11'

4.2K 528 46
                                    

.
.
.
.
.
.

Jaemin dengan santainya memasuki area hotel. Suasana hari ini terasa sangat cerah. Jaemin tak ingin mengambil hotel dekat pantai. Membosankan. Lebih baik dipusat kota, agar ia bisa lebih mudah menggapai tempat-tempat wisata.

Baru saja Jaemin akan check in, sebuah tangan menggenggam tangannya dengan sangat erat. Saat Jaemin menarik tangannya, ia malah mendapatkan tatapan tajam oleh orang itu. Jaemin memang tidak terkejut lagi dengan siapa yang dihadapannya sekarang. Karena saat naik pesawat, ia malah bersebelahan dengan si pengganggu ini. Sial.

"Lepas, sialan!" Geramnya. Mark menggeleng dan menarik Jaemin menuju Resepsionis, melakukan cecking dan kembali menarik Jaemin dengan paksa.

"Apa-apaan, sih? Lepas!!!"

"Udah, diem. Kamar lo bareng sama gue. Lucas yang ngatur" Jaemin menatap Mark dengan tidak percaya. Mulutnya terbuka lebar, tepat saat Mark baru saja membuka pintu kamar mereka berdua.

Lucas memang sudah menyiapkan, Luxury Suites Room yang paling terbaik. Lengkap, nyaman dan yang paling Mark favoritkan adalah... kedap suara. Thanks, to Lucas.. karena segalanya sudah tersedia disini. Lucas memang benar-benar tahu apa yang diinginkan sahabatnya. Simple, but elegant. Pemandangan yang diberikan juga cukup menakjubkan dan membuat Mark merasa puas.

Mark menyuruh Butler untuk menaruh koper Jaemin dan miliknya di sudut ruangan. Setelah Butler itu pergi, Jaemin segera melayangkan protesnya.

"Gak gak gak! Gue kesini buat liburan sendiri! Inget SENDIRI!!!!!! Gak ada pake acara sekamar-sekamar! Lepasin tangan gue! Gue mau mesen kamar sendiri! Awas!!" Mark tetap menatap Jaemin dengan tatapan datarnya. Saat Jaemin akan menggigit tangannya, segeralah ia menarik Jaemin mendekat padanya.

"Berisik" tentu Mark dengan cepat meraup bibir manis yang tak berhenti protes itu. Mecium dengan lembut namun masih terkesan agresif. Membuat Jaemin kewalahan, ia masih terkejut.

Jaemin benar-benar menginginkan liburan yang menenangkan, sendirian. Bukannya liburan bersama seseorang! Jaemin benar-benar berharap, bahwa liburannya tidak seperti liburan sepasang kekasih. Ia ingin liburan santai dan bebas. Bukannya dikekang dan diikuti kemanapun. Jaemin benci itu.

Siapa sangka, lambat laun Jaemin semakin terbuai dengan ciuman Mark. Ia ikut membalas dan mengalungkan tangannya di leher Mark. Sungguh, ini bukanlah gaya Jaemin. Biasanya, para wanitalah yang melakukan hal ini padanya.

Jaemin yang selalu memanjakan para kaum hawa dengan tingkahnya. Namun, saat ini dirinya yang dimanjakan, dan rasanya.. heum.. ya.. menarik. Menarik untuk dilanjutkan, bukan?

Mark merasakan bahwa Jaemin sudah masuk sepenuhnya kedalam permainan bibirnya. Ia bersorak penuh kemenangan dalam hati. Mengabaikan jantungnya yang berdetak sangat cepat dan terasa seperti ingin melompat keluar. Ciuman ini terlalu mengasyikkan untuknya.

Mark mengangkat Jaemin dan menggendongnya seperti Koala. Ia menikmati gaya ini, dimana kedua tangannya bisa dengan bebas meremas ass milik Jaemin. Dan mendengar Jaemin mendesah tertahan itu menyenangkan.

Jaemin mengelus lembut rahang Mark dan terus memperdalam ciumannya. Baru pertama kali dalam hidupnya, Jaemin membiarkan bibirnya di dominasi oleh orang lain. Dan Jaemin tak menyesal, ia menikmatinya.

Ciuman Mark turun ke area lehernya. Mark memang tak menciptakan bite mark, but he make kiss mark in everywhere. Menjilati leher jenjang itu, dan terus menggoda Jaemin dengan mengigit cuping Jaemin. Jaemin sendiri tengah berusaha menahan desahannya. Ass-nya benar-benar dimainkan oleh Mark terus-terusan, itu membuatnya tak kuat lagi menahan desahan.

"Ahhhh... Markh.. no.. ahhh" Mark membawa Jaemin menuju kasur dan menjatuhkan Jaemin disana, tanpa menjauh dari Jaemin se-meter-pun.

Jaemin masih tetap mengalungkan tangannya dileher Mark. Ia menatap Mark dengan lebut, memajukan kepalanya dan mencium bibir Mark. Tak akan mungkin Mark menolaknya, dan Mark bernar-benar tak akan membiarkan Jaemin mendominasi.

Kedua tangan Jaemin sudah mulai bergerak liar di dada Mark. Namun Mark segera menangkap kedua tangan itu, dan menelikungnya diatas kepala Jaemin. Seketika Jaemin segera melepaskan ciumannya sepihak.

"Kaaa" Jaemin tidak terima dengan tangannya yang ditahan oleh Mark. Lantas Mark terkekeh dan segera melepaskan tangan Jaemin. Setelah itu, kedua tangan Jaemin kembali melingkar sempurna di leher Mark.

"Hahaha" Mark tertawa gemas dengan tingkah Jaemin. Ia segera mendekatkan hidungnya dan hidung Jaemin, menggesek-ngesekkannya dengan gemas.

"Capek?" Jaemin mengangguk spontan. Mark memberikan kecupan pengantar tidur dan membaringkan Jaemin dengan benar. Jangan lupakan dengan sebelah tangan yang ia jadikan bantalan untuk Jaemin, dan sebelah tangannya lagi memeluk Jaemin dengan sangat erat.

"Sleep now, sweet"




TBC

Rasanya bernatakan deh.. terus alurnya kecepetan, ya gak??

Ntar chap selanjutnya ane usahain biar lebih slow -^-

TrapWhere stories live. Discover now