20'

3.3K 338 56
                                    


"Berhenti tersenyum konyol!" Kesal Jaemin dengan pipi yang mengembung lucu. Jangan lupakan rona merah yang menghiasi kedua pipinya yang putih itu. Mark terkekeh melihat ekspresi sang pujaan hati yang melelehkan hati.

"Jangan sok judes. Kamu ga bisa judes sama kaka" Mark mengatakan itu sambil mengelus helaian rambut halus milik Jaemin.

"Bisa aja!" Astaga, Jaemin benar-benar seperti anak kecil. Mark semakin terpikat dibuatnya. Oh ya, kalian tahu? Mark sekarang berada di kamar tamu milik keluarga Na. Ia dipaksa oleh sang ibu mertua agar menginap. Sebenarnya, tanpa perlu dipaksapun Mark akan dengan senang hati menerima ajakan tersebut, apa lagi jika dirinya diperbolehkan tidur di kamar Jaemin.

"Kamu ini kek anak kecil aja, tumben banget. Kenapa hm? Hamil anak kaka ya?" Pertanyaan Mark itu tentu saja mendapatkan jitakan yang amat sangat bermakna dari Jaemin.

"Jangan asal!" Kesalnya. Walaupun begitu, Jaemin mengambil posisi duduk diatas paha Mark dan melihat jidat Mark yang barusan ia jitak. Saat dirasanya sudah tak kenapa-napa lagi, Jaemin dengan senang hati memberikan ciuman manis di daerah yang ia jitak.

"Sumpah deh, Na. Tumben banget kamu gini. Kamu hamil ga sih?" Mark benar-benar tukang cari mati.

Jaemin menatap sang tunangan dengan kesal. "Udah lah, kaka pulang aja sana! Sebel aku liat muka kaka!"

"Tuhkan, kamu pasti hamil. Aku beliin testpack ya" Jaemin menatap Mark tajam. Mark memberikan senyuman polosnya yang sayangnya gagal. Karena senyumannya itu lebih mirip seperti om-om pedo dimata Jaemin.

"Hehehe. Bercanda sayang, astaga. Kamu serius banget sih. Lama-lama kamu beneran hamil. Nanti aku yang seneng, ada baby didalem sana"

Jaemin menarik nafas pelan.





"PULANG SANA! GUA GAK MAU NGELIAT MUKA LO LAGI! DIBILANGIN GUE GA BISA HAMIL, MASIH AJA ASAL NGOMONG! DASAR SINGA JADI-JADIAN!!!!!!!"


___ _ ___
















"Na.. masih marah?" Jaemin terkejut. Sejak kapan manusia singa ini menyelinap masuk ke kamarnya!?

"Ngapain kaka disini?!" Tanya Jaemin dengan nada tidak santai. Bukannya terlihat menakutkan atau terkesan judes, Mark malah melihat Jaemin sangat-sangat imut dengan kedua mata yang menahan kantuk dan bibir yang maju beberapa senti.

"Ga bisa dibiarin kalo gini" gumam Mark. Jaemin menatap tuangannya dengan heran.

"Mak-ahh.."

Reflek Jaemin meninju dada Mark pelan. Tangan Mark dengan bejatnya meremas miliknya. Jaemin menatap Mark dengan kesal. Sumpah demi Renjun yang tidak akan pernah jadi seme Jeno, Mark benar-benar menganggu waktu tidurnya. Dirinya ini sangat lelah dan Mark menghancurkan semuanya!

"Apaan sih ka! Aku capek! U-nyahhh.. aa... ka!"  Mark yang sebelumnya berada di depan Jaemin, kini beralih posisi menjadi dibelakang Jaemin. Keduanya dalam posisi tidur miring dan Jaemin berada didepan Mark sambil terus mendesah pelan.

Dengan ruangan yang gelap, hawa ruangan yang dingin dan jam yang sudah menunjukan pukul 1.23 subuh Mark semakin bersemangat untuk berkeringat bersama Jaemin.

"Kaa.." Jaemin merengek, ia ingin tidur dan sekarang rasa kantuknya itu sudah hilang entah kemana. Bergati menjadi rasa nafsu yang membara.

Mark mendekatkan bibirnya menuju leher belakang Jaemin, menciumnya dengan lembut, menggecapnya seakan Jaemin adalah sebuah hidangan pembuka dan menjilatnya seakan Jaemin adalah sebuah ice cream yang sangat pantas dijadikan dessert. Mark juga tidak lupa untuk terus memijat junior milik sang tunangan.

TrapWhere stories live. Discover now