18'

3.5K 430 67
                                    

.
.
.
.
.
.

Haechan dengan santainya meletakkan nampan berisi minuman segar diatas kedua kaki Lucas yang berada di atas meja. Sedangkan Lucas tidak peduli, ia tetap dengan santainya memainkan game di handphonenya.

"Jadi menurut lo, ka Mark gimana?" Tanya Haechan sambil mengambil dua gelas minuman untuknya dan untuk Jaemin.

"Nyaman, tapi masih belum siap. Hati guenya belum sepenuhnya nerima. Lagian, bisa aja gue naksir sama boobs lagi" jawabnya dengan santai.

"Jaem, Mark baik kok. Dia ga mungkin main-main. Keliatan banget naksir berat ama lo. Pas itu lagi tidur di mobil aja mimpiin elo. Mana suaranya aneh lagi, hih, geli" Jaemin hanya terkekeh melihat ekspresi Lucas yang terbilang sangat dibuat-buat.

"Guenya belum, siap ka"

"Siap apa? Berkomitmen? Terus lo mau ga ada status mulu sama dia? Mau sampe kapan? Sampe lo bunting kek gue?!" Lucas terbatuk kencang mendengar ucapan sang Istri.

"Ya lagian gue ga mau nikah cepet-cepet. Nyantai aja kali. Dan, gue ga bisa punya anak inget? Gue laki coy!" Bela Jaemin. Jisung yang entah datang dari mana menampar pelan, sangat-sangat pelan pipi Jaemin.

"Ya, Abang emang laki, ka Haechan juga, tapi dia bisa melendung perutnya. Kalau ka Haechan bisa, kenapa Abang nggak?" Jaemin menatap malas adiknya itu.

"Karena, abang ga mau"

"Ck, Bang! Jisung pengen punya adekkkkk" rengeknya. Lucas dan Haechan terkekeh melihat wajah Jaemin yang benar-benar aneh. Ia sangat sulit menolak segala permintaan Jisung.

Jaemin sangat menyayangi Jisung, ia bahkan sering kali tak tega hati meninggalkan Jisung sendirian dirumah. Segala permintaan Jisung ia terima dan ia lakukan, balasannya Jisung akan semakin manja dan snagat menyayangi Jaemin. Namun, permintaan Jisung yang sekarang sangatlah membuatnya terjebak dalam lingkaran keputusasaan.

"Jisung, Abang belum siap punya anak. Kamu minta aja ke Papi kamu" Jaemin mengatakannya dengan sangat halus. Menolak permintaan Jisung itu susah. Hatinya akan teriris ketika melihat wajah kecewa Jisung.

"Tapi kenapaaa Abang?? Bayi kan lucu, Abang aja suka bayi." Jaemin menarik nafas.

"Jisung, sesuka-sukanya Abang sama bayi, Abang belum siap punya bayi. Lagian, Abang bukan ka Haechan yang spesial." Haechan dan Lucas hanya bisa diam melihat percakapan kedua J itu. Jisung yang lucu, dan Jaemin yang terlihat sabar menghadapi Jisung.

"Yaudah, Abang tinggal adopsi di panti asuhan." Dengan seenak jidatnya Jisung berkata demikian. Tanpa memikirkan bahwa otak Jaemin sudah penuh akan awan mendung, hujan, petir dan kegelapan.

"Kamu kenapa sih, Jisung?" Jaemin lelah menghadapi Jisung. Jisung tersenyum manis hingga kedua matanya terlihat seperti tertutup.

"Jisung capek liat Abang yang jomblo. Abang, nikah dong, biar Abang ga jomblo."

_____

"Jen"

"..."

"Jen"

"Hm?"

"Jen"

"Hah?"

"Jeno"

"Apa?"

"Lee Jeno"

"Apaa?"

"Lee Jenong!"



"APAAAAA!!??"

"Budek amat sih lo!"

"ELO YANG BUDEK! LO YANG PAKE HEADPHONE, ANYING!" Mark tertawa melihat wajah Jeno yang penuh emosi itu. Ia mematikan lagu yang masih mengalun ditelinganya.

TrapWhere stories live. Discover now