang appa inginkan" jawab Jungkook.

"Appa juga tidak akan pernah melihatku lagi." sambung Jungkook.

Seokjin memeluk adiknya, " Jangan pergi, Kookie" pinta kakaknya.

Jungkook melepaskan tangan Seokjin yang memeluknya, "Maaf hyung. Aku harus pergi" ucapnya dan ia melangkah untuk mengambil kedua kopernya.

Jungkook hanya tersenyum pada kedua kakaknya.  Yoongi menahan tangan adik kecilnya,  dan ia menatap tajam sang ayah, "Jika appa mengusir Kookie dari rumah.  Maka aku juga akan pergi dari rumah ini" ancam Yoongi pada ayah mereka.

"Aku juga" itu suara Seokjin yang juga memegang tangan kiri adiknya.

"Hyung..." ucap Jungkook merasa bersalah pada kedua kakaknya.

"Kenapa kalian selalu membela anak sial itu?!  Dia selalu membuat masalah!  Masalah dan masalah!!"

"Karena Jungkook tidak bersalah atas kematian eomma!! Sudah cukup. Appa selalu menyalahkannya!" Yoongi mempererat genggaman tangannya pada sang adik.

"Pergilah!!  Jika kalian tetap membelanya!! Tapi jangan harap sepeserpun uang dari appa!" usir sang ayah yang tetap keukeuh dengan pendiriannya.

"Baik. Kami pergi" sahut Yoongi. 

"Kami tidak akan membiarkanmu sendiri, Kookie" ucap Seokjin padanya.  Jungkook terharu,  karena kedua kakaknya sangat peduli padanya.

"Ayo kita pergi" itu suara Yoongi. Dan Seokjin menenteng kedua koper milik adiknya. Mereka berdua tidak tega jika sang adik hidup sebatang kara tanpa ada yang menjaganya. 

Jungkook seharusnya senang karena ia harus meninggalkan rumah tersebut. Namun, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia tidak ingin pergi meninggalkan sang ayah. Bagaimanapun sang ayah memperlakukan dirinya tidak baik, namun ia sangat dan sangat menyayangi ayahnya.

-
-
-

Ruangan kamar ini bernuansa abu-abu gelap dan putih. Kyuhyun enggan tidur di kamarnya, ia lebih memilih kamar sang kakak. 

Donghae yang baru saja selesai mandi, ia tersenyum ketika memandangi adiknya dengan setelan piyama hitam putih bergaris,  tengah duduk di atas kasur empuknya. 

"Ada apa? Tumben..." ucapnya dan berjalan mendekatinya, lalu duduk di sisi kirinya. 

"Aku boleh tidur di sini?" tanyanya.

"Tentu saja boleh, adikku yang tampan" sahut Donghae dan mencubit gemas pipi adiknya.

"Aku sedang malas tidur sendiri. Mumpung hyung tidak lembur. Hehehe"

"Tidurlah. Kau pasti sudah mengantuk. Besok kau harus mengajar kan?"

"Iya." jawabnya, lalu Kyuhyun merebahkan tubuhnya.  Ia menatap langit-langit kamar kakaknya.

"Apa lagi yang kau pikirkan?" tanya Donghae yang kini menyamakan posisinya seperti sang adik.

"Aku berpikir... Apakah besok mereka akan melakukan sesuatu lagi padaku? " gumamnya.

"School" (SJ,EXO,NCT,BTS,GC.SK,W1)Where stories live. Discover now