dua belas | dia, kembali

90 21 0
                                    

"ALE?!"

Sabtu pagi Nayla disambut oleh sosok Aldebaran di depan pintu rumahnya, sambil memegang sebuah boneka beruang biru yang bener bener hug-able.

INI ALDEBARAN. ALDEBARAN ANTARIKSA. DI JAKARTA.

"Halo Nayla sayangg!!" sapa Ale sambil tersenyum lebar, kemudian menyerahkan bonekanya. "Ini buat kamu."

Nayla masih spechless. Pikirannya tentang Ale yang jalan bareng cewek lain di Bandung terlupakan dalam waktu sepersekian detik.

Yang ia pikirkan adalah—

"ORANG TUA KAMU EMANG NGEBOLEHIN KAMU KE JAKARTA?!" pekik Nayla tidak percaya.

Ale ngangguk. "Boleh dong. Susah sih, tapi ya aku paksa hehehe."

"Nay itu siapa—LOH ALE?!?!"

Ale menengok ke belakang bahunya Nayla, dan mendapati ibunya Nayla yang selama ini ia lihat lewat layar ponsel sedang berdiri dengan tampang terkejutnya.

"Pagi tantee," sapa Ale riang.

"Nay, kamu belum cerita soal aku yang.. itu?" bisik Ale ke Nayla.

Bayangan Ale dan cewek lain di Bandung kembali masuk ke otak Nayla. Gadis itu memutar bola matanya malas. "Belum."

Bunda-nya Nayla lagi lagi teriak. "AYAH!! AYAH SINI IH! INI ADA PACARNYA NAYLAAA YANG DI BANDUNG ITUUUUU. Ganteng banget loh Yah."

Akhirnya setelah berbincang-bincang ringan kepada ayah bundanya Nayla, Ale bisa bicara berdua sama Nayla di kamarnya.

Kamar Nayla kebetulan emang luas banget. Sampai ada sofa beserta  TV-nya. Ale baru nyadar Nayla itu holkay garis keras.

"Nay, sini dong kok jauh jauh," kata Ale dari sofa sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Nayla yang duduk di tengah kasur itu mengedikkan bahunya malas. "Ngga mau."

Ale ketawa melihat raut wajah Nayla yang masih ngambek tapi warnanya merah padam.

"Aku udah jauh jauh dari Bandung ke Jakarta. Sendirian. Masih marah sama aku?"

Nayla diem. Bener juga, seorang Aldebaran yang selalu ngga dibolehin pergi keluar kota sendiri sama orangtuanya akhirnya ke Jakarta cuma buat nemuin Nayla yang ngambek.

Sendirian.

Hal itu sebenernya udah bikin hati Nayla luluh. Tapi gambaran Ale dan seorang cewek ngga dikenalnya jalan bareng masih terbayang bayang.

"Yaudah, jelasin dulu," ujar Nayla singkat.

Ale tersenyum lebar. Setidaknya, Nayla memberi waktu Ale untuk menjelaskan.

Akhirnya cowok itu bercerita panjang lebar. Soal ibunya yang ulang tahun, dan dia ngga tahu mau ngasih apa. Akhirnya dia ngajak Anya, karena dia bener bener buntu. Dan juga soal hubungannya dengan Anya, yang hanya sebatas teman.

"Lagian Anya udah punya pacar, Nay."

Posisi Nayla yang tadinya di tengah-tengah kasur, duduk tegak dengan tangan bersilang di dada kini sudah berubah menjadi duduk di pinggir kasur sambil memeluk boneka beruang pemberian Ale.

"LAH SUMPAH?! Kok kamu ngajak cewek yang udah punya pacar sih?!" protes Nayla.

"Ya aku kan khilaf, Nay.."

"Terus pacarnya gimana?"

"Ya gitu, kayak kamu aja. Dia ngambek, tapi ngga tau kenapa dia ngga bar-bar gitu sama aku."

"Namanya siapa? Ganteng ngga?"

"HEH."

Nayla tertawa kecil. Gadis itu akhirnya turun dari kasurnya, melangkah ke arah Ale dan memeluk pacarnya itu erat.

let me love you ✔Where stories live. Discover now